Mohon tunggu...
Nuril Ichsanul Latifah
Nuril Ichsanul Latifah Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 UIN Sunan Ampel Surabaya

suka drama korea, suka makan, suka make-up dan tentunya suka kamu..

Selanjutnya

Tutup

Film

Dampak Globalisasi Terhadap Buruh Industri di Waru: Menurut Film Dokumenter "The New Rules of the World" Karya John Pilger

25 Maret 2025   11:25 Diperbarui: 25 Maret 2025   11:22 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film The New Rules of the World by John Pilger Subtitle Indonesia. (Sumber: Sahabat PPI)

Film dokumenter karya John Pilger, "The New Rulers of the World", mengkaji dampak globalisasi terhadap masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Film ini menekankan bagaimana kekuatan ekonomi global, perusahaan multinasional, dan lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia dan IMF telah menciptakan kesenjangan yang semakin lebar antara si kaya dan si miskin.

Meskipun globalisasi sering kali disajikan sebagai cara untuk memberantas kemiskinan dan mendatangkan kemakmuran bagi semua orang, kenyataannya berbeda. Dalam film ini, Pilger menunjukkan bagaimana sistem ekonomi global yang hanya menguntungkan perusahaan-perusahaan besar dan negara-negara maju mengabaikan negara-negara berkembang. Salah satu contohnya adalah bagaimana 200 perusahaan raksasa mengendalikan hampir seperempat dari seluruh aktivitas ekonomi di dunia. Bahkan, perusahaan-perusahaan seperti General Motors lebih besar daripada negara-negara seperti Denmark.

Globalisasi telah memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Padahal, negara ini memiliki kekayaan sumber daya alam, termasuk hasil pertanian, tembaga, minyak, dan emas. Namun, karena semakin banyak uang tersebut mengalir ke perusahaan asing yang memanfaatkan tenaga kerja murah Indonesia, warga negaranya masih hidup dalam kemiskinan. Contoh nyata adalah sektor manufaktur pakaian jadi dan sepatu, di mana buruh Indonesia yang bergaji rendah memproduksi barang-barang dari perusahaan-perusahaan terkenal seperti Nike, Reebok, dll.

Film ini menggambarkan kondisi kehidupan buruh pabrik di Indonesia yang sangat buruk. Mereka tinggal di barak-barak yang kotor tanpa akses ke toilet umum atau air bersih. Untuk mencapai tujuan produksi, beberapa dari mereka bekerja dalam kondisi yang sangat buruk bahkan ada yang bekerja tanpa henti selama 24 jam. Upah harian mereka yang hanya sekitar 72 pence tidak cukup untuk menutupi kebutuhan pokok mereka. Sementara itu, gaji semua buruh pabrik yang membuat sepatu lebih sedikit daripada uang yang dibayarkan kepada selebritas seperti Tiger Woods untuk mendukung produk Nike.

Sejak era Soeharto, sistem politik dan ekonomi Indonesia juga telah dipengaruhi oleh globalisasi. Di bawah pemerintahan militer Soeharto, yang didukung oleh negara-negara Barat, Indonesia mengalami perubahan signifikan setelah peristiwa G30S pada tahun 1965, yang mengakibatkan lebih dari satu juta orang hilang. Menurut dokumen yang terungkap, Soeharto menerima dukungan penuh dari CIA dan pemerintah AS karena ia memberikan akses kepada perusahaan-perusahaan internasional ke sumber daya Indonesia untuk tujuan mereka sendiri.

Sebuah konferensi rahasia di Swiss pada tahun 1967, yang dihadiri oleh perusahaan-perusahaan besar seperti ExxonMobil, General Motors, American Express, British American Tobacco, dll, merupakan salah satu insiden yang diungkap dalam film tersebut. Sementara rakyat Indonesia direndahkan menjadi buruh murah, perwakilan perusahaan internasional menggunakan konferensi ini untuk membentuk regulasi ekonomi Indonesia demi keuntungan mereka.

Dalam film ini juga menekankan kontribusi Bank Dunia dan IMF terhadap ekonomi Indonesia. Kedua lembaga ini sering memberikan pinjaman besar kepada negara berkembang sebagai imbalan atas privatisasi aset negara dan pengurangan subsidi publik. Kaum miskin kini menghadapi tantangan yang lebih besar sebagai akibat dari kenaikan tajam biaya kebutuhan pokok seperti air, listrik, dan pendidikan. Hal ini menyebabkan siklus kemiskinan yang sulit diputus.

Seorang pejabat IMF menyatakan dalam sebuah wawancara bahwa misi organisasi tersebut adalah untuk mengangkat negara-negara maju keluar dari kemiskinan. Orang miskin sebenarnya lebih terbebani oleh kebijakan yang diberlakukan. Bahkan pinjaman diberikan kepada pemerintah Suharto oleh Bank Dunia dan IMF, tetapi teman-temannya menyalahgunakan sebagian besar uang tersebut. Menurut perkiraan, korupsi merugikan Indonesia hampir 8 miliar dollar US dalam bentuk pinjaman Bank Dunia.

Krisis ekonomi tahun 1998 merupakan salah satu dampak globalisasi yang paling nyata di Indonesia. Jutaan orang kehilangan pekerjaan, inflasi melonjak, dan nilai tukar rupiah jatuh ketika modal asing tiba-tiba meninggalkan Indonesia. Beberapa bisnis benar-benar mengambil keuntungan dari memburuknya kondisi ekonomi penduduk. Akibat penurunan tajam nilai rupiah, Nike mampu membayar karyawannya lebih rendah.

Film ini menekankan dampak kebijakan globalisasi terhadap sistem sosial dan hak asasi manusia selain masalah ekonomi. Pekerja di Indonesia dan banyak negara berkembang lainnya tidak memiliki kemampuan untuk mengorganisasikan serikat pekerja yang kuat, dan upaya untuk mempertahankan hak-hak mereka terkadang ditanggapi dengan intimidasi atau bahkan kekerasan. Marsinah, seorang aktivis buruh yang dibunuh karena memperjuangkan hak-hak pekerja, adalah salah satu contohnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun