Mohon tunggu...
Nur Fadilah
Nur Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswi

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Seni

Warisan yang Tetap Hidup: Adat Pernikahan Jawa yang Masih Dijunjung Tinggi

2 Mei 2025   19:35 Diperbarui: 2 Mei 2025   19:35 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
weddingmarket.com 

Warisan yang Tetap Hidup: Adat Pernikahan Jawa yang Masih Dijunjung Tinggi

Pernikahan merupakan salah satu momen paling sakral dalam kehidupan manusia, dan dalam budaya Jawa, pernikahan tidak hanya menjadi ikatan dua insan, tetapi juga penyatuan dua keluarga besar. Adat pernikahan Jawa hingga kini masih lestari dan dihormati, tidak hanya di daerah asalnya, tetapi juga di perantauan dan bahkan dalam komunitas diaspora. Tradisi ini tetap dijalankan karena nilai filosofis dan spiritual yang melekat di dalamnya.

Salah satu prosesi penting yang masih banyak dijalankan adalah siraman, yaitu mandi suci bagi calon pengantin sebagai simbol penyucian diri sebelum memasuki babak baru kehidupan. Prosesi ini biasanya dilakukan sehari sebelum akad nikah dan dipimpin oleh orang tua atau tokoh adat. Siraman mengandung makna pembersihan jiwa, raga, dan niat, yang disampaikan dalam suasana penuh haru dan doa.

Tradisi midodareni juga masih sangat dihormati, khususnya oleh keluarga perempuan. Malam sebelum akad, calon pengantin perempuan "dipingit" di rumah dan tidak boleh keluar, sebagai bentuk menjaga kesucian. Dalam suasana ini, keluarga besar berkumpul untuk memberikan restu dan doa. Konon, para bidadari (widodari) turun ke bumi untuk mempercantik sang calon pengantin, menjadikan momen ini terasa mistis sekaligus khidmat.

Prosesi panggih atau pertemuan mempelai usai akad nikah juga tetap dilestarikan. Di dalamnya terdapat rangkaian seperti balangan suruh (saling melempar daun sirih), wijikan (mencuci kaki suami), dan kacar-kucur (simbol pemberian nafkah). Meski beberapa simbolisme ini mendapat kritik dari sudut pandang modern, masyarakat Jawa masih memaknainya sebagai bentuk keselarasan, tanggung jawab, dan penghormatan antar pasangan.

Nilai luhur lain yang dijaga adalah penghormatan terhadap orang tua dan leluhur. Dalam banyak pernikahan Jawa, ada sesi khusus untuk sungkem, di mana pengantin memohon restu kepada kedua orang tua. Ini mencerminkan rasa bakti dan kerendahan hati sebagai landasan membangun rumah tangga yang harmonis dan penuh berkah.

Adat Jawa juga sangat menjunjung tinggi keselarasan lahir dan batin. Busana, riasan, hingga urutan acara dirancang sesuai dengan falsafah Jawa seperti sangkan paraning dumadi (asal dan tujuan hidup). Hal ini menjadikan pernikahan bukan hanya seremonial, tapi juga perjalanan spiritual yang mempersatukan dua jiwa dalam ridha Tuhan.

Meski banyak yang kini memilih pernikahan modern, sebagian besar masyarakat Jawa tetap menggabungkan unsur adat dalam rangkaian acara. Bahkan, banyak pasangan non-Jawa yang tertarik menggunakan adat Jawa karena dinilai penuh makna dan keindahan simbolik. Fenomena ini menunjukkan bahwa adat bukan hal kuno, melainkan identitas budaya yang terus beradaptasi.

Upaya pelestarian pun dilakukan melalui keluarga, komunitas budaya, hingga media sosial. Banyak akun atau kanal digital yang membagikan prosesi pernikahan Jawa secara lengkap, menjadikannya lebih dikenal oleh generasi muda. Tak jarang juga ada pelatihan dan workshop tentang tata cara pernikahan adat Jawa yang terbuka untuk umum.

Dengan semua kekayaan makna dan nilai spiritual yang terkandung, adat pernikahan Jawa menjadi salah satu tradisi Nusantara yang masih kuat bertahan. Ia bukan hanya rangkaian upacara, tapi juga cermin dari filosofi hidup orang Jawa yang sarat akan keselarasan, ketulusan, dan kehormatan terhadap nilai-nilai luhur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun