Mohon tunggu...
Khof H
Khof H Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Mari menjadi tidak sederhana!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kenapa Menerima Kenyataan Terkadang Sulit?

26 November 2020   10:12 Diperbarui: 26 November 2020   10:32 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catatan untuk luka yang kau gurat | sumber : blog.infradigital.io

Jangan ada rahasia di antara kita? Apa bisa? Tidak. Terkadang rahasia akan lebih baik tetap menjadi rahasia. Kenapa? Karena kebenaran bisa sangat mengejutkan setelah kamu mengetahuinya. 

Sebelum aku mengetahui yang sebenarnya dia mungkin berpikir untuk tetap merahasiakan. Benar begitu kan? Aku memang percaya beberapa rahasia harus tetap di rahasiakan sampai akhir. Tapi yang terjadi diantara kita apa bisa di sebut sebagai rahasia? Tidak. 

Esok lusa aku tau ada kehidupan baru, jika aku beruntung. Tapi sungguh disayangkan, seribu sayang untukmu yang tersayang. Sebelum hari esok itu datang aku sudah tau. Bukan hari ini, bahkan bukan kemarin atau kemarin sebelumnya. Bagaimana aku mengatakannya, aihhhh kenapa jadi ribet begini. 

Aku sudah tau. Sejak kapan? Pertanyaan itu tidak lebih penting bukan dari perasaanku sejak mengetahuinya? 

Aku tidak bisa mendefinisikan perasaanku saat ini. Mengetahui suatu hal sebelum engkau di beri tau, jika situasinya berpihak padamu mungkin kau bisa mempersiapkan diri. Tapi ini berbeda. Oh tidak. Aku juga harus mempersiapkan diri menerima ini. Apa yang harus aku persiapkan? Tuhan, buat hatiku menerimanya. Jangan persulit wahai diri. 

Apa aku sedih? Kenapa aku harus sedih? Apa kamu marah? Kenapa kamu harus marah untuk sesuatu yang tidak salah? Apa marah itu hanya untuk hal yang salah? Bagaimana jika aku memang benar marah untuk semua kebenaran yang tak bisa ku terima? Kenapa?

Salah jika aku tidak bisa menerima? Aku benar-benar tidak bisa menerima ini. Maafkan aku. Ini terlalu sulit. Sangat sesak melihatnya. 

Aku bisa membungkam bibirku untuk tidak bicara sebelum semua benar-benar di depan mataku. Tapi bagaimana jika alam senantiasa bersenandung menyuarakan suara yang tidak bisa di dengar tapi nyata terlihat bagi orang yang bisa melihatnya. 

Aku tak kuat lagi. Aku sudah terlalu tua untuk tidak mengerti. Tidak bisa lagi aku menahan air mata ini. Setiap melihatmu sesak. Aku harus apa? 

Apa yang kamu lakukan jika mendengar suatu berita yang begitu menyayat hatimu? Mengkonfirmasi berita itu? Ya, jika berita itu tidak benar tentu sayatannya bisa lekas hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun