Mohon tunggu...
nurfitriyanie v
nurfitriyanie v Mohon Tunggu... -

simple tobe succes. need change to be better

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Adolescentisme

28 Agustus 2014   00:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:20 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan Indonesia as Adolescentisme

Oleh:Nurfitriyanie

FT IKK, 2014

Pendidikan merupakan kebutuhan primersuatu bangsa. karna disetiap era dikenal dengan istilah re-generasi atau lebih sederhananya adalah peralihan kekuasaan dari kalangan tua(terdahulu) kepada kalangan muda sebagai penerus estapet pemerintahan. Demikian pulahalnyadengan Indonesia. Meskipun pendidikan menjadi tema diskusi yang paling sering di perbincangkan di berbagai lapisan masyarakat, namun tetap saja mutu pendidikan banga masih berada dalam tingkat yang amat rendah. Bahkanlembaga dunia United Nation Development Program (UNDP menerangkan bahwa Human Development Index Masyakat Indonesia berada pada peringkat ke-112 di bawah Vietnam(dimuat di media, Indo edisi khusus: 37). Semua itu terjadi karna peningkatan-peningkatan kuantitaspendidikan Indonesia tidak disertai dengan peningkatan kualitasnya juga. Membahas masalah pendidikan tak jauh halnya dengan mengurai gulungan benang kusut dan saya umpamakan pendidikan Indonesia itu adolescentisme

Adolecentismeberasal dari kata adoles (adult) yang berarti anak-anak atau remaja. Sedangkan pengertian adolescentisme sendiri secara fsikologis adalah suatu fase dimana seseorang mengalami masa remaja yang berkepanjangan.Mengapa saya katakan Indonesia itu adolescentisme, sebelumnya kita bayangkan terlebih dahulu apa yang biasanya terjadi dengan kalangan remaja. Bayangan para pembaca tentunnya variatif. Mungkin ada yang membayangkan siswa yang mengenakan seragam biru putih atau abu putih, kenakalan remaja, tawuran dan lain sebagainyaatau mungkin ada pula yang membayangkan seorang pelajar yang bacaan Al-Qur’annya fasih akhlaqnya karimah, intelek dan berdedikasi tinggi. Itu semua memeng mutlak adanya dalam jiwa seorang remaja yang merupakan masa transisi dan pencarian jati diri.Dimana pembentukan karakter sesungguhnya mulai di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pribahasa mengatakan teenager is the best of time or the worst of time. Adolescentisme yang saya peruntukkan untuk pendidikan Indonesia sebenarnya sama saja dengan pengertian secara harfiahnya. Indonesia yang juga mengalami masa peralihan dari penjajahan menuju kemerdekaan dan perkembangan. Dan yang saya maksud terletak pada segi perkembangannya dimana pendidikan Indonesia masih seperti anak remaja yang labiltanpa tanpa pendirian yang tetap.

Masa labil ini mestinya tidak berlanjut terlalu lama karna akan menimbulkan masalah-masalah baru seiring perkembangannya zaman . Dengan demikian program pemerintah mengenai program pendas minimal 12 tahun hendaknya segera terlaksana dengan lancar. Tidak hanya itu, hal terpenting dalam menyiapkan manusia dewasa atau bangsa yang dewasa adalah faktor pribadi setiap individu yakni kesadaran, untuk itu mari kita benahi pola fikir dan kita perbaiki building character. Pembentukan karakter ini akan mengacu dan mempengaruhi setiap kegiatan yang dilakukan seorang individu. Semoga dengan adanya Program Pembentukan Karakter Berbasis Holistik yang di terapkan di beberapa daerah bisa menjadi satu sumbangsih yang besar dan mampu membawa perubahan yang pesat. Yang tentunya perubahan kearah yang lebih baik

Amien

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun