"Wis puluk urung, La?"Â
(Sudah sarapan belum, La?)
Pertanyaan ini sering aku dapati di pagi hari. Ketika matahari masih malu-malu menampakkan dirinya.Â
Puluk atau istilah lain dari sarapan di desa kami, sudah biasa dilakukan oleh orang-orang di negeri ini. Pun demikian dikatakan di banyak artikel bahwa sarapan penting bagi kesehatan.Â
Maka, tak heran bahwa sarapan menjadi bagian penting dari aktivitas harian. Hal ini pun sampai memikat produsen untuk menciptakan menu sarapan praktis yang (dikatakan) menyehatkan.
Meski banyak produk sarapan instan yang saat ini disajikan, Mae (panggilan untuk memanggil Ibu) lebih suka menyiapkan sarapan sederhana hasil olahan sendiri. Â Mulai dari pisang goreng, singkong goreng, ubi goreng, singkong rebus, ubi rebus, dan masih banyak olahan sederhana lainnya.
Meski sederhana, olahan sarapan Mae selalu memikat dan teringat. Pun ketika kuliah di Semarang, sesekali rasanya ingin sekali sarapan dengan olahan Mae.
Tak berbeda, hari ini Mae membuat singkong goreng yang memikat. Dengan cara direbus terlebih dahulu, singkong goreng menjadi lebih lunak dan bumbunya lebih meresap.
Meski sederhana, kandungan gizi singkong goreng cukup lengkap. Apalagi jika ditambah dengan segelas teh seduh hangat.Â
Dalam sebuah artikel dijelaskan bahwa singkong mengandung kalori, protein, karbohidrat, serat, kalsium, potasium dan beberapa vitamin lain. Singkong juga mengandung vitamin A, vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niacin), vitamin B6, vitamin B9 (folat) dan vitamin E serta vitamin K.
Jadi, meskipun sederhana singkong goreng memiliki kandungan gizi yang baik. Tidak kalah jika dibandingkan dengan produk sarapan instan yang (dikatakan) menyehatkan. Apalagi, singkong goreng diolah tanpa menggunakan bahan pengawet dan bahan kimia lainnya.
Yuks, sarapan sederhana dengan singkong goreng dengan kandungan gizi yang memikat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H