Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerita Mini] Gara-gara Berita dan Artikel Politik

11 Februari 2019   21:43 Diperbarui: 12 Februari 2019   04:58 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
olahan gambar berita arus utama dari berbagai sumber

Dari Kompas.com ke Detik.com, aku singgah ke com-com lainnya tak lupa Tribunnews.com. Sasaranku berita terhanagat dan terkini. Hm ... rupanya aku telah kecanduan masalah politik.

Selepas itu aku masuk ke rumah idaman kompasiana.com. Terus menyelinap ke kamar pribadi. Wow ... Ada sapaan si Cantik Latifah Maurinta.  Aku mebalasnya  dengan senag hati. Kemudian  meluncur ke lantai bawah, mentok ke artikel terpopuler.

Kucolek judul urutan teratas. "Saat Testimoni Yusuf Mansur  atas Keislaman Jokowi Laksana Menggarami  Laut". Karya Mas Tilaria Padika aka George. Sebuah nama yang tak asing bagiku. Kubaca sampai khatam. Klik, vote  aktual menukik manis. 

Belum sempat meninggalkan komentar, telunjukku men-scroll  layar HP terlalu ke bawah, lagi-lagi membetur plang terpopuler.  Aku tertegun, memilih artikel mana yang akan kusinggahi.  Nah, ini dia. "Bir Pletok dan Segudang Manfaatnya bagi Kesehatan",  oleh Mas Edy Priyatna Syafei. Kubaca sampai tuntas. Terakhir kutitipkan  vote menarik dan komen ringan.

Sebelum meninggalkan lapak Mas Edy, satu lagi judul yang menggelitik. "Mengolok-olok Ulama".  Aku penasaran. Kubatalkan niat untuk pergi.  Kubaca lagi dari awal sampai akhir, kuhadiahi vote aktual plus sedikit kementar.

Waktu berjalan secolek telunjuk. Rupanya sudah dua jam lebih aku Mengutak-atik gawai.  Aku berdiri dari tempat duduk,  terus masuk dapur.

Allahu akbar .... Astaghfirullaahal adziim .... Aku histeris. Air di mesin cuci melimpah.  Lantai dapur  banjir sedalam 4 cm,  meluber ke bawah lemari dan meja. Keset, sendal jepit baskom  berlayar bebas kian kemari. 

Baru ingat, tadinya aku membuka kran mengalirkan air ke mesin cuci. Di sela menunggu airnya cukup, aku ke  teras depan sembari membuka HP.  Aku lupa segala-galanya.

Kini aku mendapat tugas tambahan. Untung aku menghadapinya seorang diri. Kalau ada suami, apa kiranya yang terjadi. Takut diomeli? itu sudah pasti. Ditambah malu selangit sebumi. Sudah pikun masih doyan main handphone.

****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun