Pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian pada balita di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang. Menurut World Health Organization (2017), pneumonia bertanggung jawab atas sekitar 15% kematian anak di bawah usia lima tahun, dengan angka yang lebih tinggi di Asia Tenggara dan Afrika. Di Indonesia, pneumonia juga menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, di mana balita sering menjadi korban utama akibat faktor lingkungan, nutrisi yang buruk, dan akses layanan kesehatan yang terbatas (Arafat et al., 2016). Salah satu faktor risiko yang sering diabaikan adalah defisiensi vitamin A (DVA), yang tidak hanya meningkatkan kerentanan terhadap infeksi pernapasan, tetapi juga memperburuk keparahan pneumonia.
Vitamin A memainkan peran penting dalam menjaga integritas mukosa pernapasan, yang merupakan garis pertahanan pertama terhadap infeksi seperti pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae atau virus RSV. Retinol dan metabolitnya, seperti asam retinoat, mengatur diferensiasi sel epitel dan produksi mukus, yang membantu membersihkan patogen dari saluran napas (Fernandes-Silva et al., 2020). Selain itu, vitamin A mendukung fungsi sel imun, termasuk sel T dan makrofag, yang esensial untuk respons inflamasi dan eliminasi infeksi (Oliveira et al., 2018).
Pada kondisi defisiensi, kadar vitamin A yang rendah menyebabkan atrofi epitel pernapasan, membuatnya lebih rentan terhadap invasi patogen. Studi menunjukkan bahwa pada balita dengan defisiensi vitamin A terjadi metaplasia skuamosa pada epitel saluran napas, penurunan produksi mukus, dan gangguan clearance mukosilier sehingga meningkatkan kerentanan terhadap infeksi saluran pernapasan (Timoneda et al., 2018). Selain itu, DVA mengganggu produksi imunoglobulin A (IgA) sekresi, yang melindungi mukosa dari infeksi (Amimo et al., 2022). Akibatnya, infeksi pneumonia yang ringan pada balita normal dapat berkembang menjadi parah pada mereka yang mengalami defisiensi.
Lebih lanjut, DVA memicu disregulasi respons imun innate dan adaptif. Penelitian pada model hewan menunjukkan bahwa kekurangan vitamin A meningkatkan produksi sitokin pro-inflamasi, seperti IL-12, IFN- dan TNF-, sehingga memperberat peradangan pada jaringan mukosa termasuk paru dan meningkatkan kerentanan terhadap kerusakan jaringan (Amimo et al., 2022). Pada balita, hal ini memperburuk gejala klinis seperti demam tinggi, sesak napas, dan gagal napas, yang sering kali memerlukan rawat inap intensif.
Berbagai penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara kekurangan vitamin A dengan tingkat keparahan pneumonia. Sebuah penelitian yang diterbitkan di Annals of Translational Medicine tahun 2020 oleh Xing et al. meneliti 122 anak yang menderita pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae. Mereka membandingkan kadar vitamin A antara anak dengan pneumonia berat dan pneumonia yang lebih ringan. Hasilnya menunjukkan bahwa anak dengan pneumonia berat memiliki kadar vitamin A yang lebih rendah, dan kekurangan vitamin A berhubungan dengan risiko lebih tinggi mengalami pneumonia berat. Â Di Indonesia, penelitian yang dilakukan oleh Hutapea et al. (2023) pada balita di Kota Batam juga mengonfirmasi temuan serupa, dengan menunjukkan hubungan yang signifikan antara rendahnya pemberian vitamin A dengan kejadian pneumonia pada balita. Dari 62 balita yang menjadi responden, sebanyak 80,6% mengalami pneumonia dan 54,8% tidak mendapatkan vitamin A yang cukup. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa kekurangan vitamin A dapat menjadi faktor risiko yang meningkatkan terjadinya pneumonia pada balita.
Pengaruh DVA terhadap keparahan pneumonia menekankan pentingnya program suplementasi nasional. WHO merekomendasikan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk balita di daerah endemik, yang telah diadopsi di Indonesia melalui Posyandu dan imunisasi rutin (WHO, 2025). Namun, tantangan seperti cakupan rendah, resistensi terhadap suplementasi, dan kurangnya pemantauan kadar vitamin A menghambat efektivitasnya. Selain itu, pendekatan pencegahan jangka panjang melalui diversifikasi diet seperti konsumsi hati, wortel, dan sayur hijau diperlukan untuk mengatasi akar masalah.
Defisiensi vitamin A secara jelas memperburuk keparahan pneumonia pada balita melalui mekanisme imunologis dan struktural, seperti yang dibuktikan oleh bukti klinis global dan lokal. Di tengah beban pneumonia yang tinggi di Indonesia, mengatasi DVA bukan hanya strategi nutrisi, tetapi juga pencegahan kematian anak. Dengan komitmen pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk suplementasi dan edukasi gizi, kita dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas pneumonia. Pada akhirnya, investasi pada vitamin A adalah langkah murah dan efektif untuk masa depan generasi muda yang lebih sehat.
Referensi
- Amimo, J. O., Michael, H., Chepngeno, J., Raev, S. A., Saif, L. J., & Vlasova, A. N. (2022). Immune Impairment Associated with Vitamin A Deficiency: Insights from Clinical Studies and Animal Model Research. Nutrients, 14(23), 5038. https://doi.org/10.3390/nu14235038
- Arafat, M., Biostatistik, P. P., & Masyarakat, K. (2016). Faktor Risiko Pneumonia pada Balita di Indonesia: Narative Review Penelitian AkademikBidang Kesehatan Masyarakat. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 57–62. https://doi.org/https://doi.org/10.12928/KESMAS.V10I2.4231
- Fernandes-Silva, H., Araújo-Silva, H., Correia-Pinto, J., & Moura, R. S. (2020). Retinoic acid: A key regulator of lung development. Biomolecules, 10(1). https://doi.org/10.3390/biom10010152
- Hutapea, S. M., Roza, N., & Hayat, N. (2023). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dan Vitamin A dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Kelurahan Kibing Wilayah Kerja Puskesmas Batu Aji Kota Batam Tahun 2022. 2(1), 12–18. https://doi.org/https://doi.org/10.55681/saintekes.v2i1.14
- Oliveira, L. D. M., Teixeira, F. M. E., & Sato, M. N. (2018). Impact of Retinoic Acid on Immune Cells and Inflammatory Diseases. Mediators of Inflammation, 1–17. https://doi.org/10.1155/2018/3067126
- Timoneda, J., RodrÃguez-Fernández, L., Zaragozá, R., MarÃn, M. P., Cabezuelo, M. T., Torres, L., Viña, J. R., & Barber, T. (2018). Vitamin A deficiency and the lung. Nutrients, 10(9), 1–29. https://doi.org/10.3390/nu10091132
- WHO. (2017). Pneumonia. World Health Organization. https://www.who.int/health-topics/pneumonia#tab=tab_1
- WHO. (2025). Children 6-59 months receiving vitamin A supplements. World Health Organization. https://www.who.int/data/nutrition/nlis/info/children-6-59-months-receiving-vitamin-a-supplements
- Xing, Y., Sheng, K., Xiao, X., Li, J., Wei, H., Liu, L., Zhou, W., & Tong, X. (2020). Vitamin A deficiency is associated with severe Mycoplasma pneumoniae pneumonia in children. Annals of Translational Medicine, 8(4), 120–120. https://doi.org/10.21037/atm.2020.02.33
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI