Mohon tunggu...
Nur Ramadhani A
Nur Ramadhani A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang pemuda yang hobby rebahan dan berpetualang menyusuri padang khasanah ilmu. Demi cita-cita yang ia damba.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai Sosialis Indonesia (PSI) dalam Kacamata Multidimensional

4 Juli 2023   01:25 Diperbarui: 2 Januari 2024   16:16 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PARTAI SOSIALIS SEBAGAI CIKAL BAKAL LAHIRNYA PSI

Sosialisme di Indonesia adalah sebuah gagasan sentral yang disepakati oleh hampir seluruh aliran politik, meski dengan pemahaman yang beragam (Mintz; 1965). Partai Sosialis Indonesia bermula bernama Partai Sosialis (belum menggunakan nama Indonesia dibelakangnya) yang didirikan oleh Sutan Sjahrir dan Amir Sjarifuddin, pada 17 Desember 1945.  Partai Sosialis dibangun atas dasar dua partai, yaitu Partai Rakyat Sosialis (PARAS) yang didirikan oleh Sjahrir, dan Partai Sosialis Indonesia (Parsi) yang didirikan oleh Amir Sjarifuddin.

Peleburan kedua partai itu dilaksanakan pada 17 Desember 1945 di Cirebon, melalui Kongres fusi yang dihadiri oleh sekitar 57 anggota. Partai Sosialis nantinya yang akan menjadi cikal bakal dari Partai Sosialis Indonesia, pasca pertengkaran dan perseteruan Madiun 1948.

  • KUBU SJAHRIR vs KUBU AMIR, HINGGA TERPECAHNYA PARTAI SOSIALIS, dan PEMBERONTAKAN MADIUN 1948

Perselisihan kubu Amir dan Sjahrir telah terjadi sejak kedua partai ini dilebur. Sosialisme yang dianut Sjahri dan Amir ada perbedaan. Hal ini tersurat dari pemikiran dan tujuan Sjahrir yang membingkai pandangan Sosialis -- Demokratis, sebaliknya Amir membentuk Front Rakyat guna mempertahankan Republik dari kaum kapitalisme, dengan mempersenjatai buruh tani dapat diamati dari tujuan ini Amir menciptakan Sosialis dengan bingkai Komunis.

Selama masa kepemimpinannya Sjahrir jarang mengurus internal partai, dan hal itu diserahkan kepada Amir. Persekutuan yang berujung menjadi permusuhan timbul ketika jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin II, dan Sjahrir memberikan dukungnya kepada Moh. Hatta. Amir Sjarifuddin tetap dengan Partai Sosialis, namun lambat laun partainya bergabung dengan Partai Komunis Indonesia untuk mendirikan negara yang berasaskan Komunis -- Sosialis Marxis.

Kedua partai ini kemudian membentuk barisan Front Demokrasi Rakyat. Sementara itu ketika kongres Partai Sosialis Indonesia, diputuskanlah bahwa Sjahrir terlepas dari Partai Sosialis.

  • MASA DEMOKRASI PARLEMEN

Pada masa demokrasi Parlementer, dari sekian banyak partai yang dibentuk, Partai Sosialis Indonesia memiliki arti penting di kursi pemerintahan. Citra mereka tidak kalah dengan Masyumi, dan PNI. Disamping itu kekuatan Partai Sosialis Indonesia juga didukung oleh banyaknya kaum intelektual. Bahkan ada salah satu tokoh militer Angkatan Darat, yang menjadi simpatisan PSI. Pondasi yang demikian itu, PSI disindir sebagai Partai Ekslusif sebab anggota mereka mayoritas adalah kaum intelektual.              

Namun, pamor PSI kurang mentereng di masyarakat. Buktinya adalah ketika Pemilihan Umum 1955, PSI hanya dapat merengkuh sekitar 2% suara. Jumlah suara yang diraih PSI menempatkan posisi mereka diposisi tengah, mereka kalah dari PNI, Masyumi, NU, PKI, PSII, Parkindo, dan Partai Katolik. Kemenangan terbesar PSI adalah di wilayah Bali.

  • PEMBUBARAN dan KETERLIBATAN PSI dalam PEMBERONTAKAN PRRI-PERMESTA

Mei 1957 anggota PSI sekaligus Menteri Keuangan Indonesia, diperiksa atas dugaan korupsi aliran gelap dana partai. Diperiksa berulang kali, Soemitro terbang ke Sumatera, disana ia didekati oleh tokoh-tokoh PRRI. Soedjatmoko, Sjahrir, dan petinggi PRRI telah mengimbaunya, agar jangan terbang ke Sumatera. Keterlibatan PSI dalam pemeberontakan PRRI tidak dapat dikatakan sebagai pemeberontakan yang membawa satu nama. Sebab perkara Soemitro menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh PRRI di Sumatera, PSI terkena getahnya.

Satu-satunya partai yang terlihat keterlibatan dalam PRRI adalah Masyumi, sedangkan PSI tidak bisa dikatakan sebagai partai yang terlibat melainkan terkena getah akibat dari perbuatan Soemitro. Pemberontakan itu berhasil diredam, dan buntut dari itu Masyumi dan PSI dibubarkan oleh Presiden Soekarno. Namun, Soedjatmoko membantah bahwa PSI sama sekali tidak terlibat dalam pemberontakan PRRI-Permesta. Sebaliknya ia menuduh CIA sebagai dalang utamanya, hal itu dibuktikan dengan bantuan senjata yang mereka kirimkan dan menyebut Pangkalan Udara Clark di Filipina. Bukti dugaan Soedjatmoko itu sangat kuat bahwa Allen Lawrence Pope, pilot amerika Serikat yang pesawatnya ditembak jatuh oleh tentara Indonesia, mengaku sedang bertugas dalam operasi CIA. Hal itu kemudian diperkuat oleh Tindakan Presiden John F Kennedy yang meminta secara resmi Presiden Soekarno untuk melepaskan Pope.

  • KESIMPULAN

Terlepas dari kontroversinya, PSI merupakan salah satu partai yang memiliki andil dalam perjalanan sejarah politik bangsa. Kehadiran PSI merupakan sebuah kekhasan dari masa keragaman demokrasi (Demokrasi Parlemen). Tokoh-tokohnya juga memainkan peran penting dalam sejarah bangsa ini, salah satunya adalah Sutan Sjahrir sebagai pendiri PSI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun