Malam ini langit tak berbintang, rembulan bersembunyi tenang. Hawa gerah datang menghampiri. Kaki-kaki manusia melangkah pelan, mengenakan busana muslim lengkap dengan kopiah di atas kepala. Mereka menembus terang setengah gelap menuju rumah bapak H. Mahfudh. Rupanya ada acara walimatus syukur atas kepulangannya dari  Makkah dan Madinah untuk menjalankan rukun Islam ke-5.
Acara di awali dengan kirim pahala surat Al Fatihah kepada ahli kubur-ahli kubur, kemudian dilanjutkan tahlilan dan berdoa yang dipimpin langsung oleh Pak Kiai Lutfi. Setelahnya, ada sambutan dari sohibul bait, dalam hal ini adalah Bapak H. Mahfudh.
Beliau mengutarakan ucapan terimakasih kepada semua jamaah yang hadir, sebab dengan doa-doa yang tulus yang keluar dari lisan-lisan mereka, menjadi kekuatan bagi Pak Mahfudh bisa berangkat haji. Sejak keberangkatan hingga kembali ke Indonesia diberikan kelancaran dan juga kemudahan, serta keselamatan.
Ada sepenggal kisah yang disampaikan oleh Pak H. Mahfudh di rumahnya. Kisah ini cukup menarik untuk disimak. Ada orang asli Kota Kendal berangkat haji. Ketika berada di Makkah ia bertemu dengan orang yang mengakui dirinya asal Kota Sleman, Bantul Yogyakarta. Mereka berdua saling ngobrol dan merasa nyaman sehingga terjalinlah persahabatan. Padahal sebelumnya mereka tidak saling kenal. Seorang bapak yang asli dari Kota Sleman itu sempat memberikan alamat lengkapnya beserta nomor telpon yang bisa dihubungi. Ia menyarankan kepada teman barunya yang asli Kendal itu untuk mengunjungi rumahnya sepulang haji.
Benar, sepulang dari ibadah haji, seorang bapak asal Kendal  tersebut pergi mengunjungi teman barunya  saat masih di Makkah di Yogyakarta. Orang ini datang sesuai alamat yang sempat diberikan kepadanya. Ia pada akhirnya bertemu dengan pihak keluarganya. Dan ia kaget bukan kepalang, ternyata orang yang ia cari sudah meninggal 4 tahun yang lalu. Padahal saat ibadah haji ia sempat bertemu dan ngobrol santai begitu lama.
Dari sepenggal kisah ini, Pak H. Mahfudh menyampaikan, bagi kita yang umurnya sudah mencapai 60 jangan pesimis apakah dengan menunggu antrian haji yang masih lama kita masih bisa hidup atau tidak.  Jika pada kenyataannya selama  kita hidup, belum pernah sampai sana. Asal ada niat dan tekad yang kuat untuk berangkat haji, maka Allah akan menghajikan kita dengan caranya Allah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI