Mohon tunggu...
Nurfadillah Thayeb
Nurfadillah Thayeb Mohon Tunggu... Jurnalis

Berpengalaman dalam bidang penulisan dan penyajian berita. Sebagai seorang jurnalis, saya telah memiliki pengalaman yang luas dalam meliput berbagai topik. Saya telah bekerja untuk media digital dan telah mengembangkan keterampilan dalam penelitian, wawancara, dan penulisan berita yang informatif dan relevan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sosialisasi Tim PKM-PM UHO Hadirkan "Ingoni" Playbox, Media Edukasi Pencegahan Kekerasan Seksual bagi Anak Tunagrahita

6 Oktober 2025   08:17 Diperbarui: 6 Oktober 2025   08:17 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi Pelaksanaan PKM-PM UHO, Ingoni Play Box, foto istimewa (Sumber: Tim PKM-PM UHO)

Kendari (25/8/2025) -- Permasalahan kekerasan seksual masih menjadi isu sensitif sekaligus mendesak, terutama bagi anak-anak dengan keterbatasan intelektual. Anak tunagrahita, misalnya, memiliki risiko lebih tinggi karena rendahnya pemahaman mengenai perlindungan diri serta minimnya media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mereka. Menjawab tantangan tersebut, Tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) Universitas Halu Oleo (UHO) melaksanakan sosialisasi bertajuk "Ingoni Playbox Sebagai Inovasi Edukasi Pencegahan Kekerasan Seksual Berbasis Gamification of Learning pada Anak Tunagrahita di SLBN 2 Kendari". Kegiatan ini digelar pada Senin, 25 Agustus 2025 di Aula SLBN 2 Kendari dan diikuti oleh guru pendamping serta orang tua siswa.

Program ini menargetkan 30 orang siswa/i tunagrahita berusia 13--18 tahun di SLBN 2 Kendari sebagai sasaran utama. Melalui metode permainan edukatif, Ingoni Playbox diharapkan dapat membantu anak-anak mengenal batasan tubuh, memahami sentuhan yang boleh dan tidak boleh, serta melatih keberanian untuk melindungi diri dan melapor ketika mengalami tindak kekerasan.

Sosialisasi Pelaksanaan PKM-PM UHO, Ketua Tim Nur Ilmi Khair, foto istimewa (Sumber: Tim PKM-PM UHO)
Sosialisasi Pelaksanaan PKM-PM UHO, Ketua Tim Nur Ilmi Khair, foto istimewa (Sumber: Tim PKM-PM UHO)

Ketua Tim, Nur Ilmi Khair dari Prodi Ilmu Komunikasi UHO, menjelaskan, "Harapannya semoga program Ingoni Playbox dapat sukses berjalan di sekolah mitra kami yakni SLBN 2 Kendari serta menjadi inovasi media edukasi pencegahan kekerasan seksual bagi anak disabilitas. Tidak hanya anak tunagrahita, namun juga dapat diterapkan pada anak dengan ketunaan lainnya. Karena pencegahan kekerasan seksual harus di #mulaidarisekarangbukannanti."

Kegiatan sosialisasi diawali dengan pemaparan materi dari tim pengusul, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab antara guru, orang tua, dan tim pelaksana. Program pengajaran sendiri akan berjalan dua kali seminggu selama kurang lebih tiga bulan ke depan.

Sosialisasi Pelaksanaan PKM-PM UHO, SLBN 02 Kendari, foto istimewa (Sumber: Tim PKM-PM UHO)
Sosialisasi Pelaksanaan PKM-PM UHO, SLBN 02 Kendari, foto istimewa (Sumber: Tim PKM-PM UHO)
Kepala SLBN 2 Kendari, Sri Mulyati, S.Pd., M.Si., menyambut baik program ini. "Kami sangat antusias dan bangga telah menjadi sekolah mitra PKM dari Universitas Halu Oleo. Pengajaran seperti ini sangat penting untuk anak-anak disabilitas, khususnya tunagrahita, agar mereka bisa memahami pencegahan kekerasan seksual. Meski mereka memiliki keterbatasan fisik dan intelektual, hasrat seksual mereka tetap normal sehingga perlu pendekatan edukasi yang lebih adaptif dan menarik," ungkapnya.

Sosialisasi Pelaksanaan PKM-PM UHO, Ingoni Play Box, foto istimewa (Sumber: Tim PKM-PM UHO)
Sosialisasi Pelaksanaan PKM-PM UHO, Ingoni Play Box, foto istimewa (Sumber: Tim PKM-PM UHO)
Tim PKM-PM UHO yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari lima mahasiswa lintas jurusan, yakni:

Nur Ilmi Khair (Ilmu Komunikasi) -- Ketua Tim
Nurfadillah (Ilmu Komunikasi) -- Anggota
Naila Cahya Anugerah (Ilmu Hukum) -- Anggota
Diyyanah Nur Fathyyah Syahrun (Manajemen) -- Anggota
Wadiutami Muna (Keperawatan) -- Anggota

Melalui sosialisasi ini, diharapkan kolaborasi antara kampus, sekolah, dan orang tua dapat membuka ruang edukasi yang lebih ramah, kreatif, dan aplikatif bagi anak disabilitas dalam memahami perlindungan diri dari kekerasan seksual.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun