Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebut Jokowi "The New Firaun" Apakah Emak Cantik Ini Durhaka pada Suami?

13 Juli 2019   06:32 Diperbarui: 13 Juli 2019   07:17 8182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dilansir oleh detik.com, (03 /07 / 2019), IG info_seputaran_ blitar sudah juga memperingatkan yang bersangkutan. Namun pelaku (Ida Fitri) malah memblokir wa admin info_seputaran_blitar.

Kepada polisi pelaku juga  mengaku setelah memposting gambar tersebut di berandanya, banyak telepon yang masuk. Beberapa temannya mengingatkan segera menghapus postingan itu.  lagi-lagi dirinya tidak menghiraukannya.

Ini juga patut menjadi tanda tanya, sebegitu sulitkah pelaku ini menerima kebenaran dari orang lain.  

Belum Siap Menerima Perubahan Zaman 

Penyakit ini sering mewabahi sebagian pribadi yang baru mengenal dunia. Karena terlalu mabuk dengan fasilitas yang dimiliki, mereka manganggap dunia ini tanpa batas. Dengan HP canggih semua bisa dilakukan sekehendaknya. Mulai memotret, ngedit foto, sampai  memaki.

Kondisi ini diperparah oleh sikap mereka yang kadangkala mengetahui informasi setengah-setengah dan tidak seimbang. Tahunya cuman berselancar di facebook, twitter, instagram, dan dig grup-grup WA. Sementara perkembangan lain yang sedang mengglobe  seakan mereka anggap tidak penting.

Tak heran  pengalamannya hanya sebatas itu-itu saja. Begitu mendapat informasi langsung di-share  tanpa disaring terlebih dahulu.

Coba kalau Ida Fitri ini mengetahui banyak hal dari berbagai sumber. Disana dia dapat bercermin dari peristiwa yang pernah terjadi. Sudah tak terhitung jumlahnya pengguna medsos yang diciduk polisi dan berujung di penjara. Gara-garanya  mengunggah konten bernuansa negatif. Ujaran kebencian, menyebar hoax, dan menghina  presiden sebagai Kepala Negara

Korban Sakit Hati 

Meskipun aksi emak cantik ini jelas-jelas perbuatan orang sesat pikir, kita tak dapat menyalahkan dia 100%. Ini adalah efek domino dari berita hoax dan ujaran kebencian, yang berseliweran di medsos selama musim kampanye pilpres 2019.

Gara-gara berbeda dukungan capres-cawapres, bangsa ini jadi terbelah. Masing-masing kubu merasa paling benar. Calon pilihan lawan tak ada benarnya. Seolah-olah dialah yang paling tahu semua kondisi. Padahal calon idolanya  tetangga bukan kenalan bukan, cuman hati terlanjur terpaut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun