Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ada Manfaat Terselubung di Balik Upah yang Dibayar Per Jam

15 Oktober 2020   17:36 Diperbarui: 17 Oktober 2020   06:49 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inilah peserta seminar SMEs di Beijing, China (dokpri)

Saya termasuk salah seorang yang mendapatkan banyak manfaat dengan bekerja dibayar per jam. Sama seperti pak Irwan Rinaldi Sikumbang dalam tulisannya yang berjudul "Nasib Dosen Tidak Tetap yang "Ngamen" di Beberapa PTS". Saya pun mempunyai skenario yang sama. Bedanya saya bekerja hanya untuk 1 PTN. Mau mengajar di banyak universitas kasihan anak di rumah. 

Saya datang sesuai dengan jadwal mengajar yang diminta dan dibayarkan juga uang transportnya. Waktu itu saya ngamen di salah satu perguruan tinggi Islam  di Fakultas Ekonomi yang mereka punya. Ada dua program yang ada yaitu kelas regular dan kelas internasional. Kelas regular menggunakan bahasa Indonesia dan kelas internasional dengan menggunakan pengantar bahasa Inggris sebagai komunikasinya. Saya bekerja di PTN tersebut sekitar 2 tahun dan habis itu saya resign karena mau menemani anak  belajar untuk menghadapi Ujian Nasional. Jadi saya ingin mendampingi anak saya belajar.

Namun di balik gaji yang dibayar per jam itu, saya bisa mengikuti training yang dibuka untuk seluruh staff pengajar ekonomi di Indonesia. Waktu itu ada tawaran TOT (Training of Trainers) yang diadakan oleh US Department of Education untuk bidang Ekonomi yang dikenal dengan CEE of NY (Center of Economics Education). Training ini berjalan 4 minggu di 4 kota mulai dari Jakarta, Medan, Malang dan Bali.  Masing-masing lokasi bedanya sekitar 2 bulan. Jadi sekitar 2 bulan sekali kami berkumpul untuk mengikuti TOT ini. Karena yang mengundang adalah US Department of Education, maka pengantarnya adalah bahasa Inggris. Ada penerjemahnya yang mendampingi acara training ini. 

Yang mendaftar training ini lumayan banyak karena acara ini dibuka/ditawarkan ke seluruh perguruan tinggi di Indonesia, baik negeri maupun swasta. Kalau tidak salah yang mendaftar ada sekitar 645 orang, namun yang lolos sekitar 50 orang. Alhamdulillah, saya termasuk yang lolos dalam seleksi TOT tersebut. Saya yang kebetulan belum pernah menjelajah banyak kota di Indonesia seperti Medan dan Malang, merasa beruntung sekali bisa lolos dalam seleksi ini. Saya jadi bisa jalan-jalan ke banyak daerah karena mengikuti TOT yang notabene saya bekerja nya dibayar per jam. Saya tidak membayar sedikit pun untuk acara TOT ini, karena semua pembiayaan ditanggung oleh panitia.

Selama saya mengikuti acara training ini, praktis saya tidak bisa mengajar. Maka saya mengganti jam mengajarnya di hari yang lain. Dekan dan Ketua Jurusan pun mengijinkan. Lha saya mengikuti seleksi pun atas sepengetahuan mereka. Jadi tidak ada masalah saya absen di saat mengikuti acara TOT ini. 

Saat kami diajak jalan-jalan oleh panitia (dokpri)
Saat kami diajak jalan-jalan oleh panitia (dokpri)
Sayangnya pada saat training pada minggu terakhir (ke 4) yang diadakan di Bali, saya terpaksa membatalkan training ini, karena saya harus pergi ke Beijing, China selama 1 bulan untuk mengikuti seminar Small Medium Enterprises (SMEs) Development for Developing Countries, terutama untuk negara-negara di Asia Pasifik. Alhamdulillah, saya lolos lagi dalam seleksi seminar ini. Dua orang yang diundang dari Indonesia untuk mewakili acara ini, namun teman saya tidak bisa datang. Jadi saya sendiri akhirnya yang berangkat.

Selama di Beijing saya bertemu dengan teman-teman dari banyak negara berkembang di Asia Pasific. Ada yang dari Thailand, Philippines, Vietnam, Malaysia, Argentina, Mexico, Burma, dan banyak dari mereka yang berasal dari  negara di Eropa Timur. Bahasa pengantar yang dipakai adalah bahasa Inggris, walaupun ada pembicara yang menggunakan bahasa Mandarin, maka panitia menyediakan penerjemah dengan bahasa Inggris. Bagi saya yang belum pernah jalan-jalan ke China, tentunya kesempatan untuk bisa jalan-jalan ke Beijing sangat menyenangkan. Apalagi di sela-sela acara seminar ini, kami diajak jalan-jalan untuk mengelilingi kota Beijing dan kota lainnya.

sme-beijing1-5f880e20d541df5930125ff2.jpg
sme-beijing1-5f880e20d541df5930125ff2.jpg
Sungguh saya mendapatkan manfaat dengan bekerja yang digaji per jam. Mereka menyebutnya Staff Pengajar Honorer. Saya tidak perlu bekerja 8 jam sehari. Namun saya bekerja sesuai dengan jadwal yang diberikan. Habis mengajar dan urusan saya selesai, saya bisa pulang tanpa harus menunggu sampai sore. Kecuali kalau mereka mengundang saya untuk rapat, baru saya menunggu dan mengikuti rapat/meeting tersebut. Memang tugasnya tidak hanya di kampus untuk mengajar, tapi saya harus menyiapkan segala materi untuk mengajar, ulangan, bahan untuk ujian dan koreksi, semua saya lakukan di rumah. 

Jadi kalau saya tidak ada jadwal untuk mengajar, yaa saya menyibukkan diri mengurus bisnis sambil berselancar dan ngeblog. Sekaligus menemani anak belajar . Saya bekerja secara honorer ini,  justru merasa bisa memanfaatkan waktu dengan optimal. Bagi saya, ini merupakan suatu kenikmatan bisa memanfaatkan waktu dengan menggabungkan berbagai kegiatan tanpa merugikan yang lainnya.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun