Mohon tunggu...
Nur KhalifatulAzizah
Nur KhalifatulAzizah Mohon Tunggu... Lainnya - Bahagia itu sederhana

Nothing to something

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Raden Mas Kudiarmaji, Pangeran Sekaligus Filsuf dari Jawa

19 Januari 2021   23:16 Diperbarui: 19 Januari 2021   23:18 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

R.M Kudiarmaji adalah putra dari Sultan Hamengku Buwana VII, yang lahir di Yogyakarta pada tanggal 20 Mei 1892. Ibunya bernama Bendoro Raden Ayu Retnomandoyo, putri dari seorang Patih Danurejo VI. R.M Kudiarmaji menempuh pendidikan yang dapat mengantarkannya menjadi pegawai administrasi di Residen Yogyakarta serta mampu berbahasa Belanda, Inggris dan Arab. Pada usia 18 tahun, ia mendapati namanya berganti menjadi Bendara Pangeran Harya Suryomentaram, yang akhirnya dikenal dengan sosok filsuf Jawa bernama Ki Ageng Suryomentaram. Dua kata depan yang berarti Ki adalah istilah laki-laki tua dari kelas pekerja/bawah dan atas kebijaksanaan yang dimilikinya. Gedhe atau Ageng berarti makna besar.

Masa-masa penjajahan adalah masa beragam kegalauan yang silih berganti. Kita terjajah atas kedatangan bangsa Eropa. Bagaimana tidak, segala bentuk manifestasi dari krisis politik, ekonomi, dan kemanusiaan, terjadi bertahun-tahun lamanya. Mencari kenyamanan demi ketentraman hati dari hiruk pikuk kedatangan bangsa Eropa di Indonesia adalah jalan yang diambil oleh Raden Mas Kudiarmaji. Sebagai bagian dari keluarga keraton, kesultanan Yogyakarta, tentunya ia paham betul dengan kondisi tersebut. Sehingga beliau mengambil jalan yang bisa menjawab kegalauan atas perasaan sekaligus keingintahuannya terhadap masalah kejiwaan, bersangkutan dengan kebahagiaan. R.M Kudiarmaji bahkan rela menanggalkan status kepangerannya beserta segala kemewahan yang dimilikinya waktu itu. R.M Kudiarmaji sibuk mencari jawaban dari hakikat hidup sambil mengembangkan pengetahuan mengenai jiwa manusia, yang akhirnya beliau mencetuskan pengetahuan yang disebut Kawruh Jiwa.

Gagasan Kawruh Jiwa bermula dari cerita R.M Kudiarmaji yang prihatin terhadap kehidupan masyarakat yang cukup timpang dan menderita akibat keberadaan Belanda di Indonesia. Misalnya seperti mengamati betapa beratnya, bekerja membangun kereta api dapat menyebabkan sakit punggung. Dibandingkan kehidupannya yang bergelimangan harta dan kewewahan. Disisi ada seorang pangeran yang berkelimpahan segalanya, disisi lain abdi dhalem yang bekerja dengan gaji rendah. Ia merasakan ketidakpuasan hidup. Pangeran R.M Kudiarmaji hanya tau dan melihat kekecewaan-kekecewaan selama ini. Ia mulai mengembara ilmu dari para tokoh agama, untuk menemukan jawaban apa yang membuatnya hidupnya merasa tak puas.
Semakin mencari ia mulai mendekati jawaban atas segala keresahan menuju ketentraman jiwa. Ia sadar betapa kepemilikan materi menjadi penghambat untuk pencapaian sebuah kebahagiaan. Sejak itu, hatinya mengasihi orang lain, memberikan hartanya kepada orang lain secara cuma-cuma, misalnya memberikan kendaraannya kepada pengawalnya. Terkejutnya lagi, seorang yang berasal dari golongan keluarga kerajaan, kaya raya, menolak penobatan gelar pangeran.

Gagasan Kawruh Jiwa R.M Kudiarmaji


Gagasan Kawruh Jiwa R.M Kudiarmaji adalah gagasan tentang pencarian "kebahagiaan" atau "kebebasan Spiritual". Pertama dikenal dengan Kawruh Bedja, namun lebih serin dikenal dengan Kawruh Jiwa (KJ). KJ adala pengetahuan jiwa, ia juga berbicara tentang rasa. Ditekankan bahwa KJ bukanlah sebuah agama atau kepercayaan baru terhadap sesuatu, bukan belajar baik buruk, dan juga tidak ada keharusan untuk melakukan atau menolak sesuatu. Melainkan belajar mengenai jiwa dengan segala wataknya. Belajar hidup jujur, tulus, percaya diri (tatag), tenteram, tenang, penuh kasih sayang, hidup berdampingan dengan baik dan penuh rasa damai. Inti pelajaran KJ adalag belajar memahami diri sendiri secara tepat, benar, dan jujur sebagai bekal untuk memahami atau mengerti orang lain serta alam lingkungannya. Dengan begitu seseorang dapat hidup baik, damai dan bahagia.

Beberapa hal yang perlu dipahami untuk memahami mampu tidaknya seseorang hidup bermasyarakat secara sehat,

A. Karep lan Mulur-Mungkret

Karep (keinginan) punya watak mulur-mungkret (mengembang-menurun). Maksudnya, ketika keinginan seseorang telah tercapai, sikap konsisten seseorang terhadap keinginan tersebut akan mulur, ia akan menginginkan selebihnya lagi.  Dalam keseharian, orang-orang dapat menerapkan pengertian mulur-mungkret untuk mengatur keinginan agar tidak melampaui batas kemampuan atau bertindak melanggar norma-norma yang ada. Sebagai contoh, misal keinginaan seseorang untuk mempunyai onthel sudah terpenuhi, ia akan meminta lebih lagi dari pada onthel, seperti sepeda motor misalnya. 

Namun jika keinginan kedua itu tidak terpenuhi, secara alamiah mestinya keinginan seseorang dalam keadaan mungkret (menyusut), menerima dulu apa yang sudah dimiliki. Sehingga seseorang tidak merasa frustasi atau bahkan bertindak melampaui batas.

B. Karep lan Bungah-Susah (Keinginan dan gembira-susah)

Hidup punya dua dimensi bungah-susah. Ia tak dapat dihindari, akan terus mengikuti kehidupan manusia secara bergilir. Keduanya berjalan saling melengkapi dan berimbang. Tak ada kegembiraan yang terus menerus, sebalinya dengan kesedihan. Sehingga dalam hidup ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Hanya perlu sikap kelapangan dada untuk memahami hal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun