Mohon tunggu...
Nur Hidayati
Nur Hidayati Mohon Tunggu... Guru - guru

Menulis untuk berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kartini, Kesetaraan Gender, dan Peran Kodrati Seorang Wanita

20 April 2020   12:22 Diperbarui: 20 April 2020   12:43 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peran kodrati seorang wanita. Sumber: health.liputan6.com

Kartini, Kesetaraan Gender, dan Peran Kodrati Seorang Wanita

Siapa yang tidak kenal dengan tokoh wanita, yang setiap tanggal 21 April selalu diperingati tanggal kelahirannya sebagai Hari Besar Nasional. Kartini, ya Kartini. 

Seorang tokoh pergerakan wanita di Indonesia, yang menancapkan tonggak sejarah berubahnya pandangan kaum pria terhadap wanita. Berkat  perjuangan R.A. Kartini, wanita yang dulu hanya dianggap sebagai tiyang wingking, hanya sebagai sosok yang harus wani ditata tanpa mampu berbuat apa-apa, dan harus sendika dhawuh terhadap perintah, kini sudah tidak ada lagi.

Kartini adalah sosok pendobrak tradisi yang mengekang kemerdekaan wanita, khusunya di bidang penidikan dan perihal pemilihan jodoh di Indonesia. 

Kartini merupaka sosok pengembang persamaan hak atau yang lebih populer disebut dengan istilah emansipasi wanita. Hingga kini, seluruh wanita di Indonesia hampir tidak ada yang tidak mengenyam pendidikan formal. Bahkan sekarang, wanita bebas memperoleh pendidikan formal sampai ke jenjang pendidikan yang paling tinggi sekali pun.

Lantas, apa hubungan antara emansipasi dengan kesetraan gender? Sebenarnya, kedua istilah tersebut memiliki makna yang sama. Hanya saja secara etimologis emansipasi wanita memiliki makna yang lebih umum, karena kata emansipasi semula bermakna proses pembebasan dari perbudakan, yang kemudian dikembangkan menjadi kebebasan untuk memliki hak yang sama antara kaum pria dan wanita dalam segala aspek kehidupan.

Melalui usaha yang dilakukan oleh Kartini dan tentunya tidak terlepas dari upaya tokoh-tokoh pergerakan wanita yang lain juga, akhirnya pada masa sekarang ini hampir tidak ada lembaga pendidikan yang menolak atau tidak memperbolehkan wanita dalam memperoleh kesempatan yang sama untuk mengikuti pendidikan.

Bahkan tidak sedikit sekarang ini berbagai profesi utama dipegang oleh seorang wanita. Mulai dari karyawan/pegawai, guru, perawat, dokter, dosen, sampai pada posisi-posisi penting di instansi-instansi tertentu baik negeri maupun swasta. Tidak sedikit dari posisi direktur perusahaan, perkantoran, anggota dewan, menteri, bahkan sampai presiden juga  di pegang oleh seorang wanita.

Seiring dengan semakin majunya perkembangan zaman, wanita telah mengambil peran  penting dalan berbagai kehidupan bangsa. Namun, setinggi apa pun posisi wanita dalam pekerjaannya, wanita tetap harus menyadari perannya secara kodrati. Peran utama seorang wanita  adalah sebagai pendidik generasi muda yang menjadi tanggung jawabnya. 

Seorang wanita dituntut untuk  bisa menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anak yang dilahirkannya serta menjadi ibu yang dapat membimbing mereka menjadi anak-anak yang  kuat, cerdas, dan berperilaku mulia, agar dapat berguna bagimasyarakat, bangsa, negara, dan agamanya.

Peran tersebut menjadi semakin sangat penting di tengah-tengah kehidupan yang kini semakin global, sehingga diperlukan sosok yang dihormati, yang mampu mengarahkan anak-anak sesuai norma kehidupan serta mampu mendampingi anak-anak dengan penuh tanggung jawab dan rasa kasih sayang yang tulus. Dan Itulah sebenarnya peran wanita yang utama saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun