Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, pengelolaan biaya menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi keberhasilan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. UMKM memiliki peran yang sangat signifikan dalam perekonomian nasional, terutama dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan mendukung sektor industri makanan. Namun, banyak pelaku UMKM yang kesulitan dalam menentukan harga pokok produksi (HPP) yang akurat, yang berpengaruh langsung pada profitabilitas usaha mereka. Salah satu metode yang dapat membantu dalam mengelola biaya secara lebih efektif adalah penerapan sistem Activity Based Costing (ABC). Metode ini memungkinkan penghitungan biaya yang lebih akurat berdasarkan aktivitas yang terjadi dalam proses produksi. Artikel ini akan membahas bagaimana penerapan sistem Activity Based Costing dapat membantu pabrik rambak kulit krecek Sumber Barokah (HJ Siti Romlah) yang berlokasi di Banyudono, Boyolali, dalam meningkatkan pengelolaan biaya dan meningkatkan profitabilitas usaha mereka..Â
Pentingnya Pengelolaan Biaya
UMKM sering kali menghadapi tantangan dalam pengelolaan biaya, terutama ketika menggunakan metode tradisional yang cenderung menghasilkan estimasi biaya yang tidak akurat. Metode ABC, memungkinkan perusahaan dapat mengidentifikasi aktivitas yang menyebabkan biaya dan mengalokasikan biaya berdasarkan penggunaan aktual dari setiap aktivitas tersebut. Hal ini memberikan manajemen pemahaman yang lebih dalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi biaya dan profitabilitas.
Pengertian dan Penerapan Activity Based Costing
Activity Based Costing (ABC) adalah metode pengalokasian biaya yang mengidentifikasi aktivitas-aktivitas utama dalam suatu proses produksi dan mengaitkan biaya langsung maupun tidak langsung pada masing-masing aktivitas tersebut. Dalam ABC, biaya tidak hanya dibebankan berdasarkan volume produksi, tetapi juga berdasarkan aktivitas yang mempengaruhi biaya tersebut.
Untuk menerap metode ABC, perusahaan perlu mengidentifikasi berbagai aktivitas yang terlibat dalam proses produksi rambak kulit krecek, kemudian menghitung biaya yang dikeluarkan untuk setiap aktivitas tersebut. Misalnya, biaya untuk proses pemotongan kulit krecek, biaya penggorengan, biaya bahan baku, serta biaya pengemasan. Aktivitas-aktivitas tersebut akan mempengaruhi harga pokok produksi dan profitabilitas perusahaan.
Contoh Penerapan di Pabrik Rambak Kulit Krecek Sumber Barokah
Misalkan pabrik rambak kulit krecek Sumber Barokah memiliki beberapa aktivitas utama dalam produksinya: pemotongan kulit sapi, pembersihan, perebusan, penggorengan, dan pengemasan. Setiap aktivitas ini memerlukan sumber daya yang berbeda, seperti tenaga kerja dan bahan baku. Jika menggunakan sistem akuntansi tradisional, biaya hanya akan dibebankan berdasarkan jumlah unit yang diproduksi, yang mungkin tidak akurat dalam mencerminkan biaya aktual yang dikeluarkan pada setiap tahap produksi.
Namun metode ABC memungkinkan pabrik dapat menghitung dengan lebih tepat biaya yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas. Misalnya, biaya tenaga kerja untuk proses penggorengan yang memerlukan keterampilan khusus akan lebih tinggi dibandingkan dengan proses pemotongan yang lebih sederhana.
Dengan penerapan ABC, Sumber Barokah dapat mengetahui lebih tepat biaya untuk setiap produk yang dihasilkan, memungkinkan mereka untuk menetapkan harga jual yang lebih kompetitif dan mengidentifikasi aktivitas mana yang harus diperbaiki atau disederhanakan untuk mengurangi biaya.
Peran Activity Based Costing dalam Mengelola Biaya