Presiden AS,Donald Trump tidak bisa menahan emosinya saat menyaksikan semakin banyaknya negara -negara sekutunya justru balik badan mengakui negara Palestina ,seperti Perancis,Kanada,Malta,Portugal,bahkan diperkirakan kerajaan Inggris dan Jerman ,Belanda akan menyusul mengakui negara palestina.Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavit mengatakan bahwa Presiden Donald Trump tidak senang tehadap apa yang sedang disaksikannya itu karena satu demi satu negara sekutunya mulai meninggalkan rezim zionis yahudi azkenazim karena genosidanya di jalur Gaza.
Pengakuan negara-negara EU,Kanada dan kerajaan Inggris terhadap negara Palestina yang diperkirakan akan diumumkan secara resmi di acara peringatan HUT ke 80 PBB September 2025 merupakan pukulan telak kewajah Paman Sam dan zionis yahudi azkenazim yang sepenuhnya dikuasai AIPAC .Pengakuan negera-negara tersebut terhadap negara Palestina tidak hanya sebagai tamparan keras kemuka Presiden Donald trump tetapi juga memblokir rencananya untuk memindahkan jutaan warga palestina dari Gaza ke negara lain sesuai tujuan Zionis yahudi azkenazim yang hendak mencaplok Gaza.
Kemarahan Presiden Donald Trump kemudian dilampiaskan keberbagai hal,terutama AS menarik diri dari proses kesepakatan gencatan senjata serta keluar dari WHO,UNESCO,dan organisasi PBB lainnya.Sejauh ini ancaman sanksi yang dijatuhkan oleh negara adi daya itu terhadap para hakim ICC dan ICJ tidak berdampak apapun terhadap rencana pengakuan negara-negara sekutunya terhadap negara Palestina.Pengakuan negara-negara tersebut terhadap negara palestina dengn syarat negara-negara Arab mengutuk keras organisasi organisasi perlawanan dan kelompok-kelompok pejuang kemerdekaan Palestina terutama Hamas,Jihad Islam.
Setelah berbagai negara Arab memenuhi tuntutan negara-negara tersebut dengan mengutuk keras organisasi-organisasi dari kelompok-kelompok pejuang kemerdekaan Palestina yang masih kokoh melawan pasukan penjajah zionis yahudi azkenazim ,lalu negara sekutu AS dan Zionis yahudi azkenazim menghendaki lagi supaya dalam pemerintahan Palestina yang akan dibentuk jangan dikut sertakan Hamas,Jihad Islam dan kelompok perlawanan Palestina lainnya yang kini berjuang untuk kemerdekaan Palestina di jalur Gaza.Bahkan PM.Kanada,Mark Charney mengatakan bahwa dalam pemilihan umum(pemilu)tahun 2026 sebagaimana yang dijanjikan oleh authoritas Palestina supaya organisasi-organisasi perlawanan bagi kemerdekaan palestina di jalur Gaza itu jangan dilibatkan .
Sebagaimana diketahui bahwa dalam pemilu pertama secara demokratis tahun 2006 di Palestina justru dimenangi oleh Hamas dan Ismael haniyah menjadi kepala pemerintah palestina.Kemenangan Hamas(al harakatu al muqawwamu al islamiyah)dan pemerintah Ismail Haniyyah tidak diakui oleh negara-negara Barat pimpinan AS ,tetapi sebaliknya justru AS dan sekutunya mengakui authoritas Palestina pimpinan Mahmud Abbas kendatipun merupakan pihak yang kalah dalam pemilu yang diselenggarakan secara demokratis tersebut.Fakta menunjukkan bahwa meskipun prosesi pemerintahan suatu negara berlangsung secara demokratis tidak diakui oleh AS dan sekutunya karena berlawanan dengan kepentingan politik mereka,namun mereka mengakui negara-negara kendatipun diktator monarchi absolut asal tunduk kepada kepentingan AS dan sekutunya.
Terkait masalah itu fakta menunjukkan bahwa AS dan sekutunya lebih mementingkan kepentingan mereka sendiri ,demokrasi menurut mereka adalah sisitem yang mewadahi kepentingan serta  pemerintah tunduk kepada berbagai kepentingan nasional AS dan sekutunya.Hal seperti itu telah diperlihatkan ketika AS dan sekutunya tidak mengakui kemenangan Hamas dalam pemilu tahun 2006, dan kemenangan partai Islam Front Du Salute di Al Jazair tahun sebelumnya,sebagaimana halnya terhadap pemerintah Republik Islam Iran , Mesir (Presiden Muhammad Mursi digulingkan oleh Abdul fattah El Sisi dukunagn AS dan sekutunya)kendatipun prosesinya berlangsung secara demokratis.AS dan sekutunya mendukung rezim zionis yahudi azkenazim meskipun tiap saat melancarkan genosida terhadap warga Palestina,meskipun sebagian dari negara-negara sekutu AS kini mulai menyadari kesalahannya mulai menarik dukungannya dan mengeutuk rezim Tel Aviv  serta merta hendak mengakui negara Palestina.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI