Yang kesembilan yaitu, Kyai Haji Hasan Anwar. beliau adalah santri generasi pertama di Tebu Ireng. Kyai Haji Hasan Anwar juga berteman baik dengan Kyai Haji Maksum pendiri pondok pesantren Lasem Rembang Jateng. di Ponpes Tebu Ireng belajar berbagai ilmu pengetahuan agama mulai dari fiqih, tafsir, Nahwu, dan kitab-kitab. namun saat Kyai Haji Hasyim berhalangan ia menjadi Badal pengganti Kyai Haji Hasyim Asy'ari untuk mengajar santri dan rekan-rekannya. sebelum mondok dan membantu di Pesantren Tebu Ireng, Hasan Anwar mondok di berbagai pesantren di Jawa Tengah. karena itu, tak heran beliau banyak dimintai bantuan oleh Kyai Haji Hasyim Asy'ari, termasuk saat Kyai Haji Hasyim mendirikan Nahdlatul Ulama pada tanggal 31 Januari tahun 1926, beliau tinggal di Ponpes Tebuireng itu selama beberapa tahun.
Yang kesepuluh yaitu, Kyai Haji Abdullah Cicukang. beliau adalah santri Kyai Haji Hasyim Asy'ari yang ada di daerah periangan Jawa Barat. Kyai tersebut berasal dari Bandung Selatan, tepatnya cihilang Ciparay. Menurut data dari perpustakaan pengurus besar Nahdlatul Ulama yang berjudul catatan singkat kongres Nahdlatul Ulama di Semarang 1929 kongres Nahdlatul Ulama ke-10 di Surakarta 1935 menyebutkan bahwa Ajengan Kyai Haji Abdullah Cicukang beliau merupakan Kyai yang berperan pada Muktamar Nahdlatul Ulama di Bandung tahun 1932 Masehi.
Yang kesebelas yaitu, Kyai Haji Ahmad Dimyati sirnamiskin, masih dari daerah Bandung santri yang pernah berguru kepada hadratus Syekh Hasyim Asy'ari adalah Kyai Haji Ahmad Dimyati sirnamiskin. Kiai ini juga menjadi penggerak NU yang aktif hingga ke ranting-ranting majalah almais terbitan Nahdlatul Ulama Tasikmalaya, Â kerap menuliskan aktivitasnya terkait NU selain pernah aktif di Hizbullah. Kyai Haji Ahmad Dimyati sirnamiskin juga merupakan anggota konstituante yang mewakili Nahdlatul Ulama dari wilayahnya. menurut keturunannya Kyai Haji Ahmad Dimyati mendapatkan surat khusus dari hadratus Syekh Hasyim Asy'ari untuk menjadi penggerak Nahdlatul Ulama.
Yang kedua belas yaitu, Kyai Haji Abu Bakar Yusuf dari daerah Karawang yang pernah berguru kepada hadratus Syekh Hasyim Asy'ari adalah Kyai Haji Abu Bakar Yusuf. beliau merupakan Putra saudagar dari Palembang Sumatera Selatan Haji Muhammad Yusuf yang merantau ke daerah karasak Karawang. meski pedagang, putra-putranya dikirim ke berbagai Pesantren ada yang di sekitar Jawa Barat dan Jawa Timur. yang dikirim ke Jawa Timur tepatnya Tebuireng Jombang adalah Kyai Haji Abu Bakar Yusuf.
Yang ketiga belas yaitu, Kyai Haji Mamun Nawawi dari wilayah Bekasi, santri hadratus Syekh Hasyim Asy'ari adalah Kyai Haji Mamun Nawawi. Kyai tersebut dikenal Ali ilmu Falaq dan terampil menulis karya tulisnya yang berbahasa Sunda masih tersebar di berbagai Pesantren lain.
Yang keempat belas yaitu, Kyai Haji atlan Ali. Kyai Haji Hasyim Asy'ari memiliki santri yang hebat-hebat salah satunya yaitu Kyai Haji atlan Ali, pendiri pesantren putri Walisongo Desa Cukir kecamatan Diwek kabupaten Jombang Jawa Timur. Beliau pernah menjadi ketua umum pertama jamiyah ahli thoriqoh Al mutabahan nahliyah. organisasi tarekat di lingkungan Nahdlatul Ulama, Mursyid tarekat qodiriyah ini dikenal sebagai sosok yang Wara', zuhud, dan tawadhu. Kiai atlan dilahirkan pada tanggal 3 Juni tahun 1900 di pesantren Maskumambang Kabupaten Gresik dari pasangan Hajah muhsinah dan Kiai Haji Ali. Kyai Haji atlan Ali kecil umur 5 tahun beliau memulai pendidikannya dengan belajar agama Islam kepada pamannya Kyai Haji Faqih di pondok pesantren Maskumambang. setelah berusia 14 tahun beliau melanjutkan belajar dengan menghafal Alquran kepada Kyai Haji Munawar Kauman Sedayu Gresik 4 tahun, kemudian beliau mengikuti kakaknya mondok di pesantren Tebuireng Jombang.
Yang kelima belas yaitu, Kyai Haji Abdul Karim, santri hadrotus Syekh Hasyim Asy'ari selanjutnya adalah Kyai Haji Abdul Karim. beliau Sering disapa Mbah manab, beliau adalah ulama pendiri Pondok Pesantren Lirboyo yang berlokasi di desa Lirboyo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur. pada tahun 1908 beliau menikah dengan Putri Kyai sholeh Banjar Melati Kediri, bernama Siti Khodijah alias Nyai dong roh, Kiai Abdul Karim juga dikenal berada di Garda terdepan dalam melawan penjajah. salah satunya bisa dilihat saat ia mengirimkan santri-santrinya ke pertempuran Surabaya dan perlawanan terhadap Partai Komunis Indonesia PKI di Kediri dan sekitarnya.
Yang keenam belas yaitu, Kyai Haji Jazuli Usman, santri hadrotus Syekh Hasyim Asy'ari selanjutnya adalah pendiri pondok pesantren al-falah Ploso, yaitu kyai haji jazzuli. beliau mengawali masuk pesantren Gondanglegi di Nganjuk yang diasuh oleh Kyai Haji Ahmad Soleh. di pesantren ini ia mendalami ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Alquran khususnya tajwid dan kitab Jurumiyah yang berisi tata bahasa Arab dasar Nahwu. selama 6 bulan melanglang buana mencari ilmu ke berbagai guru yang Mutawatir sanadnya diantaranya adalah pendiri Nahdlatul Ulama Kyai Haji Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang, Kiai Haji Dimyati tremas Pacitan, Kyai Haji Zainudin Mojosari.
Yang ketujuh belas yaitu, Kyai Haji Abul fadhol Senori Tuban. santri hadrotus Syekh Hasyim Asy'ari selanjutnya adalah Kyai Haji Abul fadhol Senori Tuban, beliau dikenal sebagai ulama harismatik dan mempunyai ilmu Laduni. semangat Kyai Abul fadhol dalam belajar sangat besar setelah sang Abah wafat. ia meneruskan rihlah ilmiahnya ke pondok pesantren Tebuireng yang diasuh oleh hadrotus Syekh Hasyim Asy'ari dalam waktu 1 tahun. Kyai Hasyim Asy'ari menganggap Kyai Abul fadhol sudah menguasai ilmunya dengan baik sehingga diberikanlah ijazah sanad periwayatan Hadits seperti Shahih Bukhari dan Muslim yang diriwayatkan Kyai Hasyim Asy'ari dari Syekh Mahfudz.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI