Mohon tunggu...
Nurcahyani
Nurcahyani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - 🐼🐼

Mahasiswa D4 Prodi K3 Politeknik Ketenagakerjaan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspada Dampak Buruk Strict Parents terhadap Anak

29 Oktober 2021   17:18 Diperbarui: 29 Oktober 2021   21:33 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar :  https://unsplash.com/photos/tHs82PkN5rg 

Berada dalam tekanan yang berasal dari Strict Parent setiap kali membuat sebagian besar anak-anak menjadi jenuh dan mengalami berbagai dampak buruk. 

Berbicara mengenai definisinya dari sudut pandang psikologi, strict parent atau orang tua yang ketat didefinisikan sebagai orang tua yang menempatkan standar dan tuntutan tinggi pada anak-anak mereka. Strict parent dapat menjadi otoritatif atau otoriter, tergantung pada responsivitas terhadap kebutuhan anak mereka. 

Mereka yang otoritatif akan menyertakan dukungan yang hangat dan responsif kepada anak bersamaan dengan standar tinggi yang mereka tetapkan, mereka juga menghargai pemikiran anak yang mungkin bertentangan dengan aturan mereka ataupun memberikan umpan balik untuk membentuk versi terbaik anak-anak mereka. 

Namun seperti yang kita sadari bersama, ketika berbicara tentang pengasuhan yang ketat maka mereka umumnya mengacu pada tipe otoriter yang bersikap dingin, tidak responsif, dan tidak mendukung anak-anak mereka. 

Aturan yang mereka terapkan seringkali terlalu ketat dan sewenang-wenang, mereka juga tidak menghargai pendapat anak maupun tidak memperkenankan anak mereka untuk mempertanyakan keputusan yang mereka tetapkan. Sayangnya, tipe otoriter mendominasi sebagian besar bentuk strict parent. 

Meskipun mungkin terdapat bentuk otoriter yang menghasilkan prestasi akademik anak, namun seiring dengan itu terdapat banyak kerusakan yang telah diterima sang anak sehingga pembahasan mengenai risiko dampak buruk tipe otoriter tersebut menjadi fokus utama pada topik kali ini.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh yang ketat lebih cenderung tidak bahagia dan menderita depresi hingga rentan terhadap ide ataupun upaya untuk mengakhiri hidup mereka. 

Selain itu, anak akan cenderung memiliki masalah perilaku dalam bersosial seperti menjadi pemberontak, cepat marah, impulsif, dan agresi. 

Hal ini dikarenakan anak-anak akan mengamati dan mempelajari apa yang mereka alami dan apa yang dicontohkan oleh orang tua mereka ketika bereaksi terhadap kemarahan mereka sehari-hari baik berupa emosi, paksaan, ancaman, hingga hukuman verbal. 

Selanjutnya, orang tua yang ketat mengubah anak-anak mereka menjadi aktor yang handal untuk berbohong dengan berperilaku baik di rumah dan bertindak berbeda ketika orang tua tidak ada karena anak tidak mendapatkan kesempatan untuk mengatakan yang sebenarnya sehingga mereka pandai menyembunyikan sesuatu agar tidak mendapatkan masalah dari orang tua mereka.

Tipe otoriter membentuk kepatuhan anak dengan menggunakan ketakutan, sehingga anak akan belajar menggunakan kekuatan dan kekuasaan atas orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun