Mohon tunggu...
nuri aryati
nuri aryati Mohon Tunggu... -

Tujuh tahun menginduk di sebuah penerbitan, kecintaannya pada budaya Indonesia membuatnya memilih menjadi penulis lepas tentang budaya disela kesibukan lainnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berkeliling Museum Indonesia di Satu Titik

7 September 2017   12:12 Diperbarui: 7 September 2017   16:36 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ikut senang rasanya, ketika saya "kepo" dengan masuk Kampus UNS dan menjerumuskan diri ke pameran "Museum goes to Campus". Jumlah pengunjungnya lumayan banyak. Kontras sekali dengan keadaan di kebanyakan museum di Indonesia yang lebih sering senyap.

Siang itu auditorium UNS yang terletak di belakang gedung pusat UNS  disulap menjadi arena pameran berbagai museum di Indonesia. Sekitar 20 booth/ stan  berpartisipasi dalam program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Meski hampir sepertiganya diisi dari UNS sendiri seperti Museum UNS, Perpustakaan UNS, Laboratorium Sejarah dan  Komunitas pecinta sejarah, namun museum besar lain juga ikut andil seperti Museum Nasional, Museum Basuki Abdullah, Perpustakaan Bung Karno, Museum Jogja Kembali maupun Museum Sangiran.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Yang menarik disini, pengunjung harus melakukan registrasi meski tidak dipungut bayaran dan diminta mengisi angket tentang booth museum favorit beserta alasannya. Tak ayal, setiap booth berusaha menampilkan yang terbaik dalam melayani pengunjung.

Stan Museum Sangiran yang merupakan booth kedua setelah pengunjung masuk, membagikan buku komik tentang sejarah Sangiran dan buku tentang Museum Sangiran, disamping beberapa souvenir.

Mereka juga mempersilakan pengunjung mengisi angket untuk mendapatkan umpan balik tentang tampilan dan kesigapan penjaga pameran. Tampilan museum juga tergolong istimewa dan terkesan sangat tergarap, mulai dari TV LCD, sejumlah artefak, maneqin manusia purba dan gerbang ala gading Gajah

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Museum Keris Solo menempatkan sejumlah keris koleksi museum beserta keterangan rincinya seperti daerah asal, masa pembuatan, jenis pamor dan lain-lain.

Mereka juga menempatkan penjaga yang juga dewan kurator museum guna memberikan informasi bagi pengunjung. Sayangnya tampilan masih kurang maksimal karena dinding yang kosong sebenarnya masih bisa "digarap" dengan menempelkan informasi tentang keris seperti kesejarahan, periodisasi, proses pembuatan dan lainnya.

Sedangkan Museum Sandi Negara Yogyakarta punya kiat khusus untuk berinteraksi dengan pengunjung dengan cara membuat kuis sandi yang harus dikerjakan, ala pramuka mengerjakan sandi. Pengunjung yang kebanyakan mahasiswa dan siswa SMA tampak asyik bergerombol mengerjakan di stan

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Banyak juga yang tidak melewatkan kesempatan untuk selfie, sebab pihak penyelenggara memang sengaja menyediakan tiga booth selfie sembari mengadakan lomba selfie, sebuah cara baru publikasi melalui medsos.

Namun, apa saja ternyata bisa menjadi obyek selfie, ada yang mendekati maneqin pejuang, ada yang memakai topi anggar maupun berpose di pintu masuk bersama replika keris raksasa dari kayu. Pihak penyelengara juga mengadakan sejumlah lomba lain di panggung yang ditempatkan di depan auditorium seperti lomba dongeng.

Antusiasme, interaksi pengunjung serta layanan petugas dalam pameran ini layak diacungi jempol, disamping jumlah kunjungan yang lumayan banyak mengingat auditorium UNS bukanlah tempat yang strategis dan mudah dijangkau  umum karena terletak di dalam kampus.

 "Jumlah pengunjung hari pertama sekitar 1010 orang dan hari kedua sekitar 1300 an orang," kata Nely, petugas pendaftaran sambil menata lembar registrasi. Menurut dia, kebanyakan kalau siang pengunjungnya siswa SMA dan mahasiswa sedangan sore hari anak-anak beserta orang tuanya.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Menurut pengajar Museologi di Institut Seni Indonesia Surakarta, Basuki Teguh Yuwono, S.Sn, MSn, program Museum goes to campus ini merupakan program yang sangat bagus untuk memberikan pemahaman lebih jauh atas fungsi, visi dan misi museum-museum di Indonesia.

Dia berharap mudah-mudahan dapat menggugah kesadaran masyarakat khususnya akademisi dan mahasiswa untuk menyadari arti penting museum dan terbangunnya motivasi yang tinggi  untuk hadir dan berkunjung ke museum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun