Mohon tunggu...
Nurjaman Center
Nurjaman Center Mohon Tunggu... -

www.nurjaman.org\r\n\r\nNurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), atau Pusat Kajian Demokrasi Indonesia adalah pusat kajian demokrasi yang berjalan di Indonesia, baik itu kajian terkait dengan proses pemilihan (pemilu legislatif, pilpres ataupun pilkada).\r\n\r\nDikatakan “demokrasi Indonesia”, karena pelaksanaan demokrasi di Indonesia tergolong spesial – tidak dapat disamaratakan dengan demokrasi di negara-negara lain. Misalkan, dengan lebih dari 550 Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) setiap lima tahun, Indonesia adalah negara dengan penyelenggaraan pilkada terbanyak di antara negara-negara lain di seluruh dunia. Indonesia juga memiliki jumlah legislator terbanyak di seluruh dunia dengan 20.257 legislator (anggota DPR RI, DPRD tingkat Provinsi dan DPRD tingkat Kabupaten/Kota).\r\n\r\nNurjaman Center berdiri pada tanggal 1 April 2013, karena keterpanggilan setelah mengamati proses Pilkada di berbagai daerah yang dalam proses pelaksanaan pemilihannya masih banyak ditemukan kecurangan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tanggalkan Jabatan untuk Menjadi Peserta Konvensi Capres

3 Februari 2014   17:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:12 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjelang Pemilu 2014, partai – partai peserta pemilu semakin gencar berlomba untuk melakukan yang terbaik, dari mulai mempersiapkan strategi politiknya hingga mencari tokoh untuk diusung sebagai calon presiden.

Untuk membahas mengenai calon – calon presiden dari tiap peserta pemilu. Kiranya, menarik untuk mengikuti konvensi capres Partai Demokrat yang kian memanas yang sedang melakukan kegiatan road show di beberapa kota besar.

Para peserta konvensi capres partai demokrat diantaranya, Dahlan Iskan, Marzuki Ali, Pramono Edhie, Gita Wirjawan, Hayono Isman, Anies Baswedan, Dino Patti Djalal, Irman Gusman, Sinyo Hary Sarundajang, Ali Masykur Musa, dan Endriartono Sutarto.

Dari beberapa peserta tersebut, yang paling menarik perhatian ialah perkembangan mengenai mundurnya Gita Wirjawan  sebagai Menteri Perdagangan. Mundurnya Gita Wirjawan dengan alasan supaya fokus mengikuti konvensi capres Partai Demokrat, bahkan keputusan dari Gita tersebut mendapat tanggapan dari peserta konvensi capres Partai Demokrat, diantaranya.

Dino Patti Djalal meyatakan “Mundurnya Gita sebagai Menteri Perdagangan ini langkah positif dan yang bersangkutan bisa lebih fokus” tandasnya, tambahnya lagi “Langkah ini juga menepis persepsi negatif masyarakat soal rangkap jabatan," ujar Dino. Dan mantan Kedubes Indonesia di AS, senang dengan keputusan Gita, karena dinilai mengikuti langkahnya yang terlebih dahulu mundur dari jabatannya.

Dahlan Iskan menanggapi mundurnya Gita Wirjawan, dengan dalih “Saya pilih mengikuti jejak hati nurani saya, he-he-he. Saya belum mundur karena saya ini belum capres," dan tambahnya "Saya ini belum jadi capres, dan belum tentu jadi capres. Saya salut dengan sikap Pak Gita, sudah siap 100 persen jadi politisi”. Ujar Menteri BUMN tersebut. Dahlan belum dapat mengikuti langkah Gita Wirjawan dikarenakan mengikuti kehendak hati nuraninya.

Irman Gusman menanggapi keputusan saingannya di konvensi capres Demokrat, dengan menyatakan “ Kalau Pak Gita mundur, itu kan haknya dia.” Dan tambahnya “ Mungkin Pak Gita merasa lebih tepat kalau mundur, motifnya apa, saya rasa Pak Gita yang lebih tau” ujar Ketua DPD RI tersebut. Untuk mengikuti keputusan Gita, Irman Gusman menjelaskan jabatannya sebagai Ketua DPD berbeda dengan jabatan publik yang dipegang Gita. Menurutnya, Ketua DPD adalah jabatan politik yang didapat berdasarkan pilihan rakyat. Jadi Irman tidak mempunyai alasan untuk mengikuti langkah mundur Gita Wirjawan.

Marzuki Ali menanggapi mundurnya Gita Wirjawan sebagai Menteri Perdagangan RI. Ketua DPR RI, menyatakan "Itu ujiannya. Tugas seorang presiden itu banyak sekali, dan ikut konvensi adalah uji kemampuan. Mampu enggak kita jadi presiden yang tugasnya 1.001 macam. Ini baru merangkap dua sisi saja sudah enggak bisa, ya kita juga dipertanyakan nanti," ujarnya.  Menurut Marzuki, menjalankan tugas di pemerintahan sembari mengikuti proses Konvensi Demokrat justru menjadi tantangan tersendiri. Dengan mengemban dua tugas sekaligus seperti dirinya yang juga menjabat Ketua DPR, Marzuki menilai hal itu dapat menunjukkan kapasitas sebagai pemimpin. Karena apabila tidak bias mengemban dua tugas sekaligus, maka kapasitasnya akan dipertanyakan.

Ali Masykur Musa Anggota Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ), menanggapi mundurnya Gita Wirjawan dari Kabinet Bersatu II sebagai Menteri Perdagangan. Ali menyatakan  “saya jadi bagian konvensi, dan selama Komite Konvensi tidak memuat aturan untuk memilih menjadi anggota konvensi atau tetap menjabat jabatan yang ada”. Dan tambahnya “Kalau saya mundur,, justru nanti siapa yang akan memeriksa kisruh beras yang ada? Saya akan secepatnya melakukan pemeriksaan," ujar Ali.

Untuk kasus beras impor asal Vietnam, yang diselidiki oleh BPK menurutnya "Kalau masalah itu (impor beras) bisa merugikan negara, walaupun beliau (Gita) mundur, tetap akan menjadi bagian yang harus bertanggung jawab," kata Ali.

Menurut Nurjaman Center, Alasan Gita Wirjawan mengundurkan diri dari jabatan menteri perdangan untuk fokus sebagai peserta konvensi dirasa janggal. Pasalnya, Gita meninggalkan jabatan disaat ada kasus impor beras ilegal dari Vietnam, dalam hal ini Gita sebagai menteri perdagangan harus bertanggung jawab terhadap kejadian tersebut.

“ Akan lebih terhormat seandainya Gita mengundurkan diri karena merasa gagal menjadi menteri, dari pada mengkambing hitamkan konvensi capres Demokrat “

Tidak ada persyaratan jika seorang pejabat publik harus mengundurkan diri untuk menjadi peserta konvensi capres demokrat. Namun, dari kejadian ini seharusnya bisa menjadi dasar pertimbangan panitia konvensi, karena kepentingan rakyat dan tugas pokok harus lebih diutamakan.

Konvensi calon presiden dari partai demokrat bertujuan untuk mencari sosok pemimpin yang teruji kredibilitasnya, “ Bagaimana mungkin bisa mendapatkan calon pemimpin yang teruji sementara pesertanya adalah pejabat aktif yang meninggalkan tugas pokok demi menjadi peserta konvensi “ .

Saat ini masyarakat sudah cerdas dalam menentukan calon pemimpin dan wakilnya di DPR. Sebaiknya, Presiden SBY yang juga merupakan ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dapat mengambil tindakan tegas. Pasalnya, kejadian ini jelas merupakan kelalaian dari pejabat yang sibuk dengan road show konvensi capres demokrat, padahal seharusnya, apapun bentuknya kepentingan masyrakat umum harus lebih diutamakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun