Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengantuk dan Akhirnya Tertidur di Tempat Umum. Siapa Berani?

11 September 2012   10:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:37 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1347351971352388158

[caption id="attachment_205162" align="aligncenter" width="531" caption="Ilustrasi Mengantuk (Doc: tegal-online.blogspot.com)"][/caption] Tulisan Mas Denis Guritno tentang Ngantuk ... {Tulisan Iseng Untuk Prof. Dr. Franz Magnis Suseno}, membuat saya jadi tergelitik untuk ikut menuliskannya. Walaupun sebenarnya, saya sudah ingin menuangkan tulisan mengenai Mengantuk atau bahkan Tertidur ini beberapa hari yang lalu, tapi momennya mungkin belum tepat. Heheheh, masih mencari-cari temanlah untuk meramaikannya. Dari tulisan mas Denis, ternyata dia pun ikut tertidur ketika mendengarkan perkuliahan dari Prof. Franz. Saya tidak tahu ini cerita beneran atau sekedar tulisan iseng saja, sesuai dengan judulnya. Semoga saja bener, yaa mas Denis, hehehhe. Namun, tak mengapalah saya pakai sebagai rujukan, karena bagi saya tidur adalah suatu hal yang manusiawi dan wajar. Cuma mungkin, masing-masing orang mempunyai anggapan yang lain karena melihat tempat dan kondisi atau momen nya. Akan tetapi ketika anak-anak sampai tertidur saat mendengarkan pidato Presiden pada Peringatan Hari Anak Nasional inilah yang akhirnya menimbulkan polemik. Apabila ditelisik lebih lanjut memang ada banyak penyebab kenapa anak-anak sampai tertidur. Entah karena mulainya yang molor, akhirnya anak-anak jadi kecapekan, atau karena anak-anak diharuskan bangun pagi-pagi untuk mempersiapkan acara ini. Mereka khan masih anak-anak dan mungkin tidak terbiasa untuk bangun pagi sekali, wajarlah kalau mereka kecapekan. Maka, pantaslah pada saat pidato berlangsung, anak-anak pun seperti dininabobokan, apalagi di tempat yang berAC. Kalau kita mau jujur, kasus orang mengantuk pada saat mendengarkan suatu pidato, ceramah, kuliah dan bahkan naik kendaraan pun, bukan suatu  rahasia umum lagi.  Jangankan anak-anak, anggota DPR saja banyak yang tertidur ketika mendengarkan pidato. Padahal mereka sudah digaji dengan uang rakyat dalam jumlah yang sangat besar. Begitu juga mahasiswa yang mengantuk pada saat mendengarkan perkuliahan juga tidak sedikit. Bahkan mengantuk pada acara pengajian, atau ceramah-ceramah keagamaan lainnya. Makanya, teguran itupun akhirnya menimbulkan banyak tanggapan dari berbagai kalangan, termasuk dari Komisi Perlindungan Anak. Salahkah mereka??? Menurut kisahnya mas Denis dengan Prof Franz, "silakan mengantuk dan tertidur, asal jangan mengorok. Takut mengganggu teman sebelahnya. Lebih baik tertidur 10-15 menit, habis itu badan terasa seger, daripada mendengarkan 1.5 jam tapi tidak tahu apa yang diomongkan." hehehhe, bener juga sih. Saya sendiri sering  merasa ngantuk sekali sekitar jam 7 an pagi, di saat anak saya sudah berangkat ke sekolah. Begitu rumah terasa sepi, tukang tempe dan tahu sudah lewat. Saya sudah selesai membaca berbagai koran online dan tentunya tidak ketinggalan blog keroyokan kita, Kompasiana. Tapi mata terasa  berat sekali dan tidak bisa dikompromi lagi, sementara saya seringnya sudah minum kopi jam 3 pagi. Karena saya bangun terus masak air dan minum kopi lebih dahulu, biar badan terasa segar untuk melakukan berbagai aktivitas selanjutnya. Hadeuh apa lagi yang bisa dipakai untuk menyegarkan mata? Yeah, akhirnya saya sengaja menidurkan sebentar barang 15-30 menit. Jadi setelah anak saya berangkat ke sekolah, rasanya tugas pertama saya sudah selesai. Untuk menanti tugas-tugas yang lainnya, saya perlu menambah energi dengan beristirahat. Khan perjalanan untuk sampai sore dan malam masih panjang. Lebih baik saya istirahat sebentar, habis itu badan menjadi  fresh lagi untuk melakukan berbagai kegiatan lainnya. Ini kegiatan rutin saya kalau tidak harus  pergi bekerja. Pernah juga sekali dink. Saya tertidur di busway dalam perjalanan pulang. Kebetulan saya dapat tempat duduk yang nyaman dan AC di busway juga sedang bagus pada saat itu. Yang seharusnya saya sudah turun, tapi karena tertidur akhirnya busway membawa saya ke pemberhentian terakhir di Ragunan. Saya kaget sekali setelah terbangun. Dimana ini? kok daerahnya terasa asing bagi saya. Setelah saya menanyakan kepada penumpang lain dimana daerah/lokasi sekarang kami berada, ho ho ho ho. Saya sampai di halte terakhir di Ragunan. Ha! hebat benar saya bisa tertidur pulas di busway. Akhirnya saya harus naik lagi untuk bisa sampai ke tujuan. Untung, saya naik busway, bagaimana kalau saya naik Metromini atau Kopaja. Ah! dasar orang Jawa biarpun ketiduran dan harus bayar lagi, masih juga merasa beruntung. Bagaimana tidak? Karena setelah saya terbangun, saya sehat dan selamat, khan harus saya syukuri kenikmatan yang luar biasa itu. Bagaimana menurut Anda? Sekedar intermezzo, karena sudah beberapa hari ini saya tidak bisa menulis. Biasa terlalu banyak kambing hitam yang akan dipakai sebagai alasan klasiknya, hehehhe. Manusia memang pintar  membuat alasan untuk sekedar justifikasi. Salam Semangat

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun