Mohon tunggu...
Nunung Rahayu
Nunung Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis...pembelajar

Wanita penyuka puisi....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Palsunya Cinta

24 Februari 2019   14:21 Diperbarui: 24 Februari 2019   14:55 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tut ... tut ... tut ... suara telepon yang terus menyambungkan berulang kali. Namun, tidak sekalipun ada jawaban. Entah ke mana sang empunya nomor telepon itu, sibuk atau memang sengaja tak mau menerima telepon dariku. Ah entahlah apa yang sebenarnya terjadi. Semua masalah seakan datang tiba-tiba tanpa adanya sebab .

Jalanan ramai ibu kota dan udara yang amat panas ditambah bising suara kendaraan, pikiranku semakin kacau. Jari tanganku sibuk dengan ponsel  dan terus berusaha menghubungi Irfan yang dari seminggu ini seolah menghilang. Masih saja tak  ada respon darinya, pesan yang kukirim ratusan kali pun hanya dibaca tanpa dibalas.

Kuhela napas berusaha menenangkan diri dan terus berjalan menuju kantor tempat aku bekerja. Setelah sampai di kantor segera mengambil minum dan duduk di ruanganku. Lima belas menit sisa waktu istirahat makan siang, masih ada waktu untuk sekadar menghilangkan lelah setelah berjalan dari rumah makan Padang yang terdapat di ujung perempatan. Tangan ini rasanya sangat gatal sekali ketika melihat ponsel di depanku. Ada rasa yang tak bisa kucerna sampai saat ini, mengapa tiba-tiba dia menghilang.

Waktu berjalan begitu lambat, setumpuk pekerjaan di meja tak membuatku nafsu untuk segera menyelesaikannya. Untuk menghilangkan kekacauan pikiran ini, kucoba menjelajahi media sosial. Akun facebook yang jarang sekali kubuka rupanya ada ratusan pemberitahuan. Satu per satu kubuka dan ada banyak sekali permintaan pertemanan. Namun, dari sekian banyak permintaan ada satu yang membuatku sangat penasaran. Sebuah akun yang menampilkan foto seorang wanita muda cantik dengan nama Arinta menyita perhatianku.

Sebelum menerima permintaan pertemannanya, aku telususri siapa wanita itu dari akunnya. Foto yang ditampilkan sangat banyak sekali, ada beberapa foto yang tak asing bagiku. Dilihat dari latar belakangnya, sepertinya bekerja di tempat yang sama dengan Irfan. Beberapa album telah berhasil kubuka dan ada satu album yang membuatku sangat terkejut dan berhasil melemaskan seluruh persendianku. Foto yang benar-benar telah menghancurkan perasaanku.

Tanpa pikir panjang, akun itu pun aku terima dan menunggu respon apa yang akan  dia lakukan setelah ini. Untuk mengalihkan pikiran dan perasaanku yang kacau ini, aku segera mengambil tumpukan pekerjaan yang ada di meja. Semua harus selesai hari itu juga. Lembur adalah pilihan terbaik untuk segera terbebas dari beban ini. untuk memberikan ruang di otak agar bisa berpikir bijak menyangkut masalah pribadi yang tengah aku hadapi. Alhasil hampir setengah duabelas malam semua selesai dan aku pulang membawa hati yang kacau.

Seminggu berlalu, tapi wanita itu belum juga menyapaku atau sekadar membuat status baru di dinding akunnya. Semakin penasaran apalagi Irfan tak kunjung dapat kuhubungi. Ingin sekali segera menyelesaikan semua ini apapun hasilnya. Namun, tak boleh aku gegabah.

***

Udara hari ini lebih panas dari biasanya, tumpukan dokumen yang harus kukerjakan menambah suasana semakin tak nyaman. Apalagi jam kerja telah usai, tapi masih ada satu dokumen yang harus aku selesaikan. Terpaksa aku harus lembur lagi.

 Dokumen dalam map merah pun aku buka dan pelajari, rupanya dari perusahaan di mana Irfan bekerja. Setelah selesai semua terbaca siapa yang bertanda tangan pada dokumen itu. Namanya Arinta Dewi, sama dengan akun FB yang aku terima waktu itu. Rupanya dia seorang manajer pemasaran di sana. Ya ... pantas saja ada foto dia dengan Irfan. Timbulah rasa was-was yang tak seperti biasanya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun