Mohon tunggu...
Nurmanis
Nurmanis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesulitan Belajar pada Siswa-Siswi

23 Desember 2022   12:53 Diperbarui: 23 Desember 2022   13:00 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak anak-anak yang mengalami kesulitan belajar, salah satunya

kesulitan belajar membaca. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis kesulitan belajar pada siswa kelas II Sekolah Dasar. 

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Populasi penelitian

ini adalah seluruh siswa kelas II SD. Teknik pengumpulan data dengan

menggunakan metode wawancara, dokumentasi, serta triangulasi

sumber data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa

anak yang masih mengalami kesulitan belajar membaca. Dalam hal ini

dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 

Faktor internal yang menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar

membaca ialah kurangnya minat dari diri siswa tersebut untuk belajar

membaca sehingga mereka menjadi malas dalam membaca. Faktor

eksternal yang memengaruhi kesulitan membaca siswa dapat

dikelompokkan kedalam tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kesulitan

belajar yang banyak dialami oleh siswa kelas II SD adalah kesulitan

belajar membaca. Implikasi penelitian ini diharapkan dapat membantu 

guru dalam memberikan tindakan untuk mengatasi berbagai kesulitan 

belajar yang dialami siswa.

Pendidikan akan terus menjadi salah satu topik pembicaraan yang menarik. Menarik karena

dalam pembukaan UUD 1945 tercantum salah satu tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia yaitu

mencerdaskan kehidupan bangsa(Novika Auliyana et al., 2018; Salim Nahdi et al., 2018). Untuk mencapai

tujuan pendidikan nasional tersebut diselenggarakan upaya pembangunan yang berkesinambungan,

menyeluruh, dan terpadu(Bungsu et al., 2018; Sufa & Setiawan, 2018). Pembangunan nasional di bidang

pendidikan merupakan salah satu upaya demi mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan

kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang memungkinkan warganya mengembangkan diri sebagai

manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting terhadap kemajuan suatu 

bangsa. Tujuan pendidikan tersebut dapat dicapai melalui proses pembelajaran (Harahap et al., 2021; 

Namun saat ini, banyak anak-anak yang mengalami kesulitan belajar, salah satunya adalah 

permasalahan membaca siswa. Pada dasarnya kesulitan belajar tidak hanya dialami oleh siswa yang

berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh siswa berkemampuan tinggi. Selain itu, kesulitan

belajar juga dapat dialami oleh siswa yang berkampuan rata-rata (normal) disebabkan oleh faktor--faktor

tertentu yang menghambat tercapainya kinerja akademik sesuai dengan harapan. Dalam referensi lain

juga dijelaskan mengenai pengertian kesulitan belajar. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses

belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar (Husna, 

2021; Susanto & Nugraheni, 2020; Widyaningrum & Hasanudin, 2019a). Kesulitan belajar ini tidak selalu

disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah (selain mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh

faktor-faktor non-intelegensi. Salah satu faktornya adalah siswa yang memiliki IQ tinggi belum tentu

menjamin keberhasilan belajar. Dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap anak

didik, para pendidik perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar (Azis, 

2019; Suryani et al., 2020). Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari

menurunya kinerja akademik atau belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan

munculnya kelainan prilaku (Misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak di dalam kelas, mengusik

teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering minggat dari sekolah. Hasil belajar yang dicapai

oleh para peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor yang terdapat dalam diri peserta

didik itu sendiri yang disebut faktor internal dan yang terdapat di luar diri peserta didik yang disebut

dengan eksternal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun