Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Membongkar Rahasia Merawat Kulit Agar Tetap Awet Sampai Tua

3 April 2018   13:22 Diperbarui: 4 April 2018   07:50 1969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cantik dan muda tak akan berlangsung seumur hidup. Moment tersebut berangsur layu seiring bertambahnya usia. Memang tua peristiwa yang tak bisa ditunda-tunda selain lahir dan mati. Agar senantiasa terlihat awet, masih  bisa diakali. Caranya, melakukan upaya agar  terlihat lebih muda dari usia sebenarnya. Salah satu kuncinya merawat dan menjaga kesegaran kulit sejak dini. Terutama kulit wajah.

Orang yang sering tampil di muka umum seperti, artis, politikus, dan profesi sejenis,  wajah baginya adalah milik yang berharga.

Banyak kalangan berpendapat, paras seseorang adalah cermin kepribadiannya. Apabila terjadi perkenalan dengan orang baru, kesan pertama diperoleh darinya adalah, wajah, bodi, pakaian yang dikenakan, senyum dan suaranya. Namun, raut muka mampu bercerita apakah pribadi tersebut sedang berbahagia, menderita, sedih, atau sakit. Pendek kata, wajah adalah bagian terpenting dari penampilan. Tak salah orang berduit baik pria maupun wanita, sanggup merogoh kocek ratusan juta rupiah untuk merawat dan mempercantik parasnya.

Saya dianugerahi-Nya kulit hitam dan tampang sekadar memenuhi syarat. Sejak memasuki usia remaja, wajah saya berminyak. Terutama daerah T  (kening, batang hidung, dan dagu). Pori-pori besar dan jerawat bertaburan di sana sini.

Menyadari kekurangan tersebut, saya berusaha memeliharanya menggunakan bahan  tradisional. Mulai jeruk nipis, daun nangka tua dan daun jambu biji dihaluskan, sampai kulit pisang nemu di jalan.

Pada usia 28 tahun, saya mengikuti kursus kecantikan rambut. Di sana dibekali juga pengetahuan tentang cara merawat wajah. Ilmu tersebut saya aplikasikan untuk diri sendiri. Saat itulah awal saya mengenal dan memakai  kosmetim modern.  Suatu produk yang lazim digunakan sang guru les untuk menangani wajah pasien di salon miliknya. Mulai pembersih, penyegar, pelembap, poundation, tabir surya, cream malam sampai ke masker. Beberapa bulan kemudian, kulit muka saya halus mulus dan berseri. Jerawat bablas,  pori-porinya ciut.  Jadilah saya OCB (Orang Cantik Baru). 

Rupanya, benda tersebut bagi saya hanya cocok dalam jangka waktu tertentu. Beberapa tahun kemudian, kulit saya jadi sensitif. Setiap usai dirawat, terasa panas dan memerah. Sempat berganti produk. Malah alerginya semakin gila. Asal tersentuh bahan kosmetik, langsung gatal. Lama-kelamaan menghitam. Berbagai obat telah saya gunakan untuk penyembuhannya, malah bertambah parah. Flek hitamnya meluber ke batang  hidung dan kening.

Setelah berkonsultasi dengan ahlinya, ternyata biang masalahnya berpangkal dari kelalaian saya sendiri. Naik motor tak pernah pakai pelindung wajah. Zaman itu kampanye menggunakan helm bagi pengendara motor belum memasyarakat sampai ke desa. Padahal, jalur yang saya tempuh pergi dan pulang mengajar terus kuliah, rata-rata tiga puluh kilometer per hari.

Saya tinggalkan semua kosmetik. Sebelum beraktivitas cuma pakai bedak tabur dan air putih pengganti poundation. Untuk membersih wajah saya gunakan sabun muka berbentuk pasta. Apabila  naik motor pakai helm standar. Yang penting, menjaga wajah tetap bebas kotoran dan sisa bedak. Terutama sebelum tidur.  Harapan saya, biar kebal dan kembali seperti aslinya. 

Dua tahun kemudian, tepatnya usia saya 40 tahun, flek hitamnya mulai agak samar. Tetapi kulit muka saya kering dan kusam. Disertai garis senyum dan sudut luar mata berlipat-lipat. Saya teringat sabda sang guru les, memelihara kulit harus rutin. Tidak hanya semasa muda. Ntar  efeknya malah  lebih jelek. Wajah yang terbiasa manja lalu diabaikan, akan lebih cepat layu, pudar dan keriput. 

Sejak saat itu saya kembali merawatnya, sampai sekarang. Tetapi sekadarnya saja. Bahan yang saya pakai pun sebagiannya produk alam. Impian saya tidak mulus-mulus. Yaitu, memiliki kulit sehat, tanpa flek hitam dan minim kriput sampai tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun