Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

7 Profesi Yang Tak Tergantikan AI, Meski Teknologi Semakin Pesat

24 September 2025   06:46 Diperbarui: 24 September 2025   06:46 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ragam profesi (Sumber: freepik/atlascompany)

6. Pekerja Sosial dan Aktivis

Pekerja sosial hadir di tengah masyarakat untuk membantu mereka yang paling rentan. Aktivis turun langsung ke lapangan, membela hak-hak yang terpinggirkan. 

Peran ini tidak bisa digantikan oleh mesin, sebab menyangkut rasa kemanusiaan, kepedulian, dan aksi nyata yang tulus. AI bisa menjadi alat pendukung, tetapi bukan pengganti kepedulian manusia.

7. Pekerja dengan Keahlian Manual

Banyak pekerjaan lapangan menuntut keterampilan tangan, improvisasi, serta pengalaman langsung. Tukang bangunan, montir, petani, hingga chef adalah contoh profesi yang tidak bisa digantikan sepenuhnya oleh teknologi. 

Mesin bisa membantu, tetapi keahlian manual yang mengandalkan insting dan fleksibilitas manusia tetap dibutuhkan.

Kecerdasan buatan memang menghadirkan perubahan besar dalam dunia kerja. Namun, tidak semua profesi bisa digantikan begitu saja. Pekerjaan yang melibatkan empati, kreativitas, intuisi, serta nilai kemanusiaan akan selalu abadi.

Alih-alih takut, sebaiknya kita memandang AI sebagai mitra kerja yang memperkuat kinerja, bukan sebagai ancaman. Dengan begitu, teknologi justru akan memperluas potensi, sementara profesi yang tak tergantikan akan terus menjadi penopang peradaban.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun