Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Merpati yang Terpanah

8 Oktober 2020   09:44 Diperbarui: 8 Oktober 2020   09:54 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : Hamdiakhsanhikmah.blogspot.com

Sandyakala di Kadipaten Parang Garuda
III

Panglima perang yang dikomandoi Yuyu Rumpung, meneriakkan segala perintah persiapan untuk berkumpul di alun-alun Kadipaten Parang Garuda. Setiap prajurit akan berkumpul sesuai dengan kesatuan masing-masing. Pasukan infanteri merupakan ujung pasukan dan paling banyak hampir puluhan ribu berjajar dengan tegapnya berseragam merah menyala. 

Jikalau dilihat dari kejauhan bagai padang sabana yang sedang terbakar ditambah dengan bendera umbul-umbul yang merah menyala dengan lambing garuda di tengahnya terlihat brigade ini sangat ganas.. Pasukan infanteri pun terbagi lagi menjadi pasukan yang ahli dalam menggunakan tombak, kemudian ahli dalam menggunakan pedang, bahkan tidak jarang mereka pun pandai menggunakan kedua senjata ini.

Pasukan pemanah memakai pakaian yang bersamar dengan alam, seragam mereka loreng hijau dedaunan.  Bahkan sekilas jika dilihat dari kejauhan tidak tampak mereka ada karena selalu menyatu dengan pepohonan yang masih rimbun di hutan Parang Garuda. 

Pasukan berkuda sebagai pasukan pembuka sangat gagah penampilannya apalagi kuda-kuda yang khas di datangkan dari timur pulau Jawa, sangat besar ukurannya dibandingkan dengan kuda-kuda yang dibawa para pedagang sebagai penarik gerobak. Jumlah mereka hanya seribuan tetapi keterampilan mereka sangat luar biasa. 

Konon cerita pasukan berkuda ini dengan sangat cepat menghancurkan gerombolan penyamun yang ada di kedalaman hutan Suko kemudian pergi seperti angin. Pasukan paling belakang adalah pasukan gajah yang mengawal sang Adipati Yudhopati, hanya kadipaten Parang Garuda yang memiliki pasukan gajah yang berjumlah puluhan. Jikalau dibandingkan dengan Kadipaten Parang Soka kekuatan militer Parang Garuda lebih unggul.

Di antara pasukan yang telihat masih ada pasukan yang tersimpan, mereka  adalah pasukan sandiyuda, pasukan elit yang tidak terlalu tampak di antara pasukan yang ada namun mereka inilah sebenarnya yang sangat ditakuti. 

Sebagaimana kelompok yang tiba-tiba ada di wilayah kerajaan lain, menangkap orang yang dianggap penting atau berbahaya. Seperti dalang Soponyono, dengan mudahnya dapat dibawa kabupaten Parang Garuda. Namun yang pasti pasukan paling elit ini selalu ada di dekat adipati Yudhapati selama dua puluh empat jam.

Semua pasukan yang masih di barak ibarat berabagai hewan terbang, berhamburan sangat cepat tidak hiraukan kanan kiri karena sudah terlatih kapan dan di mana harus berkumpul. Semua hiruk pikuk keramaian di keraton itu tidak urung juga membuat penduduk di kota Parang Garuda juga berkumpul di pojok alun-alun, di pojok kampung, atau sekadar berbincang dengan tetangga sebelah.

Dan Pangeran Jasari hanya melihat dari balainya, memperhatikan  semuanya bahkan kejadian di ujung gandok yang masih gelap hanya lampu damar yang hampir habis getahnya meliuk-liuk tertiup angin pagi. Tidak luput dari pengamatannya.  Di sana para selir adipati tampak sangat sibuk, dibantu para dayang dan ahli masak kadipaten memasukkan perbekalan makanan ke dalam gerobak-gerobak makanan yang ditarik sapi.

****
"Tidak biasanya Kanjeng Adipati  mempersiapkan pasukan sebesar ini." Kata seorang warga yang kebetulan berada persis di luar gerbang keraton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun