Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menulis Itu Ketrampilan (Skill) atau Bakat (Talent)?

19 Juli 2020   12:05 Diperbarui: 19 Juli 2020   18:39 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Skill vs Talent (doc:drummersresource.com)

Jawabannya bisa berbeda untuk setiap orang. Tergantung pada individu masing-masing. Kalau saya yang tidak ada bakat dalam dunia tulis menulis, maka menulis itu ketrampilan yang perlu diasah. 

Jadi buat saya untuk bisa menulis ya, harus terus belajar dan praktek menulis (terus). Butuh waktu yang cukup lama untuk bisa menulis. Bahkan seringnya sudah ada semangat 45 saja, belum tentu bisa menghasilkan tulisan. 

Padahal sudah duduk di depan laptop, eh idenya tidak kunjung datang. Bisa juga idenya sudah ada, tapi blank ketika mau mengembangkannya. Jadi baru 1 paragraph terus berhenti. 

Itulah yang sering saya alami hingga sekarang. Makanya adanya alasan menulis itu "tidak mudah", yaa memang tidak mudah bagi saya. Ssssstttt saya sampai kaget ternyata ada banyak sekali draft di Kompasiana yang saya tulis sebagai sebagai catatan pendek,  karena tidak bisa melanjutkan ide untuk menuliskannya, alias buntu, hahahs

Maklum saya bergabung di Kompasiana sudah cukup lama, sekitar 10 tahun. Tapi yaah itu menulis masih belum menjadi kebutuhan, apalagi untuk menghasilkan 1 tulisan saja butuh waktu lama.  Saya mau coba untuk menuliskan apa yang ada di draft pelan-pelan atau menghapus saja semua karena topiknya sudah kadaluarsa. 

Namun bagi yang tidak punya bakat seperti saya,  jangan khawatir untuk tidak bisa menulis. Asal mau berusaha dan latihan (terus), maka tidak ada yang mustahil untuk bisa diraihnya. 

Itu yang menjadi prinsip saya. Cepat atau lambatnya seseorang menjadi trampil, tergantung juga pada individunya. Saya sendiri butuh waktu yang cukup lama untuk bisa menulis. Lucunya sampai sekarang saya belum mengaku terampil dalam menulis. Bagaimana mau terampil, kalau mau menulis saja  masih angot-angotan dan tergantung mood. 

Jadi kalau ada orang bilang saya "Tidak bisa menulis" itu wajar bagi saya, walaupun mereka sudah lulus perguruan tinggi. Menulis sebagai suatu  ketrampilan (skill) memang butuh latihan. 

Apalagi kalau menulis mau dijadikan hobi dan  profesi, tentu mereka harus menjadikan menulis itu sebagai kebiasaan yang dilakukan setiap hari. Bahkan menulis itu sudah menyatu dengan dirinya. Tidak peduli apa yang dipakai sebagai medianya. Bisa buku harian, smart phone, laptop, komputer dan lain-lain. 

Saya sendiri belum menjadikan  menulis  sebagai kebiasaan sehari-hari. Baru ingin menjadikan menulis sebagai hobi baru saya. Ternyata tidak mudah dan butuh waktu cukup lama. Makanya sering saya tidak menulis, bisa karena tidak ada ide atau buntu di tengah jalan. Walaupun orang bilang, ide bisa digali dari mana saja. Tapi tidak semudah itu untuk bisa menangkapnya lalu mengembangkannya

Bahkan tidak jarang orang mau mengikuti kursus dunia tulis menulis, karena menganggap ketrampilan menulis itu perlu dikembangkan. Saya termasuk salah satu  yang pernah mengikuti kursus dunia tulis menulis, karena saya kepingin bisa menulis. Eh sudah ikut kursus dan dianggap lulus dengan predikat yang baik, belum jaminan juga bisa menulis dengan lancar. Jadi menulis itu memang butuh latihan dan dibiasakan bagi yang tidak punya bakat. Tidak cukup hanya dinyatakan lulus dan punya sertifikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun