Pulau ular salah satu tampat wisata yang paling eksotik dan ramai dikunjungi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pulau ini berada persis di bagian timur Gunung Sangiang, tepatnya di Desa Pai, Kecamatan Wera.
Penghuni pulau ini adalah ribuan ekor ular dengan corak belang-belang dan beberapa jenis tumbuhan. Tidak ada manusia yang tinggal di pulau ini. Penghuni pulau ini merupakan jenis ular laut. Ular tersebut juga dikenal ramah dan tidak pernah mematuk orang.
Pulau ular berada di wilayah pelosok Kabupaten Bima bagian timur. Dari pusat Kota Bima, waktu tempuh kendaraan sekitar 2 jam lebih.
Untuk berkunjung ke pulau ular, pengunjung harus menggunakan perahu dengan tarif sekitar belasan ribu dari Desa Pai. Selamat perjalanan, pengunjung disuguhkan dengan hamparan air berwarna biru yang sangat jernih.
Di balik keindahan itu, ternyata Pulau Ular menyimpan sejarah.
Dalam peperangan tersebut Kerajaan Bima berhasil menaklukan Kerajaan Flores. Alhasil, seluruh wilayah dan peraturan Kerajaan Flores di Pulau Ular pun dipegang penuh oleh Kerajaan Bima.
Setelah sekian tahun tunduk dan takluk pada Kerajaan Bima, Kerajaan Flores pun membangun kembali kekuatan dan mulai menyusun strategi untuk mengambil hak serta kekuasaannya dari Kerajaan Bima. Untuk melancarkan rencananya itu, Kerajaan Flores meminta bantuan dari pihak Belanda.
Akan tetapi, semua bantuan itu tidak diberi secara gratis. Syaratnya, Kerajaan Flores harus membayar upeti sebagai tanda terima kasih kepada pihak Belanda dengan menjual seluruh hasil sumber daya alam kepada Belanda.
Sayang, semua rencana yang telah disusun oleh Kerajaan Flores bocor, karena adanya mata-mata yang dikirimkan dari Kerajaan Bima.