Mohon tunggu...
Nurul Hidayah
Nurul Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hallo

Bersyukur itu indah

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Tradisi Mapak Poso di Dusun Karang Anyar

1 April 2022   11:02 Diperbarui: 1 April 2022   11:13 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai macam bangsa, suku, bahasa, adat istiadat atau yang disebut dengan kebudayaan. Kebudayaan juga termasuk identitas suatu bangsa yang harus dihormati, dihargai, serta dijaga agar tidak dilupakan atau hilang begitu saja. Karena kebudayaan itu sudah ada sejak zaman nenek moyang.

Dalam acara kebudayaan tersebut tentunya di setiap wilayah mempunyai berbagai adat yang tentunya banyak perbedaan pada tiap-tiap wilayah. Seperti istiadat menjelang datangnya bulan suci Ramadhan yang biasanya diadakan di salah satu wilayah Dusun Karang Anyar, Desa Sidomukti, Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban.

Kebudayaan yang dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadhan itu salah satunya adalah acara hajatan dimana pada nasi yang akan dibawa ke tempat hajatan itu terdapat simbol atau makna dari acara tersebut. Hajatan tersebut dilakukan sebelum waktu bulan nisfu sya'ban dan sebelum acara hajatan ketupat yang dilakukan di musholla atau masjid. Biasanya acara ini dilakukan sebulan sebelum datangnya bulan suci ramadhan.

Acara ini dilakukan sehabis maghrib dengan bapak ibu ataupun anak-anak yang bergerombol berkumpul di depan rumah warga yang berhalaman luas atau tempat yang sudah terbiasa digunakan pada acara adat tertentu yang luas dengan berebutan tempat duduk yang sekiranya mereka duduki adalah depannya makanan yang ia senangi. Lalu para warga berbondong-bondong membawa nasi dengan lauk yang berisi berbagai macam lauk dengan nasi yang dibentuk kerucut di bagian tengah dengan bagian pucuk kerucutnya diberi pewarna kuning alami menggunakan kunyit sehingga berwarna kuning. Mereka juga ada yang membawa buah-buahan ataupun makanan ringan lainnya yang disediakan untuk anak-anak.

Kemudian para warga berkumpul dengan tempat laki-laki dan perempuan dipisah. Setelah semuanya berkumpul, hajatan tersebut akan dipimpin doa oleh bapak tokoh agama desa atau jika berhalangan bisa digantikan dengan ketua RT atau ketua RW. Setelah itu para warga membuka makanan tersebut dan mengambil jajajan secara berebutan baik anak-anak ataupun orang dewasa.

Kemudian mereka mengambil nasi beserta lauknya lalu mereka semua makan di lokasi sambil menikmati makanan di sana yang terdapat macam-macam lauk. Sebelum mereka makan, nasi yang diberi warna kuning di bagian pucuk kerucut itu harus dibuang di tengah jalan. Menurut orang zaman dulu, maksud dari itu adalah agar terhindar dari bala dan segala penyakit. Tradisi tersebut sudah ada sejak zaman nenek moyang, sehingga anak turunnya hanya perlu menjaga dan melestarikan budaya tersebut agar tidak  hilang begitu saja. Namun kita tetap berdoa dan pasrahkan semuanya sama Tuhan Yang Maha Esa agar selalu diberi keselamatan dan kesehatan.

Setelah acara hajatan dan makan bersama, mereka boleh membawa makanan yang masih ada dan dibawa pulang. Kemudian ada juga warga yang bersama-sama menonton acara layar tancap yang sudah disediakan bersama bapak ketua RT dan RW di lokasi tersebut sambil menikmati jajanan yang sudah dihidangkan. Dengan begitu sesama warga bisa saling menciptakan rasa persatuan, perdamaian dan kerukunan antar tetangga.

Selain acara hajatan nasi yang tengahnya dibentuk kerucut dengan warna kuning, ada juga kebudayaan lain untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang diadakan di Desa Sidomukti Kecamatan Kenduruan antara lain acara hajatan yang dilakukan dirumah masing-masing dengan mengundang beberapa tetangga saja. Orang Jawa menyebut acara itu yaitu mapak poso atau dalam bahasa Indonesia yang berarti menyambut puasa. Acara itu dilakukan setelah memasuki bulan nifsu sya'ban sampai satu hari sebelum menjelang malam puasa. Artinya, warga bisa mengadakan acara mapak poso di salah satu hari setelah bulan nisfu sya'ban atau malam sebelum menjelang puasa.

Dalam acara mapak poso terdapat ciri khas pada bumbu dan makanan yaitu sambal kelapa, rempeyek, dan juga apem. Lauknya sama seperti acara hajatan yang dilakukan di tengah halaman warga seperti ayam dan sayur-sayuran. Sambal kelapa ini terbuat dari kelapa yang diparut lalu diperas, kemudian santannya dipisah dan kemudian kelapa yang sudah diperas digoreng dengan diberi bumbu sampai kering dan berwarna keoren-orenan.

Kemudian rempeyek itu ada dua jenis topingnya yaitu ikan teri dan kacang. Namun, semua toping tergantung seleranya yang penting terdapat rempeyek. Kemudian ada juga jajanan pasar yang diwajibkan dalam acara mapak poso seperti apem.

Apem adalah makanan yang terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan santan dan gula yang didiamkan dalam semalam sebelum di kukus atau dibakar. Kata orang tua zaman dulu, apem adalah tradisi yang sudah ada sejak nenek moyang dan mempunyai makna tersendiri bagi orang yang sudah meninggal. Maka dari itu, memberi apem dan sambal kelapa di dalam hajatannya wajib bagi seseorang yang di dalam keluarganya ada yang sudah meninggal. Dan untuk isi lauknya bisa menyesuaikan dengan kemampuannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun