Karena kurang kompaknya negara-negara Arab dalam menghadapi dominasi Amerika Serikat pendukung utama rezim Zionis Yahudi Azkenazim pimpinan Benzoen Netanyahu  Milikoswsky (Benyamin Netanyahu)yang melancarkan genosida terhadap warga Palestina. Hal ini menyebabkan rezim Zionis Yahudi Azkenazim yang diproklamirkan oleh David Gun (David Ben Gurion)kelahiran 16 Oktober 1886 di Plouks,Rusia sampai sekarang masih terus menjajah wilayah Palestina.Zionis yahudi imigran dari Eropa (Azkenazim)masih mampu mempertahankan penjajahannya terhadap Palsetina karena mendapat dukungan AS dan sekutunya sementara nasiolisme  bangsa Arab mengalami mati suri.
Nasionalisme  Arab yang sudah lama mati suri terkait masalah Palestina yang memudahkan rezim Zionis yahudi Azkenazim dan pendukung utamanya AS mengacak -ngacak mengadu domba sesama negara Arab sesuai kepentingan Washington dalam konteks melindungi rezim Zionis yahudi Azkenazim tetap dominan di regional Timur Tengah.Namun akhirnya siuman juga setelah  15 bulan lebih warga palestina dibantai oleh rezim Zionis yahudi Azkenazim dukungan AS dan sekutunya,yang menyebabkan lebih 67000 warga Palestina  syahid,14000 lainnya hilang diduga  sudah syahid juga tertimbun dibawah 80 persen reruntuhan bangunan di jalur Gaza. Selain itu 112 000 warga lainnya mengalami luka-luka,200 jurnalis  tewas,233 staff UNRWA juga ikuit menjadi korban kebiadaban rezim Zionis yahudi Azkenazim tersebut.
Rezim Zionis yahudi Azkenazim dalam melancarkan genosidanya telah membantai lebih 70-an persen wanita dan anak-anak Palestina, dan terakhir Presiden AS Donald Trump hendak membersihkan warga Palestina di jalur Gaza dengan alasan jalur Gaza  akan dibangun menjadi kawasan"Revera of Middle East".Gagasan Donald trump tersebut segera mendapat kecaman internasional,karena Donald Trump akan mengambil alih jalur Gaza dengan memindahkan waraga Gaza kenegara Yordanaia,Mesir,Arab saudi dan negara lain yang mau menampung warga Gaza.Terkait gagasan AS tersebut negara-negara Arab dengan tegas menolaknya,bahkan presiden Mesir Abdul Fattah El Sisi membatalkan kunjungannya ke AS yang tadinya dijadwaklkan Selasa 18 Februario 2025 lalu.
Kini negara-negara Arab relatif bersatu lebih baik dari sebelumnya,dan hari jumat 21 Februari 2025 mengadakan pertemuan di Ryadh terkait masda depan jalur gaza.Pertemuan tersebut dihadiri oleh Presiden Mesir Abdul Fattah El Sisi,Raja dari kerajaan Yordania Raja Abdullah II ,Syekh Tamim bin Hamad Al Thaniy (Emir Qatar),Syekh Muhammad bin Zayed Al Nahyan(Presiden UEA),Syekh Mershal al Ahmad As Shabah(Emir Kuweit),Salman bin Hamad Al Khalifa(putra mahkota Baharain)dan tentu saja Muhammad Bin Salman sebagai tuan rumah.Kendatipun hasilnya belum dipublikasikan ,namun pertemuan tersebut sedikit banyak sudah mengirim pesan keras kepada rezim Zionis yahudi Azkenazim bahwa bangsa Arab mampu menyusun rencana merekontruksikan kembali Gaza dengan dukungan komunitas internasional..
Sebelumnya Menlu Mesir,Badr Abdullatty  mengatakan kepada delegasi House of Representative (DPR-nya AS)yang dipimpin wakil Ketua komite  urusan luar negeri  Darrell Issa hari minggu 16 Februari 2025 di Cairo bahwa negara-negara Arab sedang menyusun rencana rekonstruksi  Gaza dengan kordinasi bersama Palestina dan negara-negara Arab serta dukungan internasional.Rencana tersebut tentu saja akan dibahas jua dalam pertemuan Riyaadh ,dan mencoba untuk menindak lanjutinya dalam berbagai langkah kongkrit dalam  merekonstruksi  Gaza tanpa  memindahklan warga palestina dari tanah airnya tersebut.Amerika Serikat boleh saja membangun  Gaza menjadi kawasan rivera of middle east asalkan warga palestina tetap berada di jalur Gaza.Jika Donald trump sangat menyintai Tel Aviv maka pindahlan saja warga Zionis yahudi Azkenazim itu ke Alaska,ujar anggota Dewan Syura kerajaan Arab saudi Yousep bin Al Saadoun.Warga palestina tidak boleh dipindahklan ,karena mereka itulah pemilik  wilayah palestina,sementara warga Zionis yahudi Azkenazim tersebut pendatang dari Eropa,AS,Afrika yang merampok wilayah palestina.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI