Mohon tunggu...
nurfita rizka apriyani
nurfita rizka apriyani Mohon Tunggu... mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

coba aja lihat sendiri

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Fomo 'JJ PTN' Trand Tiktok Oleh Gen Z? Antara Trand Media Sosial dan Tekanan Sosial

19 Maret 2025   02:16 Diperbarui: 19 Maret 2025   02:16 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa Slide Template Foto JJ PTN di Yogyakarta (sumber:nurfita rizka apriyani)

FOMO di Kalangan Calon Mahasiswa Baru: Antara Tren Media Sosial dan Tekanan Sosial

Perasaan FOMO (Fear of Missing Out) semakin marak dialami oleh calon mahasiswa baru, terutama menjelang dan setelah pengumuman hasil penerimaan perguruan tinggi negeri (PTN). Rasa takut tertinggal ini muncul ketika mereka melihat teman-teman atau orang lain yang tampak lebih sukses di media sosial, baik dalam hal diterima di PTN favorit maupun mengikuti tren populer seperti video jedag-jedug (JJ) di TikTok dan CapCut.

Penyebab FOMO di Kalangan Mahasiswa Baru

  1. Perbandingan Sosial
    Mahasiswa baru cenderung membandingkan diri dengan orang lain, terutama rekan-rekannya yang terlihat lebih aktif atau sukses. Hal ini dapat menurunkan kepercayaan diri dan menimbulkan perasaan terasing.
  2. Pengaruh Media Sosial
    Platform seperti TikTok dan Instagram sering menampilkan kehidupan yang tampak sempurna. Video viral, seperti JJ yang menggabungkan musik dengan efek visual menarik, semakin memperkuat perasaan bahwa mereka harus mengikuti tren agar tidak tertinggal.

Dampak Negatif FOMO

  • Kecemasan dan Depresi
    Melihat orang lain merayakan keberhasilan dapat memicu perasaan cemas dan bahkan depresi, terutama bagi mereka yang merasa tidak mencapai standar yang sama.
  • Rasa Malu dan Minder
    Calon mahasiswa yang tidak diterima di PTN yang diinginkan mungkin merasa kurang percaya diri, bahkan malu, karena merasa gagal dibandingkan dengan teman-temannya.
  • Iri dan Dengki
    Kesuksesan orang lain bisa memicu rasa iri yang merusak hubungan sosial dan menciptakan ketegangan dalam pergaulan.
  • Menurunnya Kualitas Hidup
    Tekanan untuk selalu up-to-date dengan tren dapat membuat mahasiswa mengabaikan kebutuhan dan tujuan pribadi mereka.

Tips Mengatasi FOMO

Bergerak Perlahan -- Tidak perlu terburu-buru mengejar tren atau pencapaian orang lain. Fokus pada perkembangan diri sendiri lebih penting.
Menumbuhkan Rasa Syukur -- Menghargai pencapaian pribadi dan berhenti membandingkan diri dengan orang lain dapat mengurangi tekanan.
Mengurangi Penggunaan Media Sosial -- Batasi waktu di media sosial untuk menghindari perbandingan yang tidak sehat.
Menentukan Prioritas -- Setiap individu memiliki jalannya sendiri. Menentukan apa yang benar-benar penting bagi diri sendiri dapat membantu mengurangi perasaan tertinggal.
Mencari Dukungan Emosional -- Berbicara dengan teman atau konselor bisa membantu mengatasi dampak negatif FOMO.

Dengan memahami dan mengelola perasaan FOMO, calon mahasiswa baru dapat lebih tenang dalam menghadapi proses perkuliahan tanpa harus merasa tertinggal oleh tren atau pencapaian orang lain.

Gen Z dan Ketertarikan Mereka pada Tren yang 'Mendidih'

Generasi Z dikenal sebagai generasi yang sangat mudah terpengaruh oleh tren yang sedang naik daun. Kemudahan akses ke media sosial, ditambah dengan budaya digital yang berkembang pesat, membuat mereka selalu ingin mengikuti tren terbaru agar tidak merasa tertinggal.

Mengapa Gen Z Mudah Terprofokasi oleh Tren?

  1. Faktor FOMO (Fear of Missing Out)
    Gen Z tidak ingin ketinggalan tren karena takut dianggap tidak relevan atau kurang update dalam lingkungan sosial mereka.
  2. Budaya Viralisasi
    Setiap hari ada tren baru yang viral, mulai dari gaya berpakaian, tantangan TikTok, hingga opini tertentu di media sosial. Semakin viral suatu tren, semakin besar keinginan Gen Z untuk ikut serta.
  3. Daya Tarik Tren yang Interaktif dan Menyenangkan
    Tren-tren yang berkembang saat ini tidak hanya bersifat pasif, tetapi juga mengajak partisipasi aktif, misalnya membuat video challenge atau konten kreatif lainnya.
  4. Keinginan untuk Eksistensi
    Banyak dari mereka mengikuti tren sebagai bentuk ekspresi diri dan pencarian identitas, terutama di era digital di mana validasi sosial sering datang dari jumlah likes dan views.

Apakah Gen Z Memiliki Kriteria Tertentu dalam Memilih Tren?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun