Mohon tunggu...
Nurkholifah Rifani
Nurkholifah Rifani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Akuntansi Universitas Mercu BuanaDosen Prof. Dr. Apollo M.Si.Ak. NIM 43220010058 NURKHOLIFAH RIFANI Universitas Mercu Buana Jakarta - be grateful

Nurkholifah Rifani (43220010058) - Mata Kuliah Teori Akuntansi - Dosen Pengampu Apollo, Prof, Dr, M.Si.Ak - Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Itu Kerangka Konseptual dalam Penyusunan Laporan Keuangan?

28 Maret 2022   21:38 Diperbarui: 28 Maret 2022   21:46 8422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) adalah suatu konsep yang terhubung dari suatu tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan sebagai landasan bagi penetapan standar yang konsisten, penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Kerangka konseptual berisi tentang konsep-konsep yang menjadi dasar pembuatan dan penyajian laporan keuangan. Hal itu bertujuan juga dalam menciptakan dasar untuk standar akuntansi di masa mendatang.

Konsep lainnya memberikan panduan mengenai :
(1) mengidentifikasi batasan pelaporan keuangan
(2) memilih transaksi, peristiwa lain, dan keadaan yang akan diwakili
(3) bagaimana seharusnya diakui dan diukur, dan
(4) bagaimana suatu transaksi harus diringkas dan dilaporkan.

Terdapat 3 level dalam kerangka konseptual, yaitu:

First Level - Tujuan (Objectives)
First level ini sebagai fondasi atau tujuan dasar pelaporan keuangan. Terdapat aspek lain yaitu karakteristik kualitatif, elemen laporan keuangan, pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan. 

Aspek tersebut membantu memastikan pelaporan keuangan mencapai tujuannya. Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna bagi investor ekuitas saat ini dan calon investor ekuitas, pemberi pinjaman, dan kreditur lainnya dalam membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya kepada entitas. 

Keputusan tersebut melibatkan pembelian, penjualan, atau memegang instrumen ekuitas dan utang, dan memberikan atau menyelesaikan pinjaman dan bentuk kredit lainnya. Informasi yang berguna untuk keputusan bagi penyedia modal juga dapat membantu pengguna pelaporan keuangan lain yang bukan penyedia modal.

Second Level - Fundamental Concepts
Pada second level adanya karakteristik kualitatif dan element yang membuat informasi akuntansi berguna dan unsur-unsur laporan keuangan (aset, kewajiban, dan sebagainya). 

Karakteristik kualitatif merupakan karakteristik yang mendasar atau meningkatkan, tergantung pada bagaimana mereka mempengaruhi kegunaan keputusan dari informasi. Adapun setiap karakteristik kualitatif berkontribusi pada kegunaan keputusan dari informasi pelaporan keuangan yang meliputi Relevance, Reliability, Comparability,
Consistency. 

Namun, menyediakan informasi keuangan yang berguna dibatasi oleh adanya kendala yang meluas pada pelaporan keuangan, sehingga biaya tidak boleh melebihi manfaat dari praktik pelaporan. Sedangkan, element-element tersebut meliputi:

  • Aset, Kewajiban, dan Ekuitas
  • Investasi oleh pemilik
  • Distribusi ke pemilik
  • Pendapatan komprehensif
  • Pendapatan dan Beban
  • Keuntungan dan Kerugian

Third Level - Recognitions, Measurement, and Disclosure Concepts
Third level terdiri dari asumsi, prinsip, dan batasan yang menjadi konsep implementasi tujuan dasar pada first level. Hal tersebut menjelaskan bagaimana perusahaan harus mengenali, mengukur, dan melaporkan elemen dan peristiwa keuangan.Dan juga dapat mengidentifikasi konsep sebagai asumsi dasar, prinsip, dan kendala biaya. Konsep-konsep ini menjadi pedoman dalam menanggapi isu-isu pelaporan keuangan yang kontroversial.

Berbagai kritik ditujukan pada proyek kerangka konseptual Financial Accounting Standarts Board (FASB) di Amerika. Meskipun tidak dapat dikatakan bahwa Proyek Kerangka Konseptual tersebut gagal, kerangka konseptual tersebut berjalan atau berkembang agak lambat. Analisis kritik ini akan membantu menjelaskan alasan lambatnya pengembangan kerangka kerja yang sebelumnya dan menyoroti masalah yang relevan untuk mencapai kemajuan dalam Proyek IASB/FASB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun