Jawab : Pembuat kebijakan harus memikirkan tentang insentif karena insentif dapat mempengaruhi perilaku dan keputusan individu atau organisasi. Berikut beberapa alasan mengapa pembuat kebijakan harus mempertimbangkan insentif:
a. Mengarahkan perilaku: Insentif dapat digunakan untuk mengarahkan perilaku individu atau organisasi ke arah yang diinginkan oleh kebijakan. Dengan menawarkan insentif yang tepat, pembuat kebijakan dapat mendorong perilaku yang positif dan mengurangi perilaku yang negatif.
b. Meningkatkan partisipasi: Insentif dapat meningkatkan partisipasi individu atau organisasi dalam program atau kebijakan. Dengan menawarkan insentif yang menarik, pembuat kebijakan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam program atau kebijakan.
c. Meningkatkan efisiensi: Insentif dapat meningkatkan efisiensi dalam implementasi kebijakan. Dengan menawarkan insentif yang tepat, pembuat kebijakan dapat mendorong individu atau organisasi untuk bekerja lebih efektif dan efisien.
d. Mengurangi biaya: Insentif dapat mengurangi biaya implementasi kebijakan. Dengan menawarkan insentif yang tepat, pembuat kebijakan dapat mengurangi biaya yang diperlukan untuk implementasi kebijakan.
e. Meningkatkan kepatuhan: Insentif dapat meningkatkan kepatuhan individu atau organisasi terhadap kebijakan. Dengan menawarkan insentif yang tepat, pembuat kebijakan dapat mendorong individu atau organisasi untuk mematuhi kebijakan dan peraturan.
Contoh insentif yang dapat digunakan oleh pembuat kebijakan antara lain:
- Insentif finansial (misalnya, subsidi atau pajak yang lebih rendah)
- Insentif non-finansial (misalnya, pengakuan atau penghargaan)
- Insentif regulasi (misalnya, peraturan yang lebih longgar atau proses yang lebih sederhana)
5. Mengapa perdagangan antar negara tidak seperti permainan dengan beberapa pemenang dan beberapa yang kalah?Â