Mohon tunggu...
Nurohmat
Nurohmat Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Pecinta Literasi dan Pendaki Hikmah.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Koneksi Antar Materi Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

30 November 2020   08:55 Diperbarui: 30 November 2020   09:12 2218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Peserta didik bukanlah seperti kertas kosong yang dapat diisi atau dilukis oleh guru menjadi apa saja, melainkan sebuah kertas yang sudah ada lukisannya hanya belum terlihat jelas. Tugas guru hanya menebalkan lukisan yang belum tampak jelas itu. Artinya, peserta didik hakikatnya sudah memiliki potensi dan keunggulannya sendiri hanya masih samar-samar. 

Untuk itu, dalam memaksimalkan tumbuhkembangnya peserta didik guru  bertugas sebagai  coach, mentor, fasilitator, dan motivator dalam pembelajaran. 

Dari sinilah kemudian guru dapat  memahami nilai dan perannya sebagai guru. Sebagai calon guru penggerak harus memahami bahwa perannya sebagai transformasi pendidikan di sekolah setidaknya harus bias  memerankan empat dimensi kepemimpinan, di antaranya : pemimpin  pembelajaran, pemimpin dalam  pengembangan diri dan orang lain, pemimpin manajemen sekolah, dan pemimpin dalam pengembangan sekolah membutuhkan visi yang jelas, terukur, sangat mungkin untuk dicapai, dan masuk akal sehingga bukan sebuah utopia atau mimpi d siang bolong. 

Untuk melakukan upaya transformasi pendidikan di sekolah seorang guru penggerak harus  memiliki visi dan imaji yang kuat  terkait perannya sebagai agen perubahan. Melalui visioning, seorang guru penggerak harus mengupayakan penyelerasan kekuatan agar kelemahan suatu sistem dalam organisasi menjadi tidak relevan.

Dalam memimpin transformasi tersebut pendekatan inkuiri apresiatif dapat diimplemantasikan untuk membawa sekolah ke arah perubahan positif. Inkuiri apresiatif, yaitu sebuah pendekatan dalam manajemen perubahan dan pengelolaan lingkungan yang positif. 

Pendekatan Inkuiri apresiatif bermanfaat dalam melakukan visioning suatu organisasi/komunitas, terlebih untuk menemukan kekuatan, impian, merumuskan strategi serta sejumlah langkah aksi  dalam rangka mewujudkan impian bersama  suatu komunitas/kelompok. 

Lebih dari itu, yang paling esensial dalam pendekatan inkuiri apresiatif adalah memiliki daya dorong dalam mendorong individu atau komunitas untuk menemukan 'impian yang paling memanggil' sehingga masing-masing individu dan komunitas termotivasi untuk mentransformasikan impian tersebut dalam tindakan.  

Tahapan B-A-G-J-A sebagai  prosedur teknis pendekatan inkuiri apresiatifdalam pengelolaan transformasi pendidikan di sekolah dinilai implementatif dan layak untuk dipraktikkan. B-uat pertanyaan utama, A-mbil pelajaran positif, G-ali mimpi bersama, J-abarkan rencana, A-tur eksekusi.

Namun kita harus mafhum,  dalam melakukan perubahan di sekolah tidak semudah  membalikkan telapak tangan. Semua butuh proses dan keteguhan dalam menjalankannya. Kita dapat mengambil pelajaran positif dari seekor burung yang baru belajar terbang. 

Seekor burung yang baru bisa terbang, lintasan terbangnya membentuk kurva melandai ke bawah lalu kemudian meninggi ke atas. Begitupula kita saat kita memulai suatu perubahan atau transformasi positif segala hambatan, cibiran, dan beban berat pasti akan meliputi kita. Pelan tapi pasti, lambat-laun jika perubahan positif itu dijalankan secara konsisten pada akhirnya perubahan itu akan terasa ringan dan dapat menjadi suatu kebiasaan.

Cirebon, Nopember 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun