Mohon tunggu...
Neng Nunung
Neng Nunung Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger & Internet Marketers

Live, Sleep, Write

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Salahkah Mereka yang Memilih Agnostik atau Atheis?

12 Juni 2019   08:36 Diperbarui: 12 Juni 2019   11:28 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Iya mereka hanya sebagian kecil dari kita umat beragama di Indonesia. Tapi yang kecil itu entah mengapa mampu masuk ke ruang ruang dunia maya, ruang ruang kecil di sudut rumah dan sampai ke mata anak-anak kita. Bahkan sampai ke mata kita. Dan itulah wajah umat beragama yang akhirnya terekam oleh banyak dari kita atau bahkan orang di luar sana. 

Wajah-wajah tanpa kedamaian itulah yang mungkin mereka yang keimanannya setipis rambut lantas jengah dan goyah. Mungkin mereka beranya dalam hati, atau bahkan berdialog dengan pikiran liar mereka, mencari tahu jawaban atas keresahan hati mereka dari berbagai sumber informasi yang mungkin mereka belum bisa memvalidasinya. Salahkah mereka yang kemudian menjadi jengah menganut agama jika wajah umat beragamanya seperti yang mereka saksikan itu? Menurut saya tidak. Lantas siapa yang salah? Entah. Mungkin mereka yang menggunakan jubah agama tidak untuk menebarkan kebaikan dan perdamaian tetapi permusuhan dan kebencian. Mungkin juga salah kita karena memiliki ilmu yang dangkal tentang agama. 

Lantas apa yang bisa kita lakukan? 

Yang pasti membekali anak dengan bekal ilmu agama yang benar sedini mungkin, memberitahukan kepada mereka mana yang baik dan buruk, enar dan salah, boleh dan tidak dilakukan. Semuanya berawal dari diri kita sendiri. Bagaimana menunjukkan wajah kedamaian sebagai umat beragama pada diri kita. Tunjukkan itu kepada orang-orang di sekitar kita. Menularkan kebaikan ke sebanyak mungkin orang. Memberikan contoh terbaik bahwa kita umat beragama saling membantu, saling menjaga, saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Jika masih ada yang menyebarkan kebencian dan permusuhan pastikan itu bukan kita. Persempit ruang gerak mereka yang memang ingin dikenal berwajah tak ramah itu. Jangan ikut menyebarkan kebencian dan permusuhan. 

Alih-alih kita memaksa mereka yang telah menjadi agnostik dan atheis untuk kembali ke jalan yang "benar". Tapi kita bisa menunjukkan ke mereka wajah kebaikan dan perdamaian kepada mereka dan biarkan semua kebaikan yang kita tunjukkan mengetuk hati mereka. Tetap membersamai mereka dalam proses dan jalan kehidupan tanpa menepikan mereka. Karena kita tidak pernah tahu hidayah akan datang pada mereka kapan dan dari arah mana. 

Salam

Neng Nunung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun