.Pada tahun 2010 Publik Indonesia digemparkan dengan pemberitaan Verry Idham Henryansah alias Ryan, si Jagal dari Jombang. Dia membunuh secara sadis kemudian jasad korbannya dikuburkan di belakang rumahnya. Atas peristiwa itu Ryan di ganjar dengan hukuman ekskusi mati, meskipun hingga kini belum juga dilaksnakan karena menunggu keputusan grasi dari presiden.
Hampir satu dasawarsa kejadian serupa terulang lagi, namun berbeda tempat, nun jauh di sana. Di Manchester, Negeri Ratu Elizabeth seorang mahasiswa Indonesia yang  melanjutkan studi strata tiganya  yang sangat viral bernama Reynhard Sinaga. Bukan karena prestasinya tetapi karena kelakuan buruknya memperkosa lebih dari seratusan orang yang kebanyakan atau hampir seluruhnya adalah lelaki.
Sebenarnya kejadian ini sudah ada pada tahun 2017 dan perlakuan polisi di sana mungkin sangat hati-hati. Hingga tahun 2020 adanya suatu ketetapan bahwa Reynhardlah pelakunya, dan hingga hari ini pelaku yang kata Pramono Anung mencoreng wajah Indonesia telah ditetapkan sebagi tersangka dan mendekam di penjara Manchester. Dan mendapat ancaman hukuman seumur hidup. Bahkan pihak keluarga dari salah satu korban menginginkan pelaku tidak pernah keluar dari penjara.
Hanya saja sebagai bangsa, saya berharap adanya suatu pendampingan pada tiap jenjang hukuman. Agar hukum dapat diterapkan seadil-adilnya. Jika memungkinkan mendapat keringanan hukuman sebagaimana Ryan yang divonis mati namun hingga kini proses hukumnya tetap berjalan, yang menginginkan hukuman mati pada dirinya diperingan.
Dan suatu tindakan pemerkosaan di manapun juga adalah sudah masuk dalam wilayah kriminal. Baik korbannya atau lelaki atau pun perempuan. Sehingga harus diputuskan bersalah jika memang terbukti, atau dibebaskan jika tidak ada kesalahan.
Kehati-hatian itu didasarkan pada kenyataan bahwa perlakuan seperti sex menyimpang bukanlah sesuatu yang tabu di Negara Elizabeth, bahkan mendapat perlindungan. Namun ketika sudah dilakukan karena merasa ada suatu yang aneh dan terkesan merugikan atau membuat seseorang yang ditempatkan sebagai korban maka polisi pun akan mengusutnya.
Dan terbukti seluruh korban sebelum "dikerjai" Reynhard terlebih dahulu diberi semacam ramuan yang bisa menjadikan peminumnya pingsan dalam waktu yang lama.
Sebenarnya ada persamaan antara Ryan si Jagal dari Jombang yaitu, korbannya adalah lelaki. Namun yang menjadi pembeda adalah lelaki yang disukai oleh Ryan lebih banyak meninggal dunia. Sementara korban dari Reynhard masih hidup. Tentunya  motif tujuan dan perihal yang melatarbelakanginya pun pasti berbeda antara keduanya.
Latar belakang masa kecil yang kurang bahagia dan sering dimarahi oleh orang tuanya membuat Ryan tumbuh menjadi lelaki yang sangat tertutup bahkan jarang berkumpul dengan teman-teman sebayanya membuat dirinya memosisikan sebagai lelaki yang harus mencapai kebahagaiaan dengan mendapatkan materi yang lebih daripada yang dilihatnya.
Sementara itu Reynhard seorang lelaki yang tumbuh dengan segala kecukupunnya. Sebagai anak pengusaha sawit hampir dipastikan kemewahan materi bukan hal yang sulit. Dan mungkin bisa dilihat pada usia hampir 36 tahun melanjutkan kuliah S-3, tanpa ada kejelasan pekerjaan. Sementara dia cukup nyaman tinggal di apartemen dengan segala fasilitasnya, bahkan diketahui tiap pekan dirinya sering keluar ke tempat tongkrongan untuk berkencan atau mencari target  lelaki yang akan menjadi calon korbannya.
Jika melihat latar belakang antara Ryan dan Reynhard jelas berbeda yang satu tumbuh dalam serba kekurangan sementara lainnya berkembang dalam kemewahan. Namun keduanya sama-sama mempunyai perilaku menyimpang dalam orientasi sex. Dorongan itu menurut para ahli merupakan bentuk pembuktian kekuasaan dirinya pada orang lain.
Dorongan pembuktian bahwa dirinya bisa menguasai orang lain terlebih pada pasangan sejenisnya bisa dikatakan sebagai orang yang berbeda pada lazimnya. Jikalau Ryan membuktikan dirinya bisa menguasai harta korban yang sebelumnya dikenal diberbagai tempat kemudian diajak ke rumahnya di Jombang kemudian dihabisi. Jikalau Reynhard dapat mengajak kenalannya kemudian diberi ramuan setelah pingsan nafsunya dilampiaskan.
Dan perbedaan yang paling mencolok adalah puncak kepuasan. Jikalau Ryan tega menghilangkan orang lain kemudian menguburnya. Reynhard mengabadikan perbuatannya lewat piranti perekamanya. Ada seribu limaratusan kejadian yang disimpannya dalam berbagai bentuk. Bisa ditarik suatu penggambaran betapa imajinasinya sangat gila dalam hal ingin pembuktian kalau dirinya bisa menguasai orang lain dan memperlakukannya sesuai dengan hasratnya.
Pada umumnya bentuk penyimpangan perilaku sex yang menyukai hubungan sejenis baik lesbi, homo heterosexual  belum banyak yang menerima. Jikalau ada yang berkecenderungan menerima keberadaan mereka disebabkan suatu bentuk rasa kemanusiaan semata. Namun pada umumnya masyarakat Indonesia belum menerima sepenuhnya  keberadaan mereka. Sehingga acapkali pergaulan golongan ini menjadi topscreet pada komunitas mereka saja.
Ryan maupun Reynhard menurut pihak kepolisian yang menangani kasusnya adalah sosok-sosok yang sangat berbeda dengan bentuk fisik yang dimilikinya. Keduanya terlihat sangat santun, lemah lembut dalam bertutur sapa, dan gesture yang ditampilkan selalu menawan. Bahkan ada yang mengatakan wajah Reynhard cenderung innocent, baby face, wajah khas Asia, dan berbagai jenis sebutan yang menyebutkan kalau dirinya memang seseorang yang pantas untuk disenangi. Â
Dengan anatomi yang demikian bisa dibilang sangat menarik tidak hanya para kaum hawa namun kaum adam pun yang mempunyai kecenderungan berbeda orentasi sex akan sangat mudah tertarik. Karena sebagian besar korban "dikerjai" di apartemen Reynhard. Ataukah memang demikian harusnya seperti lampu yang dapat menarik rama-rama untuk mendekati kemudian terbakar bersama apinya. Wassalam
Pati, 9 Januari 2019
