Kemajuan teknologi tidak bisa dihindari dan kita harus mengikutinya, akan tetapi peran manusia tetap tak bisa tergantikan.Â
Sekarang telah memasuki era kecerdasan buatan, sebuah sistem yang sedang trend dan bisa digunakan berbagai aktivitasnya yang disebut dengan GPT.Â
GPT sendiri singkatan dari Generative Pretrained Transformer yang merupakan program mesin terbaru saat ini dan sistem yang dikembangkan oleh perusahaan yang fokus pada kecerdasan buatan (AI) dengan nama OpenAI.
AI ini memiliki berbagai fungsi seperti penulisan teks otomatis, penerjemahan bahasa, analisis data yang dilakukan pada sistem.
Selain itu, sistem ini juga mampu mempelajari pola teks dan memprediksi kata sesuai dengan konteksnya, hal inilah yang akhirnya membawa aplikasi ini lebih canggih dari penggunanya.Â
Artificial intelligence (AI) yang merupakan kecerdasan buatan memiliki kemampuan untuk membantu pekerjaan manusia dapat diselesaikan dengan lebih cepat.Â
AI ini didesain seperti manusia sehingga bisa meniru kemampuan kognitif, yaitu membaca data, mengenali suara, mengenali wajah, dan sebagainya.Â
 Dalam bidang marketing, AI bisa membantu menganalisis data, membuat konten secara otomatis dan masih banyak kelebihan kecerdasan buatan ini.Â
Melihat dari banyaknya kelebihan yang diunggulkan oleh GPT ini menjadikan kecerdasan buatan lebih pintar dari kecerdasan manusia.
Apakah benar kecerdasan buatan ini akan mengambil alih bahkan menggantikan pekerjaan manusia?
Saya rasa jawabannya "tidak bisa".Â