Mohon tunggu...
Nur Hasanah
Nur Hasanah Mohon Tunggu... -

Nurhasanah seorang mahasiswi STKIP-PGRI Pontianak. Daerah Asalnya, kec. Seponti Jaya. Kabupaten Kayong Utara. Lagi menimba ilmu sebanyak-banyaknya untuk bekal jadi guru

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Inner Beauty

13 Mei 2010   10:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:14 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dear sweet diary,

Hari ini aku merasa begitu cantik

Lihatlah wajah ku berseri-seri, mata ku juga sangat indah penuh dengan cahaya. ketika aku tersenyum sungguh terlihat sangat manis, aku rasa ini adalah senyum termanis yang pernah ada di dunia. (hanya menurut saya saat ini) kenapa ya? apa  karena jerawat di pipi ini yang masih setia menemani membuat semyumku terlihat semakin manis.  ah diary, bagaimana mungkin pipi yang dihiasi dengan jerawat akan terlihat semakin cantik. ya lebih tepatnya ini adalah kecantikan yang terpancar dari dalam atau yang biasa dinamakan inner beauty.

Iya Diary, aku yakin ini adalah inner beauty.

Inner beauty muncul karena pancaran perasaan bahagia yang ada di hati. Hati ku memang sedang bahagia. Bahagiaaa sekali, biarlah orang mungkin mengatakan aku ini lebay atau berlebihan dalam menganggapi sesuatu. Biar saja, mereka kan tidak merasakan apa yang sedang ku rasakan, tidak menutup kemungkinan kan! saat mereka merasakan hal yang sama akan bertindak seperti apa yang aku lakukan sekarang atau bahkan lebih lebay dalam mengekspresikan kebahagiaannya. ;)

Diary, kamu pasti berpikir aku sedang merasakan indahnya jatuh cinta. Iya kan? ya kamu benar diary, aku memang sedang merasakan indahnya jatuh cinta. Tapi bukan jatuh cinta kepada seorang pria, melainkan jatuh cinta pada suatu perbuatan yang baik. Heran yaa?

Gini lo.. diary,

Kemarin aku baru saja  dihadapkan pada suatu kejadian yang membuat hati ku tersentuh (terharu)

Beberapa hari yang lalu dalam perjalanan menuju ke kos Catur (teman) sepulang kuliah, aku melihat seorang anak kecil laki-laki dan seorang wanita dewasa (mungkin wanita itu  adalah ibu dari anak itu). Mereka berjalan membawa grobak yang isinya barang-barang bekas. Mereka terlihat sangat letih dan haus, bajunya kotor,  Matahari yang bersinar dengan sempurna, membuat keringat mereka berjatuhan  dan yang lebih memprihatinkan lagi ternyata mereka berjalan tanpa memakai sendal. Kamu bisa bayangkan diary mereka berjalan di atas aspal ditengah terik matahari tanpa memakai sendal. Pasti kaki akan terasa panas, belum lagi rasa letih karena telah berjalan jauh. Sungguh mereka memikul beban kehidupan yang sangat berat.

Mulanya aku ragu untuk menghampiri mereka, aku terus saja melaju sampai ke rumah kost Catur, ternyata  caturnya ga ada sempat ngobrol sebentar dengan yuni tapi akhirnya aku memutuskan untuk pulang, baru saja aku keluar rumah di depan ku lihat grobak yang di bawa sama ibu tadi, tapi mereka kemana. Tiba-tiba anak dan ibu tadi keluar dari pekarangan rumah  membawa beberapa botol bekas dan sampah kardus.

Dari tadi aku memang sudah tersentuh dan ingin sekali meringankan beban mereka tetapi situasi (banyak motor yang lalu lalang) yang menurut aku tidak memungkinkan, membuat aku mengurungkan niat itu. Ketika dia (anak itu) berjalan semakin dekat, aku semakin yakin bahwa pada saat itu aku memang ditakdirkan oleh ALLOH SWT untuk bisa sedikit membantu meringankan beban mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun