Mohon tunggu...
Nur Aini
Nur Aini Mohon Tunggu... Apoteker - mahasiswa

Belajar menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Emosi Proporsional Anak Usia Dini

1 Desember 2022   00:41 Diperbarui: 1 Desember 2022   00:46 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Definisi Emosi Prososial

Emosi prososial adalah salah satu emosi yang berperan dalam perilaku atau interaksi sosial. Emosi prososial juga dapat digambarkan sebagai perilaku yang dapat membawa manfaat bagi orang lain, seperti B. Menolong, memberi pertolongan, berbagi, berduka dan menghibur orang lain. 

Dengan demikian, aktivitas prososial dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan yang ditujukan untuk membantu  orang lain tanpa ada motif untuk membantu orang lain. Dalam hal ini, tindakan prososial yang dilakukan oleh orang tersebut tidak mengharapkan imbalan apapun, baik berupa materi maupun sosial, melainkan tindakan prososial ini bersifat sukarela, membutuhkan pengorbanan yang besar dan bantuan yang sepenuhnya sukarela.

Robert dan Strayer (1986:2) menjelaskan bahwa empati berkaitan dengan emosi prososial manusia. Pada dasarnya, empati adalah kemampuan seseorang untuk mengekspresikan perasaannya atau mewujudkan pemikiran prososialnya melalui perilakunya atau tidak.

Sedangkan menurut Hurlock, empati adalah kemampuan seseorang untuk memahami perasaan dan emosi orang lain serta kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada posisi orang lain. Perilaku prososial adalah ketika orang tersebut membantu orang lain tanpa motif atau menawarkan hal-hal positif. Ini termasuk membantu satu atau yang lain, menghibur yang berduka, persahabatan, upaya penyelamatan, pengorbanan, kemurahan hati, gotong royong dan lain-lain.  

Secara umum, perilaku prososial adalah perilaku yang dimaksudkan untuk menguntungkan orang lain. Menurut Mussen, Dayakisni (1988), emosi prososial adalah perilaku konkrit yang meliputi kegiatan berbagi, kerjasama, tolong menolong, kejujuran, kedermawanan, dan hal-hal yang mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain.

emosi prososial adalah bentuk perilaku yang bermanifestasi sebagai bentuk kontak sosial. Menurut konsep dan para ahli, perilaku prososial adalah keinginan untuk membantu orang lain tanpa memikirkan kepentingan diri sendiri. Perilaku ini adalah tindakan bermanfaat lainnya yang secara khusus mencakup berbagi, kerja sama, membantu, jujur, murah hati, dan mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain. Dalam konsep lain, prososialitas ini merupakan tindakan yang dilakukan dan diarahkan untuk membantu orang lain, terlepas dari motif si penolong. 

Singkatnya, perilaku prososial ini adalah perilaku pengorbanan diri yang dimaksudkan untuk menguntungkan orang lain secara fisik dan emosional, untuk menciptakan kedamaian dan meningkatkan toleransi antarpribadi, tetapi tidak memiliki manfaat yang jelas bagi individu.

 perkembangan emosi prososial

Perkembangan emosi prososial dimulai sejak masa kanak-kanak dan ditandai dengan tangisan salah satu bayi yang disebabkan oleh tangisan bayi lainnya. Dalam hal ini, Anda dapat melihat bahwa ketika seorang bayi menangis karena mendengar bayi lain menangis, itu adalah semacam reaksi empatik dari bayi tersebut. Kemudian, pada tahun pertama, bayi berada dalam empati yang berpusat pada diri sendiri. Pada titik ini, bayi mengira bahwa masalah atau kesulitan yang dia dan orang lain alami adalah sama.

Di tahun kedua, bayi mulai mengembangkan rasa percaya diri / memasuki tahap dimana balita berusaha menghibur orang lain dengan caranya sendiri. Misalnya, jika seorang anak merasa temannya kesepian, ia mengajak ibunya ke rumah temannya, agar temannya tidak kesepian lagi. Kemudian tibalah tahap tekanan empatik sejati, yang biasanya terjadi ketika nalar anak sudah matang. Pada tahap ini, respons empati anak terhadap perasaan lain lebih berkembang dari sebelumnya, dan aktivitas prososial anak menunjukkan pemahaman akan kebutuhan orang lain. Dan perlu kita ketahui bahwa empati dan kasih sayang terhadap anak berkembang/meningkat seiring bertambahnya usia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun