Mohon tunggu...
Nurbaya Nuby
Nurbaya Nuby Mohon Tunggu... profesional -

Hidup adalah Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bangga Makan Jepa (Kembali ke Pangan Lokal)

25 Agustus 2014   08:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:38 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Akhir-akhir ini sering digalakkan kampanye Go Pangan Lokal. Kegiatannya cukup menarik dengan mengampanyekan berbagai bahan makanan lokal daerah masing-masing. Mengajak masyarakat untuk kembali mengkonsumsi bahan makanan yang berasal dari pangan lokal.

Pertanyaannya adalah mengapa harus kembali ke pangan lokal? Apakah kita telah meninggalkan kebiasaan mengkonsumsi pangan Lokal? Lalu mengapa pula harus pangan lokal?

Sulawesi Barat adalah salah satu provinsi yang masih sangat muda memiliki berbagai potensi alam termasuk dalam hal kekayaan pangan. Baik sebagai sumber karbohidrat maupun protein, vitamin dan mineral, yang berasal dari kelompok padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, kacang-kacangan, sayur dan buah.

Sulawesi Barat terdiri atas aneka ragam budaya yang tentunya memiliki ciri khasnya masing-masing termasuk dalam hal pola konsumsi pangan. Pola konsumsi pangan suatu masyarakat dilandasi oleh beberapa hal salah satunya yaitu kebiasaan makan (food habit) yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga melalui proses sosialisasi yang juga dipengaruhi oleh lingkungan ekologi (ciri tanaman pangan, ternak dan ikan yang tersedia). Selain itu lingkungan budaya dan sistem ekonomi juga turut mempengaruhi. Salah satu suku mayoritas di wilayah ini adalah Suku Mandar. Masyarakat Mandar mempunyai pola makanan yang unik, salah satunya yaitu mengkonsumsi Jepa sebagai makanan pokok mereka.

Jepa adalah salah satu makanan olahan dari ketela pohon (singkong).Ketela pohon merupakan jenis umbi-umbian yang ramah lingkungan karena dapat tumbuh dengan mudah di pekarangan rumah. Ketela pohon merupakan salah satu jenis bahan makanan sumber karbohidrat sehingga dapat menggantikan fungsi beras sebagai makanan pokok. Karena fungsi tersebutlah sehingga Jepa sangat akrab dengan pelaut Mandar sebagai cadangan makanan selain karena praktis dan tahan lama.

Saya bukan orang Mandar, tapi sangat familiar dengan Jepa. Ini karena saya besar di kabupaten Polewali Mandar. Semasa kecil ibu kami sering membeli Jepa di pasar atau bahkan membuatnya sendiri. Jepa selalu menjadi menu utama sarapan kami. Bukan hal sulit mendapatkan dan memakan Jepa saat itu.

Namun seiring bertambahnya waktu dan pergeseran zaman. Saya kini sulit mendapatkan Jepa. Beruntung ada satu tempat wisata kuliner khas Mandar di daerah Somba, Kabupaten Majene, yang menawarkan Ikan Tuituing yang diasapi dan Jepa sebagai menu utama. Itupun masih masih sayang, karena Buras (terbuat dari beras) dan nasi masih dominan dihidangkan dibandingkan Jepa. Ada kerinduan untuk bisa mendapatkan dan menikmati Jepa dengan mudah.

Ada satu kekhawatiran yang cukup meresahkan. Jangan sampai generasi muda saat ini terutama generasi Mandar tidak tahu atau bahkan tidak pernah mencicipi Jepa. Ciri khas budaya sendiri. Hal ini disebabkan karena maraknya gempuran makanan cepat saji yang relatif murah dan mudah untuk dibeli di outlet-outlet yang sudah mulai menjamur di mana-mana.

Makanan memiliki banyak fungsi. Selain untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh juga berperan sebagai identitas bangsa. Apa jadinya jika masyarakat kita sudah tidak mengenal makanan khasnya sendiri dan lebih mengenal makanan luar yang menurutnya dapat meningkatkan gengsi. Jati diri kita sebagai bangsa yang kaya dengan kuliner tradisionalnya akan tergantikan dengan budaya konsumsi makanan cepat saji.

Banyak faktor yang menyebabkan bergesernya pola konsumsi dari makanan tradisional ke makanan cepat saji antara lain perkembangan ekonomi dan perubahan sosial budaya yang mengakibatkan adanya perubahan gaya hidup. Faktor lainnya yang perlu menjadi bahan evalusi dan harus diakui bahwa dari segi cita rasa dan tampilan, makanan asing/cepat saji tersebut memang lebih menarik dibandingkan Jepa yang putih polos dengan cita rasa yang sederhana.

Inilah yang menjadi tantangan utama saat ini. Bagaimana mempertahankan makanan tradisonal yang berasal dari pangan lokal sehingga mampu bersaing dengan makanan asing tersebut. Pengolahan bahan pangan lokal harus mengikuti trend permintaan pasar namun tetap bergizi, bermutu, beragam, mudah dan murah dijangkau hingga ke tingkat rumah tangga. Tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat ke arah pangan yang beragam dan bergizi seimbang serta aman, berbasis sumberdaya lokal, untuk hidup sehat, aktif dan produktif.

Untuk menjawab tantangan tersebut dibutuhkan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak lintas sektoral. Pemberdayaan masyarakat perlu terus dilakukan dalam hal peningkatan pengolahan dan produksi bahan pangan lokal menjadi makanan yang memiliki daya tarik tinggi dengan nilai gizi yang tetap terjaga. Penggerak dunia usaha juga perlu dilibatkan agar kegiatan peningkatan pengolahan pangan tersebut dapat menjadi nilai tambah ekonomis bagi keluarga dengan menciptakan industri rumahan berbasiskan pangan lokal.

Selain itu kesadaran untuk kembali mengkonsumsi bahan pangan lokal harus mulai digalakkan. Peningkatan kesadaran tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi dengan mengangkat wacana "Bangga Mengkonsumsi Pangan Lokal".Keluarga sebagai sistem terkecil dalam pendidikan pembentukan pola makan tersebut harus mulai memberi contoh dengan kembali menyajikan menu makanan rumah tangga yang berasal dari pangan lokal. Harapannya anak-anak kita dan anggota keluarga lainnya memiliki pola makan pangan lokal. Karenanya mari kembali ke pangan lokal dengan memulainya dari keluarga kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun