Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jenggot : Dari Wanita, Dokter, Tentara Sampai PBNU

14 September 2015   15:05 Diperbarui: 14 September 2015   15:22 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Joke semakin panjang jenggot semakin “goblok” santer menggelinding. Saya 'terpaksa' memakai bahasa Kyai Haji  Said Aqil Siraj, joke ini mengandung mafhum mukholafah bahwa semakin pendek jadi semakin cerdas.

Menurut riset ilmiah yang dilakukan oleh situs “inteligent of your life”, memelihara jenggot menciptakan image bagi kaum hawa yang melihatnya sebagai bentuk maskulinitas atau kejantanan. Pria mana di dunia ini yang lebih beruntung di depan wanita atau istri dari pada pria yang dianggap jantan?. Orang orang yang kita anggap popular seperti Hitler pun terpaksa harus tunduk oleh wanita bernama Eva Braun, Umar Bin Khottob seorang pemimpin yang mengalahkan Romawi dalam ratusan pertempuran besar dan kecilpun terpaksa diam tatkala maskulinitasnya diuji dengan kecerewetan istrinya dengan mengatakan ;” dia merawat anak anakku, menentramkan batinku dan menjauhkanku dari dosa..dia berhak untuk marah.” Banyak kasus suami menginginkan kejantanannya dikui oleh istri maupun wanita simpanan dengan melakukan hal hal yang di luar norma bahkan dalam kasus tertentu sampai membunuh si wanita. Masih dari riset Inteligent of your life, bagi pria yang benar benar kehilangan identitas maskulinitas di hadapan istrinya maka ada baiknya mencari cermin yang jernih untuk melihat apakah jenggotnya tercukur pendek atau panjang.

Mr Konker dalam salah satu artikel di situs The Economist mengomentari hal yang sama mengenai Jenggot ini :Facial hair is a sign of masculinity and serve to accentuate the perception of physical power, often where there is a deficit of brain power - mans usual manner of wielding influence. Yang intinya jenggot adalah simbol kejantanan pria dan penegasan energi psikis akan hal tersebut.

Dan yang lebih mengejutkan lagi menurut riset tersebut berdasar pada studi terbaru bahwa memelihara jenggot itu bagaikan memakai pelindung matahari karna menurut kalkulasi dari riset tersebut, jenggot mampu mengeblok 50 sampai 95 persen sinar Ultra Violet matahari yang memicu kangker kulit karna kangker kulit pada pria menjangkiti area muka, leher dan kepala dan itu dengan mudah dapat dilindungi oleh jenggot.

Tambahan dari Dr Cliffort Basset bahwa ada suatu kesalahan dalam cara pandang kita selama ini bahwa hanya rambut dari hidung yang memfilter dari debu dan organic lain sebelum masuk ke paru parau namun dari data riset yang lebih mutakhir dengan kalkulus yang lebih detil menunjukkan bahwa cara fikir ini adalah salah karana janggut mempunyai peran tambahn sebagai filter terhadap udara yang akan memasuki hidung sehingga denggan sangat signifikan bisa mengeliminir alergi.

Dan ada yang lebih konyol kedengaranyannya tapi inillah fakta. Pada 2012 tink tank Amerika mengadakan studi dalam perang nyata mengenai korelasi jenggot dan tentara. Pentagon sampai pada kongklusi bahwa tentara berjenggot itu lebih efektif, murah dan tak perlu memakai senjata yang canggih canggih amat dalam berperang .

Riset bermula di dunia perang nyata :Afghanistan. Pentagon mengirim 100 tentara dengan pembagian 25 pasukan khusus berjenggot, 25 pasukan khusus tanpa jenggot, 25 pasukan reguler boleh memanjangkan jenggot dan sisanya 25 pasukan reguler tanpa jenggot. Hasilnya, menurut team khusus yang secara rahasia memasukkan data data dan mengikuti kemana pasukan itu pergi, sungguh mencengangkan : 50 tentara baik yang khusus maupun reguler tak satupun yang terluka apalagi terbunuh sementara sisa dari 50 tentara baik yang khusus maupun reguler banyak mengalami kemacetan senjata dalam perang,dan mengalami kesialan  sepanjang waktu. Dari segi akurasi dan efektifitas, 50 tentara yang berjenggot meraih peringkat tertinggi di banding 50 tentara yang tidak berjenggot.

Setelah riset ini mencapai kongklusi final, Komandan Jendral James Mattis mengumumkan di zora perang :”

“The time has come for the Armed Forces to accept the facts, and the facts are that beards save lives. All this time it was speculated that Green Berets were better because of their superior and intensive training while in fact, most of it had to do with beards.”

“Tibalah waktunya bagi angkatan bersenjata (US) untuk menerima kenyataan, dan fakta itu adalah bahwa jenggot mampu menyelamatkan banyak nyawa. Selama ini spekulasi berkembang bahwa Green Beret menjadi tentara yang lebih baik di lapangan karna superioritas mereka dan latihan intensif tapi kenyataanya (bukan itu) karna semua itu adalah karna mereka memelihara jenggot.”

Lain Amerika lain Indonesia yang mayoritas dari Nahdhiyyin di pimpin oleh PBNU Kyai Said Aqil Siraj. Melalui referensi Ibnu Jauzi, beliau melontarkan joke bahwa semakin panjang jenggot maka semakin dungu orang itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun