Mohon tunggu...
Nur Rahmi Kirbillah
Nur Rahmi Kirbillah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa IAIN Jember

8 March 2001 "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." 😊

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Eksistensialisme dan Pemikiran Tokoh-tokohnya

14 Mei 2020   10:35 Diperbarui: 14 Mei 2020   10:34 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Hari ini saya akan membahas tentang filsafat eksistensialisme dengan pemikiran tokohnya, semoga apa yang saya jelaskan bermanfaat, berikut penjelasannya :

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Eksistensialisme 

     Eksistensialisme menurut etimologi berasal dari kata "eks" yang berarti di luar,  "sistensi" yang berdiri atau menempatkan dan "isme" yang berarti paham atau ajaran. Eksistensialisme didefinisikan sebagai usaha untuk memfilsafatkan sesuatu dari sudut pandang pelakunya,  dibandingkan cara tradisional yaitu dari sudut pandang penelitinya. Pada hakikatnya adalah aliran filsafat yang bertujuan mengembalikan keberadaan umat manusia sesuai dengan keadaan hidup asasi yang dimiliki dan dihadapinya. Pendidikan dan eksistensialisme dapat ditinjau dari berbagai implikasinya,  yaitu terhadap, 1) tujuan pendidikan, 2) pendidikan dan sekolah, 3) peran pendidik/guru, 4) tugas anak didik, 5) kurikulum, dan 6) materi pembelajaran 

B. Pemikiran Tokoh Filsafat Pendidikan Eksistensialisme 

1. Soren Aabye Kierkegaard

     Inti pemikiran Kierkegaard adalah eksistensi manusia bukanlah sesuatu yang statis tetapi senantiasa menjadi manusia yang bergerak dari kemungkinan menuju suatu kenyataan,  dari cita-cita menuju kenyataan hidup saat ini. Jadi, ditekankan harus ada keberanian dari manusia untuk mewujudkan apa yang ia cita-citakan atau apa yang ia anggap kemungkinan. 

2. Friedrich Nietzsche

     Menurutnya manusia yang bereksistensi adalah manusia yang mempunyai keinginan untuk berkuasa (will to power), dan untuk berkuasa manusia harus menjadi super (ubermensch) yang mempunyai mental majikan bukan mental budak. Dan kemampuan ini hanya dapat dicapai dengan penderitaan, karena dengan menderita orang akan berfikir lebih altif dan akan menemukan dirinya sendiri.

3. Martin Heidegger

     Inti pemikirannya adalah keberadaan manusia diantara keberadaan yang lain, segala sesuatu yang berasal di luar manusia selalu dikaitkan dengan manusia itu sendiri, dan benda-benda yang ada di luar manusia baru memiliki makna apabila dikaitkan dengan manusia karena benda-benda yang berada di luar itu selalu digunakan manusia pada setiap tindakan dan tujuan mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun