Mohon tunggu...
Nurohmat
Nurohmat Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Pecinta Literasi dan Pendaki Hikmah.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Koneksi Antar Materi Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

30 November 2020   08:55 Diperbarui: 30 November 2020   09:12 2218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dikisahkan ada tiga orang tukang batu yang sedang bekerja membangun sebuah pondasi gedung sekolah. Tukang batu pertama ditanya oleh seseorang yang kebetulan melewati lokasi pengerjaan bangunan tersebut, "Apa yang sedang bapak kerjakan?" Tanya orang asing itu.  

"Saya sedang memasang dan menyemen  batu." Jawab tukang batu pertama.

Tukang batu kedua pun ditanya dengan pertanyaan yang sama. Namun jawabannya agak berbeda, "Saya sedang membangun pondasi gedung sekolah". 

Jawaban tukang batu ketiga berbeda lagi, Apa jawabannya? "Saya sedang membangun sebuah gedung sekolah  yang megah yang akan membuat semua orang yang belajar di sekolah ini merasa nyaman dan bangga".

Jawaban dari ketiga tukang batu itu menunjukkan visi dari apa yang sedang mereka lakukan. Pekerjaan mereka sama-sama tukang batu tapi visi mereka berbeda-beda. Tukang batu yang ketiga memiliki visi yang jauh melampaui tukang batu lainnya. 

Tentu bila visi tersebut benar-benar dimaknai akan menghasilkan daya motivasi yang berbeda.  Visi itu mirip cita-cita atau imaji  yang ingin diwujudkan. Ir.Soekarno, presiden RI yang pertama pernah mengungkapkan , "Gantunglah cita-citamu setinggi langit. Bila kau terjatuh, kau masih berada di antara bintang-bintang".

Seorang guru sudah semestinya memiliki visi yang jauh melampaui zamannya. Ia tidak sekedar mengajar untuk mengantarkan peserta didik ke jenjang pendidikan berikutnya. 

Lebih dari itu seorang guru adalah agen mata rantai transformasi pendidikan yang berkontribusi membentuk  mutu setiap generasi, dari generasi ke generasi. Visi bukan hanya berupa pernyataan lisan atau tertulis. Visi merupakan tujuan yang akan dicapai dan diperjuangkan. Bukan pemanis adminstratif atau gimmick semata-mata. 

Mas Menteri Nadiem Makarim dalam acara launching pendidikan guru penggerak menyadari bahwa untuk mereformasi pendidikan tidak semata-mata menunggu keputusan dari pemerintah pusat. Justru gerakan-gerakan reformasi pendidikan harus terus diupayakan dari sekolah-sekolah melalui inovasi guru-guru sehingga terwujud merdeka belajar yang berdampak terhadap prestasi peserta didik. 

Ketika berada di sekolah, peran guru penggerak sangat diharapkan dapat mengembangkan dan mengkomunikasikan visi sekolah yang berpusat pada peserta didik kepada guru-guru lainnya dan para pemangku kepentingan.  Dari komunikasi yang positif tersebut kemudian terjalin sinergi sehingga  visi sekolah secara kolektif diperjuangkan bersama-sama untuk diwujudkan.

Bermula dari memahami dasar-dasar filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara tentang peran pendidik terhadap kodrat zaman dan kodrat alam peserta didik, maka seorang guru akan menyadari bahwa peserta didik memiliki keunikan dan keunggulan masing-masing sesuai kodrat alamnya. 

Peserta didik bukanlah seperti kertas kosong yang dapat diisi atau dilukis oleh guru menjadi apa saja, melainkan sebuah kertas yang sudah ada lukisannya hanya belum terlihat jelas. Tugas guru hanya menebalkan lukisan yang belum tampak jelas itu. Artinya, peserta didik hakikatnya sudah memiliki potensi dan keunggulannya sendiri hanya masih samar-samar. 

Untuk itu, dalam memaksimalkan tumbuhkembangnya peserta didik guru  bertugas sebagai  coach, mentor, fasilitator, dan motivator dalam pembelajaran. 

Dari sinilah kemudian guru dapat  memahami nilai dan perannya sebagai guru. Sebagai calon guru penggerak harus memahami bahwa perannya sebagai transformasi pendidikan di sekolah setidaknya harus bias  memerankan empat dimensi kepemimpinan, di antaranya : pemimpin  pembelajaran, pemimpin dalam  pengembangan diri dan orang lain, pemimpin manajemen sekolah, dan pemimpin dalam pengembangan sekolah membutuhkan visi yang jelas, terukur, sangat mungkin untuk dicapai, dan masuk akal sehingga bukan sebuah utopia atau mimpi d siang bolong. 

Untuk melakukan upaya transformasi pendidikan di sekolah seorang guru penggerak harus  memiliki visi dan imaji yang kuat  terkait perannya sebagai agen perubahan. Melalui visioning, seorang guru penggerak harus mengupayakan penyelerasan kekuatan agar kelemahan suatu sistem dalam organisasi menjadi tidak relevan.

Dalam memimpin transformasi tersebut pendekatan inkuiri apresiatif dapat diimplemantasikan untuk membawa sekolah ke arah perubahan positif. Inkuiri apresiatif, yaitu sebuah pendekatan dalam manajemen perubahan dan pengelolaan lingkungan yang positif. 

Pendekatan Inkuiri apresiatif bermanfaat dalam melakukan visioning suatu organisasi/komunitas, terlebih untuk menemukan kekuatan, impian, merumuskan strategi serta sejumlah langkah aksi  dalam rangka mewujudkan impian bersama  suatu komunitas/kelompok. 

Lebih dari itu, yang paling esensial dalam pendekatan inkuiri apresiatif adalah memiliki daya dorong dalam mendorong individu atau komunitas untuk menemukan 'impian yang paling memanggil' sehingga masing-masing individu dan komunitas termotivasi untuk mentransformasikan impian tersebut dalam tindakan.  

Tahapan B-A-G-J-A sebagai  prosedur teknis pendekatan inkuiri apresiatifdalam pengelolaan transformasi pendidikan di sekolah dinilai implementatif dan layak untuk dipraktikkan. B-uat pertanyaan utama, A-mbil pelajaran positif, G-ali mimpi bersama, J-abarkan rencana, A-tur eksekusi.

Namun kita harus mafhum,  dalam melakukan perubahan di sekolah tidak semudah  membalikkan telapak tangan. Semua butuh proses dan keteguhan dalam menjalankannya. Kita dapat mengambil pelajaran positif dari seekor burung yang baru belajar terbang. 

Seekor burung yang baru bisa terbang, lintasan terbangnya membentuk kurva melandai ke bawah lalu kemudian meninggi ke atas. Begitupula kita saat kita memulai suatu perubahan atau transformasi positif segala hambatan, cibiran, dan beban berat pasti akan meliputi kita. Pelan tapi pasti, lambat-laun jika perubahan positif itu dijalankan secara konsisten pada akhirnya perubahan itu akan terasa ringan dan dapat menjadi suatu kebiasaan.

Cirebon, Nopember 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun