Mohon tunggu...
Nurifah Hariani
Nurifah Hariani Mohon Tunggu... Guru (dulu)

Di rumah saja

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Arek Imaga, Memutar Waktu di Benteng Vredeburg

25 Juni 2025   13:30 Diperbarui: 25 Juni 2025   13:30 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arek Imaga berpose di depan Benteng Vredeburg sebelum tour museum. Dokumen SMP Islam Ma'arif 03 Malang

Dari Pantai Partangtritis, Arek Imaga melanjutkan perjalanan ke Museum Benteng Vredeburg.  Museum ini ada di ujung jalan Malioboron tepatnya di Jl. Margo Mulyo No. 6 Ngupasan Kecamatan Gondonman, Yogyakarta.

Seorang siswa bertanya kepada saya, untuk apa ke museum ini? Apakah kita bisa bersenang-senang di sana?

Mengunjungi museum memang sedikit membosankan. Tak ada kedai kopi atau es teh si ujung koridor. Tak ada food court di lantai atas. Tak ada bioskop apalagi kursi pijat tempat kita bisa bersantai sambil dipijit-pijit. Di sini hanya ada diorama dan narasi-narasi tertulis tentang hal-hal yang terjadi bertahun=-tahun yang lalu.

Siswa itu, salah satu dari arek Imaga langsung mengkerut alisnya. Apa yang menarik dari peristiwa lama? Lha wong pelajaran kemarin saja malas kita mengingatnya, apalagi peristiwa yang sudah lama berlalu dan kita tidak mengalaminya secara langsung.

Buat apa mengunjungi museum ?

Pertama, mengalami suatu  pengalaman  jauh lebih menyenangkan daripada mendapatkan sebuah barang.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Haeeis Interactive, pengalaman mampu memunculkan nilai-nilai positif yang memicu kebahagiaan. Saat kita mengingat perjalanan ke suatu tempat, psikis akan menghilangkan memori negatif. Mengunjungi museum akan memunculkan identitas sosial, sesuatu yang tidak bisa didapatkan dari ketika membeli barang baru.

Kedua,  museum menyajikan seribu alasan agar kalian tetap bertahan.

Suatu hari kalian mengajak teman, keluarga atau pacar ke museum. Kalian bisa mengajaknya melihat-lihat diorama lalu mendiskusikannnya. Percayalah kalian pasti akan saling menunggu di sebuah pajangan, saling bertatapan lalu saling melempar pendapat.  Hal ini tidak bisa dilakukan di sepan sebuah toko souvenir karena kalian akan sama-sama berpikir keras antara membeli atau berlalu begitu saja.

Ketiga, museum memberi kesadaran bahwa kalian tidak sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun