Perjalanan ke Singapura kali ini tidak sepenuhnya berjalan sesuai rencana. Urusan administratif di CMPB (Central Manpower Base) yang awalnya diperkirakan selesai dalam sehari, justru terhambat karena satu hal yang sangat manusiawi: komunikasi. Bukan karena perbedaan bahasa, tetapi karena karakter anak yang jadi pusat data ternyata belum mampu menyampaikan informasi dengan jelas di situasi resmi.
Ia bukan anak sembarangan. Secara kemampuan, cepat tanggap, gesit, dan sebenarnya cukup cerdas. Tapi waktu diminta menjelaskan kronologi dalam ruang formal, ia hanya menjawab sepotong-sepotong, seperti bingung harus mulai dari mana. Dari sini, aku teringat bahwa anak ini punya kecenderungan kepribadian Sensing ekstrovert (Se), berdasarkan konsep STIFIn.
Apa yang Terjadi Saat Anak Se Bertemu Sistem Formal
Anak Se mengandalkan fakta konkret dan respons cepat terhadap lingkungan sekitar. Mereka hidup dalam real-time, merespons hal yang mereka lihat, dengar, dan rasakan secara langsung. Dalam keseharian, mereka sangat aktif dan spontan. Tapi justru karena itu, ketika masuk ke ruang yang kaku dan penuh protokol --- seperti wawancara administratif --- mereka bisa mati gaya.
Riset mendukung kecenderungan ini. Studi dari The Free Library menyebut bahwa anak-anak dengan kecenderungan ekstrovert memiliki keunggulan dalam strategi sosial dan eksplorasi lingkungan, tetapi seringkali tidak siap menghadapi tuntutan struktur verbal formal. Mereka lebih suka komunikasi dua arah yang cepat, dibanding harus menjelaskan sesuatu secara runtut dan mendalam.
Hal ini membuat mereka terlihat "tidak siap" atau "tidak paham", padahal sebenarnya informasi ada di kepala mereka --- hanya saja tidak keluar dengan cara yang sesuai ekspektasi sistem. Ini yang aku lihat di CMPB: anak ini bukan tidak tahu, tapi tidak terbiasa menyampaikan secara sistematis.
Mengapa Ini Bisa Terjadi
Masalahnya bukan pada anak, tapi pada kurangnya ruang latihan dan lingkungan yang mendukung gaya belajar dan komunikasi mereka. Banyak anak Se tumbuh dalam sistem yang menghargai ketenangan, ketertiban, dan penyampaian verbal yang jelas --- padahal mereka lebih kuat dalam visual, praktik langsung, dan pengalaman nyata.
Sayangnya, belum banyak orang tua atau sekolah yang menyadari bahwa cara berpikir dan menyampaikan informasi anak Se itu sangat khas. Tanpa latihan yang tepat, potensi mereka justru terlihat seperti "masalah perilaku". Padahal, mereka hanya butuh pendekatan yang sesuai.
Apa yang Bisa Dilakukan