Mohon tunggu...
Nurbaya Saogo
Nurbaya Saogo Mohon Tunggu... Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Kampus Ke Lapangan: Pelajaran Berharga dari Wawancara Pertama

11 Oktober 2025   09:56 Diperbarui: 11 Oktober 2025   09:56 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Pertama kali mewawancarai Pembina  (Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi)

Menjadi mahasiswa ternyata tak sekadar soal datang ke ruang kelas dan mendengarkan dosen berbicara. 

Di kampus, saya sering mendengar bahwa pengalaman nyata jauh lebih berharga dari teori yang kami pelajari setiap hari. 

Salah satu pengalaman paling berkesan bagi saya adalah ketika pertama kali diberi tugas mewawancarai seseorang di luar lingkungan kampus. 

Sejujurnya, saya merasa was-was dan kurang percaya diri menghadapi tugas ini.

Sehari sebelum wawancara, saya sibuk menyiapkan daftar pertanyaan dan mencari tahu seluk-beluk tentang narasumber saya. 

Saya juga berusaha memahami topik yang akan dibahas agar tidak bertanya sembarangan. Pikiran-pikiran negatif kerap menghantui, seperti "kalau pertanyaanku dangkal bagaimana?" atau "gimana kalau narasumber merasa risih?". 

Namun, saya paham bahwa ini adalah tahap belajar yang harus saya jalani.

Saat hari wawancara tiba, jantung saya berdegup lebih kencang dari biasanya. Duduk berhadapan dengan narasumber, semua persiapan yang sudah saya buat terasa mendadak buyar. 

Namun obrolan hangat dengan narasumber perlahan membuat saya merasa lebih nyaman. 

Saya jadi belajar betapa pentingnya menghargai waktu dan kepercayaan yang diberikan narasumber, apalagi mereka sudah rela meluangkan waktu untuk kami yang masih belajar.

Ternyata, kunci agar wawancara berjalan lancar adalah persiapan matang. Selain memahami materi, saya juga harus menyiapkan mental dan berpenampilan rapi.

 Selama berbicara, saya jadi sadar bahwa menjadi pendengar aktif jauh lebih sulit daripada yang saya bayangkan. 

Saya harus benar-benar memperhatikan jawaban yang diberikan, mengambil catatan, bahkan kadang mencari jawaban lebih dalam agar tidak hanya mendapat informasi permukaan saja.

Lucunya, justru dari pertanyaan spontan yang keluar karena saya ingin tahu lebih banyak, narasumber jadi semangat bercerita. 

Dari sini, suasana wawancara tidak terasa kaku, bahkan jadi lebih akrab dan menyenangkan. Saya belajar untuk menjaga etika selama bertanya dan selalu menunjukkan rasa hormat. 

Hal ini ternyata menjadi pengalaman personal yang sangat berharga.

Setelah wawancara selesai, pekerjaan saya belum berakhir. Saya harus mengolah semua hasil pembicaraan menjadi sebuah laporan atau artikel yang objektif, namun tetap menarik untuk dibaca. 

Tantangan baru pun muncul: bagaimana menuliskan informasi tanpa menambah atau mengurangi makna, serta tetap menghargai privasi narasumber. 

Dari pengalaman pertama ini, saya makin sadar bahwa mewawancarai orang lain bukan sekadar mencari data, tapi juga belajar menghargai cerita hidup orang lain.

Pengalaman ini benar-benar membuka wawasan saya. Bukan hanya mengasah keberanian dan kemampuan komunikasi, tetapi juga membantu saya mengenal diri sendiri. 

Ternyata, menjadi mahasiswa tidak bisa puas hanya dengan memahami teori; praktik langsung di lapangan mengajarkan saya untuk jadi lebih kritis, peka, dan percaya diri. 

Saya yakin, setiap teman saya juga punya cerita seru yang sama saat pertama kali mewawancarai orang. 

Rasanya, pengalaman semacam ini layak dibagikan agar semakin banyak mahasiswa yang terinspirasi untuk berani mencoba keluar dari zona nyaman mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun