Manusia yang hidup di dunia  pasti memiliki kesalahan baik kesalahan bersifat kecil ataupun besar, sebab kita bukan manusia sempurna tapi berusaha untuk mendekati sempurna. Sejatinya sempurna hanya  milik Allah SWT. Manusia hanya bisa berusaha menjadi lebih baik atau yang dikenal dengan istilah berverevolusi diri. Orang yang mau berevolusi diri harus bisa memahami kesalahan diri sendiri di masa lalu atau hari ini. Jika orang mampu memahami kesalahan di masa lalu maka masa lalu itu harus dijadikan sebagai pijakan untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Kesalahan ini seperti kesalahan berperilaku terhadap diri sendiri, orang tua, serta masyarakat sekitar dan bertindak yang tidak sesuai nilai dan norma yang berlaku.
Sejatinya kita harus bisa memahami diri sendiri terlebih dahulu sebelum memahami orang lain, mengkritik diri sendiri sebelum mengkritik orang lain, memberi saran kepada diri sendiri sebelum memberi saran orang lain, pahami kesalahan diri sendiri sebelum memahami kesalahan orang lain supaya diri menjadi lebih baik. Selain itu, kita juga jangan mencari kesalahan orang lain untuk memuaskan ambisi sesaat.
Orang tidak akan terlepas dari kesalahan atau keburukan. Dengan demikian, segeralah kembali ke jalan yang benar. Ibarat baju, sepatu, dan piring kotor yang sepantasnya harus dihilangkan kotorannya supaya bersih kembali. Janganlah kotoran itu menempel berlama-lama dalam diri sehingga akan menguasai diri. Apabila sudah dikuasai dengan keburukan maka akan sulit untuk dihilangkan.Â
Sejatinya manusia itu adalah pendosa atau melakukan kesalahan yang disengaja ataupun tidak. Di balik kesalahannya, manusia harus memperbaiki diri supaya tidak melakukan kesalahan kembali. Jangan selalu berpikir kesalahan di masa lalu secara terus menerus. Biarkan kesalahan di masa lalu, yang terpenting adalah hikmah apa yang dapat diambil dari kesalahan itu.
Orang yang telah insaf dari kesalahannya maka setidaknya ia bisa menjadi pelopor kebaikan dengan memberikan pemahaman kepada orang lain terhadap kesalahannya, baik sebab maupun akibat, supaya orang lain belajar dari pengalaman itu. Jadi, orang tersebut telah membuka pintu kebaikan dan menutup pintu keburukan. Jika orang telah membuka pintu kebaikan maka kebaikan akan terus menyebar dan keburukan tidak lagi menguasainya.