Mohon tunggu...
Nurdian
Nurdian Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Bebas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mohon maaf jika banyak kekurangan, Saya hanya seorang pemula. Semoga dimaklumi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Karmakah Ketika PJJ Membuat Orang Tua Jadi Guru di Rumah?

22 Juli 2020   13:05 Diperbarui: 30 Juli 2020   00:07 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi PJJ (lifehacker.com.au)

Covid-19 merupakan fenomena yang sangat luar biasa di tahun 2020 ini, hampir seluruh tatanan kehidupan manusia berubah oleh nya, yang sebelumnya belum pernah terjadi dalam sejarah semuanya terjadi dengan begitu drastisnya baik sosial, ekonomi dan budaya serta spek kehidupan lainya, tak terkecuali dunia pendidikan.

Jika saat ini anda sebagai orang tua pastinya anda sedang mengalami kegelisahan yang sama dimana sudah berbulan -- bulan anak -- anak harus belajar dari rumah menggunakan fasilitas handphone maupun laptop. 

Awalnya memang tidak ada masalah pada proses ini namun setelah beranjak berbulan -- bulan kita mungkin merasakan efek yang tidak lain kita sebagai orang tua secara tidak sengaja menjadi seorang pengajar atau guru bagi anak kita.

Setiap hari  kita mulai menyiapkan kebutuhan pendidikan bagi anak kita, sebegai orang tua dulu paling kita hanya menyiapkan uang saku dan sarapan setiap paginya. 

Namun berbeda saat ini, sekarang semua kebutuhan anak kita selama mengikuti kegiatan proses belajar mengajar harus terpenuhi, mulai dari gadget baik itu handphone atau laptop/PC bahkan materi serta proses mengoperasikan gadget kita sebagai orang tua juga turut membantu demi sang anak tidak ketinggalan materi atau menyelesaikan tugas yang diberikan. 

Itu artinya sebagai orang tua pastinya akan berfikir dan turut mengajari anaknya agar bisa mandiri mengikuti proses pembelajaran.

Apakah persoalan selesai disitu? Tentu saja tidak, berbeda orang tua tentu saja berbeda karakter. Tidak sedikit orang tua yang mengalami stress bahkan depresi dalam mendapingi anaknya mengikuti proses pembelajaran, kenapa? 

Karena untuk mengikuti kegiatan belajar secara jarak jauh orang tua perlu mengetahui cara mengoperasikan gadget dan paham intruksi yang diberikan oleh sang guru. 

Misalnya saja tugas bagaimana membuat dan mengirim video, mengerjakan soal lewat google form, bisa mengikuti google classroom, mencari referensi tugas lewat google search engine dll, tentu saja hal ini bukan hal yang mudah untuk dilakukan orang tua dalam mendampingi anak tercinta, baik dari jenjang TK sampai SMA.

Dan sampai pada akhirnya muncul banyak keluhan dari orang tua tentang proses belajar melalui jarak jauh di sosial media. Ada yang marah, kecewa dan stress menghadapi perubahan tersebut. 

Hal ini wajar karena orang tua pasti ingin anaknya bisa mengikuti pembelajaran dengan baik tanpa ada kendala dan bisa mendapatkan nilai yang terbaik.

Sampai disini saya melihat bahwa ada fenomena baru dimana orang tua sekarang secara tidak langsung menjadi guru bagi anaknya dirumah, dan guru saat ini role-nya berubah menjadi instruktur dimana sang guru memberikan sedikit arahan dan murid mengikuti arahan tersebut.

Karena tak ingin anaknya salah langkah mau tidak mau orang tua turut membantu dan mengajari anaknya. Itulah yang saya amati dari proses pemelajaran jarak jauh.

Entah ini sebuah karma atau bukan, namun ini secara langsung atau tidak saya menyadari bahwa semua terjadi, bahwa di beberapa tahun kebelakang mungkin anda masih ingat ketika tidak sedikit kasus oknum wali murid yang melaporkan seorang guru yang dianggapnya salah dalam anaknya dan harus dipenjarakan.

Hal ini tentu saja sangat disayangkan oleh banyak pihak terutama mayoritas guru terlepas dari benar tidaknya kasus tersebut. Dan saat itu banyak bermunculan stetmen dari oknum guru yang mengatakan bahwa " Jika anaknya tidak ingin ditegur/dihukum di sekolah.

Maka bikin sekolah sendiri, ajar sendiri dan bikin ijasah sendiri". Kata -- kata tersebut masih saya ingat sampai saat ini. Dan secara tidak langsung semua terjadi di tahun 2020 ini, semua orang tua mengajar anaknya sendiri dan menghadapi masalah anakny sendiri dirumah, semuanya seakan -- akan dibalik dari kalimat tersebut difasilitasi masa pandemi Covid-19 ini.

Sebagai orang tua tentunya bukan ini tentang membela siapa -- siapa, namun ada kalanya kita sebagai orang tua tentunya perlu introspeksi diri tentang jasa guru bagi kehidupan kita, yang awalnya kita sebagi orang tua karena merasa sudah memenuhi kewajiban kita kesekolah kita mengabaikan jasa seorang guru secara spiritual. 

Nilai jasa itu akan selalu ada bagi seorang guru, nilai sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Maka dari itu ketika anak kita sudah kita serahkan ke sekolah maka itu berarti kita siap bahwa anak kita didik dengan baik disekolah.

Adapun ketika terjadi masalah apa saja yang berkaitan dengan guru dan murid bisa kita selesaikan secara baik -- baik, jalur hukum adalah yang terakhir jika memang tidak bisa diselesaikan secara musyawarah kekeluargaan.

Semoga pandemi Covid-19 cepat berlalu dan Pembelajaran Jarak jauh ini cepat berakhir dan kita sebagai orang tua tentunya lebih menghargai lagi tentang pentingnya guru dalam mendidik anak kita.

Semoga kedepannya tidak ada lagi oknum guru yang dilaporkan oleh wali murid karena kesalahan dalam proses kegiatan belajar mengajar dan oknum guru yang saat ini masih menjalani proses peradilan bisa segera dibebaskan, karena bui bukanlah tempat untuk guru dan itu sangatlah tidak pantas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun