Mohon tunggu...
Nurhidayah SPd
Nurhidayah SPd Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 21 Bandung

Menulis bisa mengubah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Guru harus Menjadi Observer, Konseptor, dan Fasilitator yang Hebat bagi Peserta Didik

22 Januari 2023   21:41 Diperbarui: 24 Januari 2023   09:24 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ada yang berbeda pada video pembelajaran yang penulis lakukan. Video tersebut menggunakan konsep cerita drama. Dimulai dari adanya permasalahan sebagai  penerapan tahap orientasi peserta didik kepada masalah, yaitu peserta didik menyampaikan permasalahan tentang tidak disetujuinya proposal kegiatan oleh kepala sekolah. Lalu guru memberikan tayangan video negosiasi pengajuan proposal kegiatan kepada pihak kepala sekolah yang disetujui. Lalu guru dan peserta didik saling bertukar pendapat membandingkan dua permasalahan dan menyebutkan faktor keberhasilan negosiasi tersebut.

Kedua mengorganisasikan peserta didik, yaitu peserta didik berliterasi mencari referensi tentang faktor keberhasilan negosiasi dan langkah-langkah  menyusun teks negosiasi. Kemudian guru melakukan konfirmasi tentang materi tersebut melalui tayangan salindia. Kemudian guru memberikan beberapa permasalahan yang harus  dipecahkan oleh peserta didik untuk bernegosiasi secara berkelompok melalui teknik bermain  peran.  Kemudian peserta didik membentuk kelompok dan memilih salah satu topik yang diberikan oleh guru.  

Ketiga membimbing penyelidikan individu dan kelompok, yaitu peserta didik secara berkelompok melakukan analisis isi, struktur, dan kaidah teks negosiasi melalui LKPD yang diberikan oleh guru. Kemudian guru memfasilitasi dan membimbing kelompok dalam berdiskusi untuk memecahkan masalah.

Keempat mengembangkan dan menyajikan hasil karya, yaitu kelompok peserta didik mempresentasikan hasil analisis isi, struktur, dan kebahasaan teks negoasiasi di depan kelas secara bergantian. Dalam aktivitas lain guru memberikan format pengamatan kepada kelompok peserta didik yang tidak tampil untuk memberikan tanggapan kepada kelompok temannya yang tampil. Kemudian kelompok peserta didik lain menanggapi hasil presentasi kelompok temannya. Kelompok peserta didik yang tidak menanggapi secara lisan, mencatat hasil tanggapan secara tertulis.

Terakhir, kelima menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, yaitu peserta didik dengan dibimbing guru menganalisis dan mengevaluasi analisis isi, struktur, dan kebahasaan teks negosiasi yang ditemukan peserta didik melalui dipresentasikan setiap kelompok. Lalu Guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi yang telah dipelajari peserta didik dan memberikan penguatan terkait dengan materi.

Pada praktik mengajar ini, penulis tidak mengalami hambatan yang begitu berarti. Hanya saja alokasi waktu untuk komptensi dasar keterampilan dirasa sulit untuk diwujudkan selama 90 menit. Pada bagian menaggapi penampilan kelompok lain tidak seluruhnya ditanggapi secara lisan. Pada akhirnya, penulis memberikan alternatif untuk memberikan penilaian secara tertulis pada lembar penilaian presentasi kelompok yang telah disediakan.

Pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi dengan menggunakan model pembelajaran berbasis  masalah/Problem Based Learning, teknik    bermain peran, dan pemanfaatan TPACK  ternyata memberikan dampak yang positif baik untuk guru maupun peserta didik. Ketika pembelajaran berlangsung, peserta didik sangat antusias dengan ditayangkannya video, salindia, beberapa permainan yang dipadukan dengan kegiatan pembelajaran, dan ice breaking yang ditampilkan; mereka sangat semangat ketika mengerjakan konstruksi teks negosiasi; sangat aktif ketika berkolaborasi dalam kelompok, saling memberikan ide melalui teknik bermain peran; dalam diskusi tanya jawab mereka mampu menjawab dengan cepat dan tepat; dan memberikan apresiasi yang baik terhadap pembelajaran ini. Mereka memberi jawaban pada google form bahwa mereka mampu mengonstruksi teks negosiasi dengan tepat. Belum lagi setelah pembelajaran selesai mereka mengatakan bahwa mereka "betah" kalau belajar "kayak gini". Dalam praktik bernegosiasi, mereka mampu mengonstruksi teks negosiasi dengan tepat. Guru pun mendapatkan hal baru dan pengalaman yang lebih karena mampu mewujudkan pembelajaran yang kreatif dan menarik.

Model pembelajaran tersebut dinilai sangat efektif dalam pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi. Melalui PBL,  peserta didik diberikan sebuah permasalahan secara langsung yang terjadi di lingkungan sehari-hari peserta didik. Peserta didik melakukan tanya jawab dengan aktif dan efektif. Peserta didik mampu membuat teks negosiasi melalui peran yang telah dibagikan dalam kelompok. Selain media pembelajaran, bahan ajar, instrumen penilaian pun berbasis TPACK, dengan menyajikan dengan cara scan barcode. Dalam hal ini siswa sangat tertarik. Berdasarkan penilaian keterampilan, baik secara berkelompok maupun individu, 100% dari jumlah peserta didik mendapatkan nilai di atas KKM. Nilai rerata peserta didik adalah 85 sebanyak 10, 90 sebanyak 5 orang, dan 95 sebanyak 5 orang. Hal ini menunjukkan keberhasilan strategi, metode dan model yang dipilih untuk diterapkan pada pembelajaran ini.

Praktik mengajar ini pun mendapat apresiasi dari orang sekitar penulis. Pada kegiatan praktik mengajar mengonstruksi teks negosiasi ini, penulis mendapatkan penilaian dari teman sejawat, yaitu rekan MGMP dan pimpinan sekolah. Melalui tayangan video yang ditonton di youtube, respon teman sejawat setelah melihat penulis mengajar adalah kegiatan pembelajaran yang penulis lakukan menarik, sehingga peserta didik semangat dan menikmati prosesnya. Permainannya juga seru dan bisa dijadikan referensi bagi teman MGMP saya sendiri. Rekan MGMP ini memberikan semangat pada penulis dan menunggu video berikutnya. Sedangkan penilaian dari pimpinan adalah  mengomentari pembelajaran yang dilakukan oleh penulis dinilai sangat bagus.

Ternyata keberhasilan praktik mengajar penulis ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu selama praktik mengajar dibimbing oleh dosen dan guru pamong dengan baik. Kemudian penulis juga mempersiapkan pembelajaran ini dengan serius. Dalam hal lain, peserta didik juga aktif dalam belajar sehingga hasilnya pun sesuai dengan harapan.

Dorongan dan kemauan keras dari diri sendiri agar praktik mengajar ini berhasil adalah hal yang sangat penting. Salah satunya adalah banyak belajar tentang pemanfaatan teknologi dan belajar dari sebuah kekurangan, faktor penentuan peserta didik, dan perencanaan waktu yang matang sehingga tidak terburu-buru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun