Mohon tunggu...
Nurul Chojimah
Nurul Chojimah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sayyid Ali Rahmatullah (SATU) Tulungagung

Hobi: membaca, meneliti, dan menulis. Topik paling diminati: linguistik (bahasa), pendidikan, dan kegiatan sehar-hari.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Shalawat Nabi di Pembukaan Konferensi Internasional ke 69 TEFLIN

28 September 2023   12:02 Diperbarui: 28 September 2023   12:04 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok Paduan Suara yang Mengumandangkan Shalawat Nabi (Koleksi Pribadi)

The Association of Teaching English as a Foreign Language in Indonesia (TEFLIN)  mengadakan konferensi ke 69 di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh tanggal 22-24 September. Bertempat di Gedung AAC Dayan Dawood, acara pembukaan (opening ceremony) dilaksanakan pada tanggal 22 September 2023, dan dihadiri oleh perwakilan dari RELO, British Council, Presiden TEFLIN, perwakilan Pemprov Aceh, Rektor USK, presenter, dan peserta. Selain sambutan dari pihak-pihak tersebut, di acara ini dimasukkan pula unsur religi sehingga terkesan unik dan berbeda dengan gelaran serupa di konferensi TEFLIN sebelumnya.

Unsur religi terasa sangat kental dalam upacara pembukaan. Layaknya acara pembukaan di organisasi keagamaan, acara konferensi internasional yang berfokus pada pengajaran Bahasa Inggris ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an. Dengan suara yang sangat merdu, sang qari membacakan Surah Al-Mujadalah ayat 11, sebuah ayat yang mengisyaratkan keutamaan memiliki ilmu bagi manusia. Sebuah ayat yang sangat relevan dibacakan di forum konferensi TEFLIN.

Unsur religi lain yang tidak pernah ada di acara konferensi TEFLIN adalah shalawat Nabi. Setelah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars TEFLIN, sebuah grup paduan suara dengan kostum serba hitam mengumandangkan shalawat Nabi dengan kompak dan padu. Doa untuk Nabi juga dinyanyikan secara solo oleh salah satu anggota paduan suara tersebut. Pengumandangan shalawat Nabi menjadikan suasana hening. Hadirin terdiam sembari meresapi syair yang dibawakan.

Dibacakannya ayat suci Al-Qur'an dan shalawat Nabi di konferensi TEFLIN terasa sangat unik dan menarik. Mengapa? TEFLIN adalah organisasi yang anggotanya institusi dan individu yang peduli tehadap pengajaran bahasa Inggris di Indonesia. Seperti diketahui bersama bahwa budaya penutur Bahasa Inggris cenderung memisahkan antara unsur agama dan ilmu pengetahuan. Religion and science are put in different boxes. Di buku-buku pengetahuan yang ditulis oleh penutur asli Bahasa Inggris cenderung tanpa ada ucapan syukur kepada Tuhan. Begitupun juga di tugas akhir mahasiswa, baik itu tesis maupun disertasi. Mereka tidak mencantumkan puji syukur kepada Tuhan atas rahmat yang diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir layaknya di tesis atau disertasi mahasiswa Indonesia. Beberapa penelitian yang saya baca membuktikan akan hal itu. Memisahkan unsur religi dari ilmu pengetahuan sudah menjadi kultur bagi mereka. Ada semacam aturan tidak tertulis yang menyebutkan bahwa bila kita bertutur dalam sebuah bahasa, maka ikutilah kultur bertutur dari pemakai bahasa tersebut. Mungkin ini yang menyebabkan pembacaan ayat suci dan shalawat Nabi tidak muncul di konferensi TEFLIN sebelumnya.

Unsyiah Kuala berbeda dengan yang lain. Di Konferensi ke 69 TEFLIN unsur religi dan ilmu pengetahuan berpadu dalam satu panggung. Hal ini saya yakin karena tertancap kuatnya syariat Islam di Aceh yang sampai dijuluki sebagai serambi Mekah (the veranda of Makkah). Saya yakin panitia paham betul tentang kultur bertutur penutur asli Bahasa Inggris. Akan tetapi, keyakinan akan keutamaan membaca dan mendengarkan bacaan Al-Qur'an serta keutamaan membaca shalawat mengalahkan aturan tidak tertulis untuk mensinkronkan antara bahasa dan kultur pemakai bahasa. Kebaikan dan manfaat bacaan Al-Qur'an dan shalawat Nabi diyakini melebihi kebaikan dari kepatuhan terhadap 'aturan' bertutur dalam sebuah bahasa. Itulah mungkin yang melatarbelakangi mengapa QS Almujadalah ayat 11 dan shalawat Nabi hadir di Konferensi Internasional ke 69 TEFLIN di Unsyiah Kuala Banda Aceh.

Profesor Utami Widiati sebagai Presiden TEFLIN mengakui bahwa Aceh sebagai serambi Mekah (the veranda of Makkah) tercermin sangat jelas di acara pembukaan. Memasukkan unsur religi di acara TEFLIN yang identik dengan Bahasa Inggris menjadikan acara pembukan sangat unik. Acara pembukaan tidak sebatas sambutan selamat datang dari panitia dan tuan rumah, tidak pula hanya paparan pentingnya merutinkan konferensi tahunan ini sebagai media untuk memperbaiki pengajaran Bahasa Inggris, tetapi juga diisi dengan bacaan ayat suci dan shalawat Nabi. Hadirnya unsur religi di acara pembukaan membuat kenferensi ke 69 TEFLIN semacam paket komplit yang bisa memperluas wawasan, melebarkan jaringan, mencerdaskan pikiran,  sekaligus membeningkan hati dan melembutkan perasaan. Good job. 

Malang, 28 September 2023 M/12 Rabiulwal 1445 H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun